Vaksinasi Babi Dimulai dari Desa Jagapati
MANGUPURA, NusaBali.com – Vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk babi di Kabupaten Badung dimulai. Wilayah perdana yang disasar adalah Banjar Jabejero di Desa Jagapati, Kecamatan Abiansemal yang dinilai representatif bagi peternakan babi.
“Kenapa Jagapati yang pertama, karena sebelumnya sudah dilakukan sosialisasi (soal vaksinasi PMK) dan jumlah ternaknya cukup banyak,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kabupaten Badung, I Wayan Wijana, saat dihubungi, Selasa (20/9/2022) siang.
Berdasarkan data dari Disperpa Kabupaten Badung, di Desa Jagapati terdapat 2.500 ekor babi yang diternakkan oleh masyarakat. Untuk Banjar Jabejero sendiri, menurut data sementara dari Kelihan Dinas Banjar Jabejero, I Gede Raka, terdapat 1.355 ekor babi yang sudah didaftarkan warga banjar hingga Senin (19/9/2022).
Dikatakan sementara lantaran masih ada beberapa warga yang belum mendaftarkan jumlah babi yang mereka ternakkan. “Ini datanya di banjar saya saja, belum termasuk penambahan pendaftar yang belum terdata,” kata Raka ketika ditemui di Kantor Perbekel Jagapati, Jalan Nagasari nomor 8 di Banjar Jabejero, Selasa siang.
Kata Wijana selaku Kadisperpa Kabupaten Badung, realisasi vaksinasi PMK untuk babi di tengah proses realisasi vaksinasi untuk sapi yang masih berjalan merupakan bentuk pencegahan yang lebih jauh. Babi adalah hewan berkaki belah lainnya yang berpotensi menyebarkan virus PMK.
Di samping itu, lanjut Wijana, sebelum diterbitkan Surat Edaran Satuan Tugas PMK Nomor 6 Tahun 2022 tentang Lalu Lintas Hewan dan Produk Hewan Rentan Berbasis Kewilayahan pada 16 September 2022 lalu, salah satu syarat pengiriman babi keluar wilayah Provinsi Bali adalah sudah mendapatkan vaksin.
“Meskipun syarat tersebut sudah tidak berlaku lagi, kami tetap melakukan vaksinasi untuk memberikan rasa aman bagi pembeli maupun peternak yang khawatir ternaknya terkena PMK,” ujar mantan Kepala Bagian Organisasi Setda Kabupaten Badung ini.
Sementara Koordinator Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Badung, Kadek Jaya, saat ditemui Selasa siang menyambut baik langkah pemerintah untuk melakukan vaksinasi terhadap babi yang berpotensi menyebarkan virus PMK 3000 kali lebih kuat dari pada sapi.
“Proses vaksinasi ini terbantu realisasinya cukup cepat hingga 900 dosis kemarin (Senin) karena peternak itu masih trauma dengan kasus ASF (African Swine Fever), sehingga respons peternak lebih cepat di PMK ini,” jelas Jaya ketika ditemui di kediamannya di wilayah Banjar Jabejero, Selasa siang.
Namun, Jaya juga mengakui bahwa beberapa peternak khususnya di Banjar Jabejero masih kurang memahami manfaat vaksin sehingga realisasi vaksinasi belum bisa mencapai 100 persen. Selain itu, penentuan jadwal vaksinasi pun, kata Jaya, perlu dimatangkan lagi sehingga baik vaksinator maupun peternak bisa berkoordinasi dengan lebih baik.
Hasil penelusuran NusaBali.com, vaksin yang merupakan bantuan pemerintah pusat untuk percepatan pembebasan Pulau Bali dari virus PMK tersebut bermerek Aftogen® Oleo buatan perusahaan bioteknologi Argentina, Biogénesis Bagó.
Dalam satu ampul vaksin tersebut berisi 50 mililiter cairan vaksin PMK monovalen, di mana strain yang digunakan sebagai bahan vaksin adalah tipe O1/Campos. Satu ampul cairan vaksin tersebut dapat digunakan untuk 25 dosis suntikan.
Di pasaran global, vaksin ini dibanderol mulai dari USD 10,00 atau jika dirupiahkan berada di kisaran Rp 150.000. Berdasarkan data pada kemasannya, vaksin ini di wilayah Asia Tenggara baru hanya diimpor oleh Vietnam. *rat
Komentar