Denpasar Jadi Uji Coba Kompor Listrik
JAKARTA, NusaBali
Kementerian ESDM menyatakan uji coba konversi LPG 3 kg ke kompor listrik 1.000 watt akan dilakukan secara gratis.
Bahkan, gratis pembagian kompor akan dilakukan sampai dengan pelaksanaan program konversi. Dengan kepastian ini, ia mengatakan kompor akan diberikan ke masyarakat secara gratis.
"Iya gratis lah, kan namanya masih uji coba ini. Dan juga nanti pas implementasikan pasti gratis. Dulu juga kan gratis waktu bagi LPG dengan kompornya. Kira-kira kita juga akan mirip seperti itu," kata Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana kepada CNNIndonesia.com, Senin (19/9) kemarin.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah melakukan uji coba konversi gas LPG 3 kilogram (kg) ke kompor listrik 1.000 watt. Dadan mengatakan uji coba itu baru dilakukan di tiga kota. Kota itu adalah Denpasar, Solo dan satu lainnya di Sumatera.
"Iya betul, sedang diuji coba oleh PLN di Denpasar, Solo dan disiapkan di salah satu kota di Sumatera. Ini uji coba untuk melihat keberterimaan masyarakat sekaligus mempelajari aspek keteknikannya, misalkan berapa kapasitas daya tungku yang cocok.," katanya.
Dadan pun menuturkan proses uji coba ini juga akan melihat kapasitas kompor yang tepat. Dengan begitu, masyarakat akan lebih nyaman dalam memasak.
Ia pun menjelaskan saat ini yang sedang diuji coba adalah kompor listrik dua tungku dengan kapasitas 1.000 watt. "Uji coba ini dilakukan oleh PLN, jadi dibuatkan jaringan khusus di rumah untuk kompor," jelas Dadan.
Sebelumnya, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan negara bisa hemat Rp10,21 triliun per tahun bila 15,3 juta pengguna LPG 3 kg beralih ke kompor induksi atau listrik. Ia menyebut penghematan ini berasal dari pengurangan impor LPG yang terjadi akibat peralihan tersebut. Oleh sebab itu, ia berharap program ini bisa segera diimplementasikan.
Ia menambahkan bila program ini terlaksana, PLN menargetkan bisa menggaet 300 ribu pelanggan konversi ke kompor listrik tahun ini. Lalu, jumlah itu ia targetkan bisa bertambah menjadi 5-10 juta pelanggan per tahun dan 15,3 juta pada 2028.
"Ini manfaat program konversi kompor induksi sesuai arahan kabinet terbatas oleh Menko Airlangga. Jadi ini program pemerintah sebagai suatu energi strategi dan policy," kata jelas Darmawan.
Sementara, simulasi kedua berdasarkan paparan Darmo, jika masyarakat yang beralih ke kompor listrik lebih banyak atau bisa mencapai 69,4 juta pada 2028, negara hemat lebih besar lagi hingga Rp44 triliun per tahun.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, tidak ada penghapusan atau pengalihdayaan pelanggan listrik dengan daya 450 Volt Ampere (VA). Jokowi juga memastikan, daya listrik 450 VA tidak akan dinaikkan menjadi 900 VA.
"Tidak ada penghapusan untuk daya listrik 450 VA tidak ada juga perubahan dari 450 VA ke 900 VA, tidak ada, enggak pernah, enggak pernah bicara seperti itu," kata Jokowi di Gerbang Tol Gabus, Jalan Sriamur, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Selasa (20/9).
Jokowi mengingatkan agar isu penghapusan daya listrik tersebut tidak membuat masyarakat resah. "Tidak ada perubahan dari 450 VA ke 900 VA, enggak ada, jangan sampai yang di bawah resah karena soal itu," ucap dia dikutip dari Kompas.com. *
"Iya gratis lah, kan namanya masih uji coba ini. Dan juga nanti pas implementasikan pasti gratis. Dulu juga kan gratis waktu bagi LPG dengan kompornya. Kira-kira kita juga akan mirip seperti itu," kata Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana kepada CNNIndonesia.com, Senin (19/9) kemarin.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah melakukan uji coba konversi gas LPG 3 kilogram (kg) ke kompor listrik 1.000 watt. Dadan mengatakan uji coba itu baru dilakukan di tiga kota. Kota itu adalah Denpasar, Solo dan satu lainnya di Sumatera.
"Iya betul, sedang diuji coba oleh PLN di Denpasar, Solo dan disiapkan di salah satu kota di Sumatera. Ini uji coba untuk melihat keberterimaan masyarakat sekaligus mempelajari aspek keteknikannya, misalkan berapa kapasitas daya tungku yang cocok.," katanya.
Dadan pun menuturkan proses uji coba ini juga akan melihat kapasitas kompor yang tepat. Dengan begitu, masyarakat akan lebih nyaman dalam memasak.
Ia pun menjelaskan saat ini yang sedang diuji coba adalah kompor listrik dua tungku dengan kapasitas 1.000 watt. "Uji coba ini dilakukan oleh PLN, jadi dibuatkan jaringan khusus di rumah untuk kompor," jelas Dadan.
Sebelumnya, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan negara bisa hemat Rp10,21 triliun per tahun bila 15,3 juta pengguna LPG 3 kg beralih ke kompor induksi atau listrik. Ia menyebut penghematan ini berasal dari pengurangan impor LPG yang terjadi akibat peralihan tersebut. Oleh sebab itu, ia berharap program ini bisa segera diimplementasikan.
Ia menambahkan bila program ini terlaksana, PLN menargetkan bisa menggaet 300 ribu pelanggan konversi ke kompor listrik tahun ini. Lalu, jumlah itu ia targetkan bisa bertambah menjadi 5-10 juta pelanggan per tahun dan 15,3 juta pada 2028.
"Ini manfaat program konversi kompor induksi sesuai arahan kabinet terbatas oleh Menko Airlangga. Jadi ini program pemerintah sebagai suatu energi strategi dan policy," kata jelas Darmawan.
Sementara, simulasi kedua berdasarkan paparan Darmo, jika masyarakat yang beralih ke kompor listrik lebih banyak atau bisa mencapai 69,4 juta pada 2028, negara hemat lebih besar lagi hingga Rp44 triliun per tahun.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, tidak ada penghapusan atau pengalihdayaan pelanggan listrik dengan daya 450 Volt Ampere (VA). Jokowi juga memastikan, daya listrik 450 VA tidak akan dinaikkan menjadi 900 VA.
"Tidak ada penghapusan untuk daya listrik 450 VA tidak ada juga perubahan dari 450 VA ke 900 VA, tidak ada, enggak pernah, enggak pernah bicara seperti itu," kata Jokowi di Gerbang Tol Gabus, Jalan Sriamur, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Selasa (20/9).
Jokowi mengingatkan agar isu penghapusan daya listrik tersebut tidak membuat masyarakat resah. "Tidak ada perubahan dari 450 VA ke 900 VA, enggak ada, jangan sampai yang di bawah resah karena soal itu," ucap dia dikutip dari Kompas.com. *
Komentar