CT Scan RSU Bangli Rusak
RSU Bangli kerja sama dengan pihak ketiga untuk penyediaan alat CT Scan.
BANGLI, NusaBali
Computerized Tomography (CT) Scan di Rumah Sakit Umum (RSU) Bangli tidak berfungsi sejak 1 September 2022. Hasil pemeriksaan alat, ada kerusakan pada komponen tabung. Pasca kerusakan alat, pasien yang memerlukan layanan CT Scan dirujuk ke RSUD Klungkung atau RSUD Sanjiwani, Gianyar.
Wakil Direktur Penunjang Sarana dan Prasarana RSU Bangli, dr Wayan Pariasta saat dikonfirmasi membenarkan CT Scan mengalami kerusakan sejak 1 September lalu. RSU Banglimenjalin kerja sama dengan RSUD Klungkung dan RSUD Sanjiwani, Gianyar untuk rujukan parsial maupun rujukan penuh bagi pasien yang memerlukan layanan CT Scan. “Setelah pemeriksaan CT Scan di rumah sakit rujukan, pasien kembali ke RSU Bangli,” ungkap dr Wayan Pariasta, Rabu (21/9). Dikatakan, saat normal, dalam sehari sebanyak 10 hingga 20 pasien mendapat tindakan lewat CT Scan di RSU Bangli.
Pasca kerusakan CT Scan, pasien emergency akan dirujuk ke RSUD Klungkung maupun RSUD Sanjiwani. Pasien dengan kondisi masih stabil, menunggu proses penjadwalan. “RSUD Klungkung maupun RSUD Sanjiwani juga melayani pasiennya. Begitu perlu penanganan pemeriksaan CT Scan, kami langsung koordinasikan,” ujar dr Wayan Pariasta. Selain rujukan parsial ada juga rujukan penuh, yakni pasien ditangani langsung di RSUD Klungkung atau RSUD Sanjiwani. “Contohnya pasien dengan cidera kepala. Selain CT Scan, pasien tersebut langsung mendapat perawatan di RS rujukan,” jelas dr Wayan Pariasta.
Terkait perbaikan CT Scan, dr Pariasta menjelaskan RS Bangli bekerja sama dengan PT Meditrans. Dalam klausul perjanjian, jika terjadi kerusakan akibat komponen yang rusak jadi tanggung jawab penyedia. Tim teknisi PT Meditrans sudah turun melakukan pengecekan, hasilnya terjadi kerusakan pada komponen tabung CT Scan. “Kami masih menunggu konfirmasi lebih lanjut dari penyedia terkait perbaikan alat tersebut. CT Scan hampir 1,5 tahun difungsikan di RSU Bangli,” beber dr Wayan Pariasta.
Menurutnya CT Scan dengan spesifikasi paling rendah dengan harga Rp 12 miliar. Biaya perawatan kisaran Rp 2 miliar lebih per tahun. Mempertimbangkan kondisi tersebut, maka RS Bangli menjalin kerja sama dengan pihak ketiga. Dengan kerja sama ini, ada bagi hasil yakni 35 persen untuk RSU Bangli dan 65 persen untuk pemilik alat. “Hampir sebagian besar rumah sakit pemerintah melakukan kerja sama dengan pihak ketiga untuk penyedian alat CT Scan,” jelas dr Wayan Pariasta. *esa
Wakil Direktur Penunjang Sarana dan Prasarana RSU Bangli, dr Wayan Pariasta saat dikonfirmasi membenarkan CT Scan mengalami kerusakan sejak 1 September lalu. RSU Banglimenjalin kerja sama dengan RSUD Klungkung dan RSUD Sanjiwani, Gianyar untuk rujukan parsial maupun rujukan penuh bagi pasien yang memerlukan layanan CT Scan. “Setelah pemeriksaan CT Scan di rumah sakit rujukan, pasien kembali ke RSU Bangli,” ungkap dr Wayan Pariasta, Rabu (21/9). Dikatakan, saat normal, dalam sehari sebanyak 10 hingga 20 pasien mendapat tindakan lewat CT Scan di RSU Bangli.
Pasca kerusakan CT Scan, pasien emergency akan dirujuk ke RSUD Klungkung maupun RSUD Sanjiwani. Pasien dengan kondisi masih stabil, menunggu proses penjadwalan. “RSUD Klungkung maupun RSUD Sanjiwani juga melayani pasiennya. Begitu perlu penanganan pemeriksaan CT Scan, kami langsung koordinasikan,” ujar dr Wayan Pariasta. Selain rujukan parsial ada juga rujukan penuh, yakni pasien ditangani langsung di RSUD Klungkung atau RSUD Sanjiwani. “Contohnya pasien dengan cidera kepala. Selain CT Scan, pasien tersebut langsung mendapat perawatan di RS rujukan,” jelas dr Wayan Pariasta.
Terkait perbaikan CT Scan, dr Pariasta menjelaskan RS Bangli bekerja sama dengan PT Meditrans. Dalam klausul perjanjian, jika terjadi kerusakan akibat komponen yang rusak jadi tanggung jawab penyedia. Tim teknisi PT Meditrans sudah turun melakukan pengecekan, hasilnya terjadi kerusakan pada komponen tabung CT Scan. “Kami masih menunggu konfirmasi lebih lanjut dari penyedia terkait perbaikan alat tersebut. CT Scan hampir 1,5 tahun difungsikan di RSU Bangli,” beber dr Wayan Pariasta.
Menurutnya CT Scan dengan spesifikasi paling rendah dengan harga Rp 12 miliar. Biaya perawatan kisaran Rp 2 miliar lebih per tahun. Mempertimbangkan kondisi tersebut, maka RS Bangli menjalin kerja sama dengan pihak ketiga. Dengan kerja sama ini, ada bagi hasil yakni 35 persen untuk RSU Bangli dan 65 persen untuk pemilik alat. “Hampir sebagian besar rumah sakit pemerintah melakukan kerja sama dengan pihak ketiga untuk penyedian alat CT Scan,” jelas dr Wayan Pariasta. *esa
1
Komentar