Dari Luar Terlihat Terbengkalai, Galeri Seni Ini Ternyata Dipenuhi Koleksi Antik
DENPASAR, NusaBali.com – Ketika melintasi Jalan Bypass Ngurah Rai Denpasar di daerah Suwung Kangin, Desa Sidakarya menuju arah Kawasan Sanur, banyak dijumpai bangunan yang terkesan ‘mati’ di sisi kiri jalan. Satu di antaranya adalah galeri seni Aneh-Aneh Arts.
Berada tepat di depan Roxy Sanur Arcades, Jalan Bypass Ngurah Rai nomor 750, galeri seni ini terlihat rusak dan terbengkalai. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di bangunan yang didominasi kerajinan ‘absurd’ berbahan kayu itu.
Atap bangunan sudah banyak yang copot, hasil kerajinan ditata berantakan, banyak rupa-rupa aneh mulai dari barang antik hingga boneka Teddy Bear berbahan kayu.
Begitu menginjakkan kaki hingga ke area depan galeri outdoor itu, terlihat desir-desir kehidupan. Ada pria paruh baya yang ternyata sedang membuat bingkai lampu dari kayu berbentuk silinder.
Pria itu adalah Hadi Harjono, 43, seorang perajin di Aneh-Aneh Arts yang ditugaskan menjaga bangunan tersebut sampai berpindah tangan.
Kata Hadi, bangunan milik pencinta kerajinan antik dan nyeleneh, Tjia Kie Hong asal Malang, Jawa Timur itu sepi pengunjung sejak pandemi Covid-19 melanda, dan kurang terawat sejak saat itu.
Kini bangunan tersebut sudah terpasang spanduk perusahaan agen properti, menunggu ada pihak yang tertarik mengontrak lahan tersebut.
“Di sini sudah dari tahun 2018 terus kena Covid, sekarang mau dikontrakkan,” ungkap Hadi, Kamis (22/9/2022) siang.
Menurut pria yang sudah bekerja degan Tjie Kie Hong selama lebih dari 10 tahun ini, galeri seni barang-barang nyeleneh ini sempat menjadi favorit wisatawan asing pada tahun 2018-2019.
Saking favoritnya, kata Hadi, kala itu mobil-mobil pengunjung parkir berjejer di bahu jalan.
“Ini memang favoritnya bule-bule, ada dari Italia, Prancis, dari Eropa sana, mereka memang suka kerajinan yang seperti ini,” ujar Hadi.
Kesukaan turis terhadap barang-barang nyeleneh ini ditunjukkan dengan kebiasaan nyeleneh juga, seperti tidak perlu difinishing, lebih suka dengan kondisi alami kayu baik itu lapuk, kotor, berdebu, terlihat kuna, dan hal-hal aneh lainnya layaknya nama galeri ini.
“Dulu sempat saya coba bersihkan, malah dilarang sama mereka. Terus, saya rendam di lumpur, mereka malah senang,” ujar Hadi heran.
Selain barang-barang antik berukuran kecil, di galeri ini sebelumnya sempat dipenuhi patung berukuran raksasa dan kuna koleksi sang pemilik. Karena keberadaan koleksi itu, Hadi dan lebih dari 50 orang yang pernah bekerja di galeri tersebut pun tidak berani tinggal lama-lama di tempat ini pada malam hari.
Kini tempat yang sempat ramai dengan kunjungan turis ini, terlihat lusuh dengan debu dan kerusakan pada bangunannya, juga akar pohon semak yang menusuk dinding dari atas bangunan.
Bukannya memperburuk tetapi justru menambah daya tarik dan kesan vintage. Ditambah lagi dengan hasil kerajinan berbentuk aneh yang masih tersebar di area bangunan tersebut.
“Bos saya memang suka sama yang horor-horor, sekarang beliau tinggal di Ubud,” tandas Hadi. *rat
Komentar