Pengusaha Penggilingan Padi Kesulitan Solar
BANGLI, NusaBali
Sejak harga Bahan Bakar Minyak (BBM) naik, pengusaha penggilingan padi kesulitan mendapatkan solar.
Meski sudah mendapatkan surat rekomendasi dari Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli, namun tak menjamin bisa beli solar di SPBU. Menurut pengusaha selip padi, pemegang surat rekomendasi mendapatkan jatah solar sebanyak 400 liter per bulan.
Salah seorang pemilik selip padi, Dewa Bayu mengaku sejak sepekan lalu kesulitan mendapatkan solar. Sehari bisa habiskan solar sekitar 50-60 liter. Harga solar Rp 6.800 per liter. Dewa Bayu juga sudah mengantongi surat rekomendasi dari Dinas PKP Bangli. “Pemilik penggilingan padi yang telah kantongi rekomendasi dapat jatah pembelian solar 400 liter per bulan,” ungkap Dewa Bayu, Senin (26/9). Pemilik selip padi asal Banjar Tambahan Bakas, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku ini menjelaskan, jatah 400 liter solar bukan berarti langsung dapat solar sesuai kuota, namun pembelian bertahap. Sekali pembelian hanya 50 liter.
Saat ini di SPBU tidak ada pasokan solar. Alhasil, pengusaha selip padi kelimpungan akibat nihil solar. “Kelangkaan solar disebabkan SPBU belum dapat kiriman solar dari Pertamina,” kata Dewa Bayu. Dijelaskan, sesuai surat rekomendasi, lokasi pembelian solar sudah ditentukan. Contohnya rekomendasi di SPBU Cempaga, pemegang surat rekomendasi tidak bisa menggunakan surat itu di SPBU lain. Dia berharap dalam rekomendasi pembelian solar tidak menunjuk satu SPBU, begitu juga untuk pembelian sesuai kuota bisa diambil sekaligus atau dua kali. “Di Bangli ada beberapa SPBU yang melayani pembelian solar, ketika SPBU ditunjuk tidak ada solar, kami tidak bisa beli di tempat lain. Kami berharap pembelian solar bisa dimana saja,” harap Dewa Bayu.
Para pemilik penggilingan padi sudah bertemu dengan Dinas PKP Bangli. “Hari ini (Senin) kami sudah ada pertemuan, mudah-mudahan ada solusi,” harap dewa Bayu. Akibat tidak ada pasokan solar, Dewa Bayu terpaksa beralih menggunakan bahan bakar Dexlite yang harganya lebih mahal dari solar yakni Rp 17.000 per liter. Sedangkan upah penggilingan padi hanya 1 kilogram beras. “Untuk 10 kilogram beras kami dapat bagian 1 kilogram beras,” jelas Dewa Putu. Jika pasokan solar normal, Dewa Bayu bisa menggiling padi sebanyak 1 ton dalam sehari. *esa
Komentar