90% 'Startup' di Indonesia Gagal Berkembang
JAKARTA, NusaBali
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan penyebab 90 persen startup atau perusahaan rintisan gagal saat merintis bisnisnya.
Ia mengingatkan pentingnya untuk melihat kebutuhan pasar sebelum memulai bisnis startup. Hal ini sangat penting sebagai cikal bakal startup berkembang dan bertumbuh menjadi ekosistem yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Hati-hati, 80 persen sampai 90 persen startup gagal saat merintis, karena tidak melihat kebutuhan pasar yang ada,” kata Jokowi dalam pembukaan BUMN Startup Day di ICE BSD, seperti dilansir Kompas.com, Senin (26/9).
Jokowi mengungkapkan, selain startup harus memulai bisnis dengan menjawab kebutuhan masyarakat, startup juga harus memastikan dana yang ada untuk mendorong pengembangan bisnisnya.
“Startup itu berangkatnya harus dari kebutuhan pasar yang ada itu apa. Startup gagal merintis, juga karena kehabisan dana,” kata dia.
Jokowi menekankan pentingnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menjalankan fungsinya dalam mendorong ekosistem pada startup. Selain itu, dia juga menekankan pentingnya venture capital dalam memastikan pendanaan startup.
“Ini nantinya fungsi venture capital, dan fungsinya BUMN agar ekosistem besar yang ingin bisa saling sambung semuanya, dan terdampingi dengan baik, agar tidak gagal untuk masuk ke pasar atau (bisa) mendapat peluang yang ada di negara kita,” kata Jokowi.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, sesuai dengan pesan Presiden Jokowi, ekonomi digital akan menjadi salah satu pertumbungan ekonomi Indonesia. Dengan demikian, Erick memperkirakan di tahun 2030 ekonomi digital di Indonesia akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dengan nilai Rp 4.500 triliun, atau 40 persen dari total ekonomi di Asia Tenggara.
Momentum ini juga bersamaan dengan mayoritas penduduk muda, sekarang 54 persen populasi adalah masyarakat dengan usia di bawah 35 tahun.
“Artinya Indonesia punya market yang besar dan potensi menjadi sebuat kesinambungan antara ekonomi digital dan sumber daya manusianya ini tidak bisa terelakkan lagi,” tegas Erick.
Erick mengungkapkan, saat ini BUMN memiliki venture capital yang sudah berinvestasi di 336 startup melalui Merah Putih Fund.
Adapun beberapa perusahaan yang bisa mendapat pendanaan dari Merah Putih Fund yakni startup yang memiliki founder orang Indonesia, perusahaan yang beroperasi di Indonesia, dan bayar pajak di Indonesia, serta prioritas go public di Indonesia.
“Di BUMN Startup Day ini kita coba mebdorong BUMN untuk mulai dekat dengan startup. Kita minta BUMN tidak langsung berinvestasi, tapi harus ada pendampingan dengan para venture capital di BUMN,” ucap dia. *
“Hati-hati, 80 persen sampai 90 persen startup gagal saat merintis, karena tidak melihat kebutuhan pasar yang ada,” kata Jokowi dalam pembukaan BUMN Startup Day di ICE BSD, seperti dilansir Kompas.com, Senin (26/9).
Jokowi mengungkapkan, selain startup harus memulai bisnis dengan menjawab kebutuhan masyarakat, startup juga harus memastikan dana yang ada untuk mendorong pengembangan bisnisnya.
“Startup itu berangkatnya harus dari kebutuhan pasar yang ada itu apa. Startup gagal merintis, juga karena kehabisan dana,” kata dia.
Jokowi menekankan pentingnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menjalankan fungsinya dalam mendorong ekosistem pada startup. Selain itu, dia juga menekankan pentingnya venture capital dalam memastikan pendanaan startup.
“Ini nantinya fungsi venture capital, dan fungsinya BUMN agar ekosistem besar yang ingin bisa saling sambung semuanya, dan terdampingi dengan baik, agar tidak gagal untuk masuk ke pasar atau (bisa) mendapat peluang yang ada di negara kita,” kata Jokowi.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, sesuai dengan pesan Presiden Jokowi, ekonomi digital akan menjadi salah satu pertumbungan ekonomi Indonesia. Dengan demikian, Erick memperkirakan di tahun 2030 ekonomi digital di Indonesia akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dengan nilai Rp 4.500 triliun, atau 40 persen dari total ekonomi di Asia Tenggara.
Momentum ini juga bersamaan dengan mayoritas penduduk muda, sekarang 54 persen populasi adalah masyarakat dengan usia di bawah 35 tahun.
“Artinya Indonesia punya market yang besar dan potensi menjadi sebuat kesinambungan antara ekonomi digital dan sumber daya manusianya ini tidak bisa terelakkan lagi,” tegas Erick.
Erick mengungkapkan, saat ini BUMN memiliki venture capital yang sudah berinvestasi di 336 startup melalui Merah Putih Fund.
Adapun beberapa perusahaan yang bisa mendapat pendanaan dari Merah Putih Fund yakni startup yang memiliki founder orang Indonesia, perusahaan yang beroperasi di Indonesia, dan bayar pajak di Indonesia, serta prioritas go public di Indonesia.
“Di BUMN Startup Day ini kita coba mebdorong BUMN untuk mulai dekat dengan startup. Kita minta BUMN tidak langsung berinvestasi, tapi harus ada pendampingan dengan para venture capital di BUMN,” ucap dia. *
1
Komentar