Komunitas Parekraf di Bali Diajak Sukseskan KTT G20
MANGUPURA, NusaBali
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengajak komunitas pariwisata dan ekonomi kreatif yang ada di Bali untuk dapat menyukseskan kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada November mendatang.
Sekretaris Kemenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani dalam dalam keterangan resmi yang diterima di Kabupaten Badung, Bali, Senin mengatakan untuk menyukseskan G20, Kemenparekraf tidak bisa berjalan sendiri dan perlu ada dukungan dari stakeholders salah satunya komunitas yang memegang peran yang sangat penting dalam pembangunan pariwisata di masa depan.
"Komunitas dapat menjadi kepanjangan tangan dari pemerintah. Dan menjadi media ampuh dalam strategi penyampaian informasi. Untuk itu, kita dapat memperkuat sektor parekraf dari sisi komunitas dan juga UMKM agar mampu menjadi agent of change atau local champion dalam mendorong pemulihan ekonomi," ujarnya seperti dilansir Antara.
Ia mengatakan, selama tahun 2022 Indonesia memegang peran yang sangat strategis sebagai presidensi KTT G20. Tentunya, kesempatan tersebut harus dimaksimalkan untuk menyebarluaskan informasi positif mengenai rangkaian KTT G20 kepada khalayak.
Pada tahun 2022, Kemenparekraf juga menyelenggarakan sejumlah kegiatan seperti Tourism Working Group, World Tourism Day, hingga World Conference on Creative Economy.
Plt. Deputi Bidang Sumber Daya Kelembagaan Kemenparekraf sekaligus Chair of Tourism Working Group Frans Teguh menjelaskan, selama memegang keketuan G20 tentu Kemenparekraf sebagai focal point di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif berupaya memberikan hasil yang optimal dalam penyusunan dokumen penting yang menjadi outcome Tourism Working Group 2022.
"Kita pasti akan membayangkan apa hasil dari pertemuan G20 ketika kami menjadi presidensi di tahun 2022. Yang menarik adalah kalau kita menghitung timeline mungkin 20 tahun lagi kita akan dapat menjadi host G20 Sehingga momen ini menurut saya lebih kepada moment of truth," katanya.
Ia menambahkan, dalam substansi yang menarik adalah dinamika yang terjadi ketika melakukan pembahasan dan pendalaman. Karena seluruh negara akan memperjuangkan kepentingannya. Tentu Indonesia sebagai chair tidak mudah mengelola hal-hal seperti itu.
Hal itu menjadi sangat krusial karena skema dalam Presidensi G20 tersebut adalah konsensus, jika satu tidak setuju maka tidak bisa diadopsi.
Menurut Frans Teguh, skenario yang terjadi di lingkungan pariwisata adalah ingin memastikan bahwa at the end of Presidensi G20 yang puncaknya akan dilakukan pada November 2022 yaitu untuk sektor pariwisata akan melahirkan satu dokumen penting yaitu Bali Guidline.
"Ini adalah komitmen dan mandat yang dari berbagai pertemuan-pertemuan Tourism Working Group. Karenanya penting sekali untuk memberikan informasi ini kepada publik luas,” ungkapnya. *
1
Komentar