Penanganan Pandemi Covid-19 Dibukukan
Dirut RSUD Luruskan Persepsi Protokol Medis
SINGARAJA, NusaBali
Buku keempat karya Dirut RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha SpPD, berjudul Dinosaurus Punah Virus Tidak, dibedah Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (DAPD), Selasa (27/9) kemarin.
Arya Nugraha mengulas penanganan dan protokol medis selama pandemi Covid-19. Buku tersebut dibedah oleh Ketua Komunitas Mahima Kadek Sonia Piscayanti yang juga dosen Bahasa Inggris di Undiksha Singaraja. Kumpulan artikel yang dibukukannya diramu dengan bahasa sastra yang sederhana sehingga mudah dipahami masyarakat awam.
Arya Nugraha, ditemui usai bedah buku, mengatakan dia melanjutkan hobi menulisnya karena ada beberapa alasan. Artikel yang dibuat selama pandemi Covid-19 dikumpulkannya karena merasa bertanggungjawab menyajikan fakta-fakta dan meluruskan informasi yang salah dengan tulisan berbau sastra.
Alasan keduanya, ingin mengaitkan sains yang sangat ilmiah, medis, dengan dunia sastra. Menurutnya, banyak hal terkait Covid-19 yang bahas terpisah. Mulai dari isu vaksin, isu masker, pemeriksaan, SOP penanganan jenazah, isoter, juga pengalaman pribadi menangani Covid-19.
“Intinya bagaimana menyajikan kebenaran fakta. Karena masyarakat sering salah persepsi sial protokol medis. Saya bahas dari sudut pandang medis, ramu dalam ceriat berbau sastra, sehingga kontens informasi medis lebih mudah dibaca dan dipahami oleh masyarakat awam,” ungkap dia.
Sebagai pejabat dan ASN eselon II , menurutnya, menjadi kesempatan dan peluang untuk menulis. Sebab sebagai pejabat pemerintahan memiliki potensi basis data yang kuat. Hanya perlu meramu dan menyajikannya sebagai pesan yang mudah dipahami oleh masyarakat.
Kepala DAPD Buleleng Made Era Oktarini, ditemui di tempat yang sama, mengatakan DAPD membuka lebar kesempatan untuk memfasilitasi penerbitan dan bedah buku. Terlebih kepada ASN Pemkab Buleleng dan juga penulis lainnya di Buleleng. Bedah buku karya Arya Nugraha ini pun dirangkaikan dengan Hari Kunjungan Perpustakaan dan Gemar Membaca Nasional yang jatuh pada tanggal 14 September lalu. “Untuk meningkatkan literasi di Buleleng, kami siap bekerjasama dengan penulis lain baik dalam penerbitan dan bedah bukunya seperti sekarang ini,” kata Era.
Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa yang membuka acara bedah buku mengapresiasi salah satu pejabat eselon II yang aktif menulis. Meskipun tingkat kesibukan dan tugas pokok dan fungsinya sangat berat.
“Apa yang ditunjukkan dokter Arya harus diapresiasi. Hal ini memberikan contoh dan vibrasi kepada pejabat dan pegawai lain di Pemda untuk menulis pengalaman kerjanya. Sehingga terdokumentasi dan bisa menjadi bahan pelajaran generasi berikutnya,” ungkap Suyasa.
Birokrat asal Desa/Kecamatan Tejakula Buleleng ini juga berharap DAPD Buleleng agar terus mendorong untuk melahirkan penulis-penulis baru. Tidak harus dari pemda, namun juga dari masyarakat umum atau semua kalangan profesi, sehingga dapat memperkaya khasanah literasi di Buleleng.*k23
Komentar