Pendapatan Buruh Angkut Barang Turun
Barang Lebih Banyak Diangkut Kapal Roro
Saat barang masih ramai, sehari bisa membawa pulang Rp 100.000/orang. Tapi, sekarang antara Rp 20.000 - 40.000/hari.
SEMARAPURA, NusaBali
Aktivitas bongkar muat barang di Pelabuhan Tribuana, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, semakin hari semakin berkurang. Kondisi ini mengakibatkan pendapatan buruh angkut barang di pelabuhan juga menurun drastis. Pengurangan bongkar muat tersebut disebabkan pengiriman barang dan sembako ke seberang pulau Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, kerap menggunakan Kapal Motor Penumpang (KMP) Roro (roll on-roll off) Nusa Jaya Abadi, dan Kapal LCT (Landing Craft Tank, dari Pelabuhan Padangbai, Karangasem.
Menurut seorang buruh angkut barang, Ni Komang Suarniti, aktivitas bongkar muat barang dan sembako menurun drastis, itu pun dalam jumlah sedikit. "Setidaknya ada pengiriman beberapa kilo sayur dan telur, termasuk kebutuhan upacara keagamaan," ujar Suarniti, didampingi ibu-ibu sesama buruh angkut barang, Selasa (27/9).
Jelas dia, saat barang masih ramai, sehari bisa membawa pulang Rp 100.000/orang. Tapi, sekarang antara Rp 20.000 - 40.000/hari. "Mungkin karena sekarang pengiriman barang dan sembako dalam jumlah besar lewat Kapal Roro," kata Suarniti.
Maka, sembari menunggu bongkar muat para ibu - ibu buruh angkut barang ini mengisi waktu majejahitan. Bahkan, ada juga yang mengajak anak - anaknya yang masih kecil. "Hanya ini pekerjaan dari dulu," kata Suarniti.
Adapun jumlah buruh angkut barang sekitar 30 orang, yang dibagi menjadi dua kelompok secara bergilir setiap harinya. Sementara untuk barang yang agak berat dan menaikkan barang ke atas sampan dilakukan oleh buruh angkut barang pria.*wan
Menurut seorang buruh angkut barang, Ni Komang Suarniti, aktivitas bongkar muat barang dan sembako menurun drastis, itu pun dalam jumlah sedikit. "Setidaknya ada pengiriman beberapa kilo sayur dan telur, termasuk kebutuhan upacara keagamaan," ujar Suarniti, didampingi ibu-ibu sesama buruh angkut barang, Selasa (27/9).
Jelas dia, saat barang masih ramai, sehari bisa membawa pulang Rp 100.000/orang. Tapi, sekarang antara Rp 20.000 - 40.000/hari. "Mungkin karena sekarang pengiriman barang dan sembako dalam jumlah besar lewat Kapal Roro," kata Suarniti.
Maka, sembari menunggu bongkar muat para ibu - ibu buruh angkut barang ini mengisi waktu majejahitan. Bahkan, ada juga yang mengajak anak - anaknya yang masih kecil. "Hanya ini pekerjaan dari dulu," kata Suarniti.
Adapun jumlah buruh angkut barang sekitar 30 orang, yang dibagi menjadi dua kelompok secara bergilir setiap harinya. Sementara untuk barang yang agak berat dan menaikkan barang ke atas sampan dilakukan oleh buruh angkut barang pria.*wan
Komentar