Kawal Proses Status IHDN Denpasar Naik Jadi Universitas Hindu
Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar diperjuangkan naik status menjadi Universitas Hindu Negeri Jaya Pangus.
Koster-Dirjen Bimas Hindu Datangi MenPAN Untuk
JAKARTA, NusaBali
Demi untuk mengawal proses peningkatan status ini, anggota Komisi X DPR RI (membidangi pendidikan, kebudayaan, pariwisata, kepemudaan, olahraga) Wayan Koster secara khusus mendatangi Menteri Pendayagunan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB), Asman Abnur, di Jakarta, Rabu (26/4).
Wayan Koster mendatangi MenPAN-RB bersama Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama (Kemenag) I Ketut Widnya, Direktur Pendidikan Hindu Ditjen Bimas Hindu Kemenag Ida Bagus Gede Subawa, Rektor IHDN Denpasar I Nengah Duija, dan Wakil Rektor I IHDN Denpasar Gede Suwindia. Ketua Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Tampung Penyang, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, I Ketut Subagiasta, juga ikut dalam rombongan Wayan Koster. Pasalnya, STAHN Tampung Penyang juga diperjuangkan naik status menjadi Institut Agama Hindu Negeri (IAHN).
Pertemuan antara Wayan Koster dan rombongannya dengan MenPAN-RB Asman Abnur kemarin berjalan hangat. Apalagi, Koster dan Asman Abnur merupakan sahabat lama ketika sama-sama duduk di Komisi X DPR RI. Dalam pertemuan tersebut, Koster yang notabene Ketua DPD PDIP Bali langsung menyampaikan maksud dan tujuan agar IHDAN Denpasar dan STAHN Tampung Penyang segera naik statusnya.
"Saya usulkan kepada MenPAN-RB mengenai peningkatan status perguruan tinggi negeri Hindu. Ada dua usulan, yakni IHDN Denpasar menjadi Universitas Hindu Negeri Jaya Pangus dan STAHN Tampung Penyang menjadi Institut Agama Hindu Negeri (IAHN),” ungkap Koster kepada NusaBali seusai pertemuan di Kantor KemenPAN-RB, Jakarta, Rabu kemarin.
Intinya, Koster selaku anggota Komisi X DPR RI Dapil Bali meminta agar MenPAN-RB segera menyetujui dan memproses perubahan organisasi dua perguruan tinggi negeri Hindu tersebut. Apalagi, kedua perguruan tinggi negeri Hindu ini telah mendapat rekomendasi dari Menteri Agama (Menag). Karena itu, tidak ada halangan untuk segera mempercepat perubahan statusnya.
Bagaimana sikap MenPAN-RB? Asman Abnur pun menyatakan siap membantu proses peningkatan status IHDN Denpasar dan STAHN Tampung Penyang tersebut. Bahkan, MenPAN-RB berpesan agar program studi di kedua perguruan tinggi negeri Hindu ini dikembangkan sesuai dengan kelompok di bidang agama.
"MenPAN RB mengarahkan supaya program studi nantinya spesifik, agar bisa bersaing dengan perguruan tinggi negeri umum. Tak lupa, berlandaskan agama," kata politisi PDIP asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang berjuluk KBS (Koster Bali Satu) ini.
Dalam peningkatan status dua perguruan tinggi negeri Hindu tersebut, Koster turun tangan langsung lantaran ingin mengawal penuh agar prosesnya segera dilakukan. Selain itu, sekaligus memberi jaminan kepada menPAN-RB kalau peningkatan statusnya bakal berjalan dengan baik. Sebagai wakil rakyat Bali di Senayan, Koster berjanji akan terus mengawal langsung perjuangan ini sampai persetujuan peningkatan status IHDN Denpasar dan STAHN Tampung Penyang benar-benar keluar dari KemenPAN RB.
"Ini untuk pendidikan agama Hindu lebih baik lagi, sehingga nanti dapat mencetak sumber daya manusia (SDM) berkualitas, profesional, kompeten, dan berdaya saing. Lalu, memiliki SDM berwawasan lokal, nasional, dan internasional. Selain itu, bisa meningkatkan pelayanan kepada umat Hindu," tegas Koster, yang sudah tiga kali periode duduk di Komisi X DPR RI (2004-2009, 2009-2014, 2014-2019).
Koster menegaskan, pembangunan fisik pun akan diperluas bila nanti IHDN Denpasar berubah menjadi Universitas Hindu Jaya Pangus. Namun, lokasi gedung lama IHDN di Jalan Ratna Denpasar tetap akan difungsikan menjadi tempat menempuh pendidikan program Pascasarjana. Sedangkan untuk pendidikan S1, dipusatkan di lokasi lain.
Nantinya, kata Koster, lokasi yang dikembangkan menjadi pusat Universitas Hindu Negeri Jaya Pangus adalah kawasan sejuk Bangli (Bali Tengah). Menurut Koster, Bangli dipilih lantaran kondisinya sejuk, sehingga cocok menjadi tempat pendidikan. Selain itu, Bangli dipilih untuk menyeimbangkan pendidikan agar tidak terpusat di Denpasar dan Badung saja.
“Dengan begitu, nantinya muncul pusat pertumbuhan baru yang berdampak pada pembangunan, ekonomi, dan bidang lainnya,” tegas Calon Gubernur (Cagub) Bali dari PDIP untuk Pilgub 2018 ini.
Koster menyebutkan, ada lahan milik pemerintah daerah seluas 7 hektare di Bangli yang akan digunakan sebagai lokasi Kampus Universitas Hindu Jaya Pangus. Namun, lahan seluas itu belum mencukupi untuk pembangunan universitas, yang secara membutuhkan lahan lebih dari 10 hektare. Karena itu, masih dicari lokasi yang pas.
Sementara itu, Dirjen Bimas Hindu Kemenag, I Ketut Widya, menyatakan IHDN Denpasar dan STAHN Tampung Penyang sudah sangat siap untuk peningkatan status. Bahkan, Kemenag sudah melakukan penilaian dengan mengunjungi kedua kampus di dua provinsi berbeda ini.
Menurut Ketut Widnya., dari sisi SDM, sarana dan prasarana, administrasi, dan jumlah dosen, sudah mencukupi bagi kedua perguruan tinggi negeri Hindu ini untuk naik status. "Mudah-mudahan peningkatan statusnya segera dilakukan. Bila terwujud, mana nanti akan ada satu universitas, satu institut, dua Sekolah Tinggi Hindu Negeri, dan 7 Sekolah Tinggi Hindu Swasta di Indonesia," terang birokrat asal Desa Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan ini.
Paparan senada juga disampaikan Rektor IHDN Denpasar, I Nengah Duija. Menurut Nengah Duija, kampusnya sangat siap naik status jadi universitas. Saat ini, IHDN Denpasar punya 152 orang SDM. Dari jumlah itu, 46 orang di antaranya bergelar Doktor (dari berbagai disiplin ilmu) dan 6 orang guru besar (Profesor).
Nengah Duija menyebutkan, Jaya Pangus dipilih sebagai nama Universitas Hindu nanti, karena merupakan salah satu raja melegenda. Sri Aji Jaya Pangus adalah raja Bali Dwipa abad ke-11 yang memiliki visi multikulturalisme. Jaya Pangus memiliki istri dari China, Kang Cing We. Saat Jaya Pangus berkuasa, istana kerajaan berada di Pura Dalem Balingkang, Desa Pakraman Pinggan, Kecamatan Kintamani, Bangli. Tak heran jika di Pura Dalem Balingkang berdiri Palinggih Ratu Ayu Su-bandar untuk stana Kang Cing We.
Sementara, Ketua STAHN Tampung Penyang, Ketut Subagiasta, menyatakan kampusnya diperjuangkan naik status menjadi IAHN (Institut Agama Hindu Negeri). Namanya nanti menjadi IAHN Tampung Penyang. "Tampung Penyang artinya tempat belajar agama Hindu," jelas Ketut Bagiastra kepada NusaBali.
Menurut Subagiasta, saat ini STAHN Tampung Penyang yang berlokasi di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah memiliki 4 jurusan, yakni Darmada Sastra, Darma Arcarya, Darma Duta, dan Brahma Widya. Selain itu, STAHN Tampung Penyang juga punya program Pascasarjana. “Nila nanti mengalami peningkatan status, 4 jurusan tersebut akan menjadi fakultas,” jelas Subagiasta. * k22
JAKARTA, NusaBali
Demi untuk mengawal proses peningkatan status ini, anggota Komisi X DPR RI (membidangi pendidikan, kebudayaan, pariwisata, kepemudaan, olahraga) Wayan Koster secara khusus mendatangi Menteri Pendayagunan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB), Asman Abnur, di Jakarta, Rabu (26/4).
Wayan Koster mendatangi MenPAN-RB bersama Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama (Kemenag) I Ketut Widnya, Direktur Pendidikan Hindu Ditjen Bimas Hindu Kemenag Ida Bagus Gede Subawa, Rektor IHDN Denpasar I Nengah Duija, dan Wakil Rektor I IHDN Denpasar Gede Suwindia. Ketua Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Tampung Penyang, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, I Ketut Subagiasta, juga ikut dalam rombongan Wayan Koster. Pasalnya, STAHN Tampung Penyang juga diperjuangkan naik status menjadi Institut Agama Hindu Negeri (IAHN).
Pertemuan antara Wayan Koster dan rombongannya dengan MenPAN-RB Asman Abnur kemarin berjalan hangat. Apalagi, Koster dan Asman Abnur merupakan sahabat lama ketika sama-sama duduk di Komisi X DPR RI. Dalam pertemuan tersebut, Koster yang notabene Ketua DPD PDIP Bali langsung menyampaikan maksud dan tujuan agar IHDAN Denpasar dan STAHN Tampung Penyang segera naik statusnya.
"Saya usulkan kepada MenPAN-RB mengenai peningkatan status perguruan tinggi negeri Hindu. Ada dua usulan, yakni IHDN Denpasar menjadi Universitas Hindu Negeri Jaya Pangus dan STAHN Tampung Penyang menjadi Institut Agama Hindu Negeri (IAHN),” ungkap Koster kepada NusaBali seusai pertemuan di Kantor KemenPAN-RB, Jakarta, Rabu kemarin.
Intinya, Koster selaku anggota Komisi X DPR RI Dapil Bali meminta agar MenPAN-RB segera menyetujui dan memproses perubahan organisasi dua perguruan tinggi negeri Hindu tersebut. Apalagi, kedua perguruan tinggi negeri Hindu ini telah mendapat rekomendasi dari Menteri Agama (Menag). Karena itu, tidak ada halangan untuk segera mempercepat perubahan statusnya.
Bagaimana sikap MenPAN-RB? Asman Abnur pun menyatakan siap membantu proses peningkatan status IHDN Denpasar dan STAHN Tampung Penyang tersebut. Bahkan, MenPAN-RB berpesan agar program studi di kedua perguruan tinggi negeri Hindu ini dikembangkan sesuai dengan kelompok di bidang agama.
"MenPAN RB mengarahkan supaya program studi nantinya spesifik, agar bisa bersaing dengan perguruan tinggi negeri umum. Tak lupa, berlandaskan agama," kata politisi PDIP asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang berjuluk KBS (Koster Bali Satu) ini.
Dalam peningkatan status dua perguruan tinggi negeri Hindu tersebut, Koster turun tangan langsung lantaran ingin mengawal penuh agar prosesnya segera dilakukan. Selain itu, sekaligus memberi jaminan kepada menPAN-RB kalau peningkatan statusnya bakal berjalan dengan baik. Sebagai wakil rakyat Bali di Senayan, Koster berjanji akan terus mengawal langsung perjuangan ini sampai persetujuan peningkatan status IHDN Denpasar dan STAHN Tampung Penyang benar-benar keluar dari KemenPAN RB.
"Ini untuk pendidikan agama Hindu lebih baik lagi, sehingga nanti dapat mencetak sumber daya manusia (SDM) berkualitas, profesional, kompeten, dan berdaya saing. Lalu, memiliki SDM berwawasan lokal, nasional, dan internasional. Selain itu, bisa meningkatkan pelayanan kepada umat Hindu," tegas Koster, yang sudah tiga kali periode duduk di Komisi X DPR RI (2004-2009, 2009-2014, 2014-2019).
Koster menegaskan, pembangunan fisik pun akan diperluas bila nanti IHDN Denpasar berubah menjadi Universitas Hindu Jaya Pangus. Namun, lokasi gedung lama IHDN di Jalan Ratna Denpasar tetap akan difungsikan menjadi tempat menempuh pendidikan program Pascasarjana. Sedangkan untuk pendidikan S1, dipusatkan di lokasi lain.
Nantinya, kata Koster, lokasi yang dikembangkan menjadi pusat Universitas Hindu Negeri Jaya Pangus adalah kawasan sejuk Bangli (Bali Tengah). Menurut Koster, Bangli dipilih lantaran kondisinya sejuk, sehingga cocok menjadi tempat pendidikan. Selain itu, Bangli dipilih untuk menyeimbangkan pendidikan agar tidak terpusat di Denpasar dan Badung saja.
“Dengan begitu, nantinya muncul pusat pertumbuhan baru yang berdampak pada pembangunan, ekonomi, dan bidang lainnya,” tegas Calon Gubernur (Cagub) Bali dari PDIP untuk Pilgub 2018 ini.
Koster menyebutkan, ada lahan milik pemerintah daerah seluas 7 hektare di Bangli yang akan digunakan sebagai lokasi Kampus Universitas Hindu Jaya Pangus. Namun, lahan seluas itu belum mencukupi untuk pembangunan universitas, yang secara membutuhkan lahan lebih dari 10 hektare. Karena itu, masih dicari lokasi yang pas.
Sementara itu, Dirjen Bimas Hindu Kemenag, I Ketut Widya, menyatakan IHDN Denpasar dan STAHN Tampung Penyang sudah sangat siap untuk peningkatan status. Bahkan, Kemenag sudah melakukan penilaian dengan mengunjungi kedua kampus di dua provinsi berbeda ini.
Menurut Ketut Widnya., dari sisi SDM, sarana dan prasarana, administrasi, dan jumlah dosen, sudah mencukupi bagi kedua perguruan tinggi negeri Hindu ini untuk naik status. "Mudah-mudahan peningkatan statusnya segera dilakukan. Bila terwujud, mana nanti akan ada satu universitas, satu institut, dua Sekolah Tinggi Hindu Negeri, dan 7 Sekolah Tinggi Hindu Swasta di Indonesia," terang birokrat asal Desa Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan ini.
Paparan senada juga disampaikan Rektor IHDN Denpasar, I Nengah Duija. Menurut Nengah Duija, kampusnya sangat siap naik status jadi universitas. Saat ini, IHDN Denpasar punya 152 orang SDM. Dari jumlah itu, 46 orang di antaranya bergelar Doktor (dari berbagai disiplin ilmu) dan 6 orang guru besar (Profesor).
Nengah Duija menyebutkan, Jaya Pangus dipilih sebagai nama Universitas Hindu nanti, karena merupakan salah satu raja melegenda. Sri Aji Jaya Pangus adalah raja Bali Dwipa abad ke-11 yang memiliki visi multikulturalisme. Jaya Pangus memiliki istri dari China, Kang Cing We. Saat Jaya Pangus berkuasa, istana kerajaan berada di Pura Dalem Balingkang, Desa Pakraman Pinggan, Kecamatan Kintamani, Bangli. Tak heran jika di Pura Dalem Balingkang berdiri Palinggih Ratu Ayu Su-bandar untuk stana Kang Cing We.
Sementara, Ketua STAHN Tampung Penyang, Ketut Subagiasta, menyatakan kampusnya diperjuangkan naik status menjadi IAHN (Institut Agama Hindu Negeri). Namanya nanti menjadi IAHN Tampung Penyang. "Tampung Penyang artinya tempat belajar agama Hindu," jelas Ketut Bagiastra kepada NusaBali.
Menurut Subagiasta, saat ini STAHN Tampung Penyang yang berlokasi di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah memiliki 4 jurusan, yakni Darmada Sastra, Darma Arcarya, Darma Duta, dan Brahma Widya. Selain itu, STAHN Tampung Penyang juga punya program Pascasarjana. “Nila nanti mengalami peningkatan status, 4 jurusan tersebut akan menjadi fakultas,” jelas Subagiasta. * k22
Komentar