FBS Undiksha Gelar Konferensi dan Pameran Internasional
Libatkan Akademisi dan Seniman Lintas Negara
SINGARAJA, NusaBali
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja menyelenggarakan International Conference on Language and Arts Across Cultures (ICLAAC) II, Rabu (28/9).
Konferensi bertema 'Understanding Human Through Languages and Arts' ini diikuti oleh sejumlah peserta dan pembicara dari pelbagai negara. Kegiatan ini digelar sepenuhnya secara daring. Sejumlah akademisi yang menjadi pembicara kunci dalam konferensi ini, di antaranya Prof Mayuko Hara dari Osaka University, Jepang, Edwin Jurriens dari University of Melbourne, Australia, serta Prof Dr Ni Made Ratminingsih, MA dan Dr Hardiman dari Undiksha Singaraja. Selain itu juga terdapat 74 presenter yang akan presentasi hasil penelitian mereka tentang bahasa dan seni.
Ketua Penyelenggara ICLAAC Dr I Gusti Ayu Lokita Purnamika Utami Spd Mpd, menyampaikan konferensi ini melibatkan peneliti, guru, praktisi bahasa dan seni. "Tujuannya, memberikan wadah dan kesempatan bagi mereka untuk saling berbagi temuan penelitian mereka. Berkaitan dengan tema yang menjadi garis besar, yakni memahami manusia lewat bahsa dan seni," jelasnya.
"Juga untuk meningkatkan kemampuan dan melihat progres teman-teman kita peneliti di Indonesia dan di dunia dalam hal bahasa dan seni," imbuhnya.
ICLAAC II ini juga diisi pameran visual internasional secara virtual atau daring dengan melibatkan 145 seniman dari berbagai negara. Di antaranya, Meksiko, Israel, Portugal, Spanyol, Amerika, dan Australia. Beragam karya yang dipamerkan meliputi seni lukis, patung, instalasi, fotografi, hingga digital art. Tema yang diusung yakni Recollage.
Menurut Gusti Ayu Lokita, pameran ini diikuti antusias oleh seniman yang mengirimkan karya. 200-an karya yang masuk diseleksi oleh dewan kurator, yakni Dr Hardiman dari Indonesia, Elida Maria Matsumoto dari Jepang, dan Ângela Saldanha, PhD dari Portugal.
Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Undiksha Prof Dr I Made Sutama MPd berharap, konferensi ini bisa membuka peluang potensi kerja sama antar peneliti dan akademisi lintas negara dan lintas disiplin. "Dari paparan kajian yang disampaikan di konferensi akan membuka peluang riset lanjutan dengan melibatkan peneliti dari lintas universitas maupun lintas negara," ujarnya.
Menurut Prof Sutama, konferensi dan pameran ini menjadi sarana mengembangkan ilmu pengetahuan dalam peranan sebagai masyarakat akademik. "Lewat konferensi bisa disampaikan berbagai hasil penelitian, gagasan inovatif dalam bidang bahasa, seni, dan pengajarannya. Bagi teman-teman di bidang seni mereka tidak mesti menghasilkan karya tulis saja, mereka juga diberi ruang menampilkan karya," tukasnya.*mz
Komentar