Bread Rock, Berawal dari Salah Sebut Akhirnya Berbuah Manis
Siap Manjakan Telinga Penggemar Punk Rock
DENPASAR, NusaBali.com - Grup band Bread Rock yang beraliran musik punk rock kini hadir meramaikan blantika musik Pulau Dewata dan siap memanjakan telinga para penggemar musik di Bali.
Band ini siap meluncurkan album perdana yang berjudul ‘Self Titled’ pada 8 Oktober di Karaoke Happy Puppy, Denpasar.
Kendati pendatang baru, para pemain Bread Rock yang beranggotakan Sapta (vokalis dan basis); Kedux (gitar dan vokalis); Herry (gitar melodi); dan Coco (drumer), sudah termasuk lama mengarungi blantika musik di Bali.
Sapta sang vokalis mengutarakan, awal pertama band ini dibentuk dengan nama Bread Hot. “Nah, kebetulan juga ada event tahunan Denpasar dan di situ kita diundang. Di situlah nama kita disebut Bread Rock oleh panitia acara tersebut.”
"Karena ini event pertama kita dan kejutan untuk kita dan orang lain memberikan nama band kita sendiri. Bisa dibilang kesalahan yang berbuah manis," ujar Sapta pada jumpa pers di Warung Sentana Jaen di Jalan Nagasari, Penatih, Denpasar, Rabu (28/9/2022).
"Kami berencana memasukkan sebanyak 7 lagu dan ke depan ada sekitar 4 musik video," sambung Sapta.
Ketujuh lagu yang masuk dalam album perdana ‘Self Titled’ ini yakni Tentang Bumi, Tangan Malaikat Kecil, Dunia Fantasy, Perjaka Tampan, Angan, Copas, dan Benci Bangun Pagi.
Herry sang gitaris melodi menerangkan, lirik lagu-lagu Bread Rock lebih banyak berkisah tentang alam, kehidupan pribadi para personelnya. “Kala lagu cinta cuma satu,” terang Herry.
Lagu-lagu mereka juga ada yang bernada kritik sosial. “Ada yang nyrempet-nyrempet soal pemimpin dan 2024,” sambung Sapta.
Lagu-lagu dari Bread Rock akan lebih banyak diputar di platform digital dan media sosial seperti di Facebook, Instagram dan YouTube serta layanan steaming musik ataupun aplikasi music di YouTube, Spotify, Joox, Sound Cloud dan lainya.
“Kebetulan kami punya beberapa akun sosial media seperti Facebook dan Instagram bisa di search Bread Rock Official. Dan juga tidak lupa, kami juga punya akun YouTube Bread Rock Official,” ungkap Sapta.
“Ke depan kami juga akan gelar konser tour di beberapa tempat di Bali,” sambung Herry.
Sapta menambahkan, Bread Rock tidak muluk-muluk dan bermimpi berlebihan. Bread Rock hanya ingin berkarya dan berharap bisa diterima oleh masyarakat khususnya para pemuda. Karena pakem dari warna musik mereka memang agak ngebeat dan bergenre rock.
“Kami fokus berkarya, tidak ingin bersaing satu sama lain, tidak terobsesi terkenal. Dan kami berkarya sesuai kemampuan, kalau diterima oke dan syukur, kalau tidak ya tidak apa-apa,” ungkap Sapta.
Kehadiran Bread Rock diharapkan bisa mengisi kekosongan telinga para penggemar punk rock dan band ini berharap juga dapat menyampaikan pesan yang baik melalui karya-karya mereka.
“Ada satu lagu tentang alam, jadi ajakannya menjaga alam, melestarikan budaya dan tanah di Bali,” imbuh Herry.
"Kita mohon dukungan dari tema-teman semua, teman-teman media untuk selalu mendukung kami dalam berkarya," pungkas Sapta.
Sementara itu para personel Bread Rock mempunyai latar belakang yang berbeda namun disatukan dalam satu genre musik yang sama dan kecintaan pada musik untuk bisa berkarya.
Sapta merupakan seorang arsitek. Pria kelahiran Penatih Denpasar ini mengaku tidak pernah belajar musik secara khusus melainkan lebih banyak belajar otodidak. Dia mengaku mengenal bas pertama kali dari temannya dan akhirnya menggeluti bermain bass.
Sedangkan Coco sebelumnya bekerja sebagai bartender di salah satu kafe di Sanur dan di tempat kerjanya sering ada live music tapi musik reggae bukan punk rock.
Sedangkan Herry mengaku senang bermain musik sejak duduk di bangku SMA dan pria asal Kintamani, Bangli ini sering ikut main musik di beberapa tempat.
Sementara Kedux punya latar belakang pernah bekerja di kapal pesiar dan sebelum pandemi juga bekerja di sektor pariwisata.
Kini mereka berempat kompak berkarya mewarnai panggung musik di Dewata dan berharap bisa menghibur serta karya-karya mereka bisa diterima dengan baik. *isu
1
Komentar