Buleleng Perkuat Manajemen Rantai Pasok Pangan
Siapkan Rp 600 Juta Subsidi Biaya Angkut
SINGARAJA, NusaBali
Pemkab Buleleng menegaskan akan memperkuat rantai pasokan pangan pokok agar ketersediaan bahan pangan tetap stabil dan terpenuhi.
Terutama bahan pangan penyebab inflasi seperti beras, cabai rawit, bawang merah, bawang putih dan telur ayam. Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana, di sela-sela memantau harga pangan di Pasar Murah di areal Car Free Day (CFD) Minggu (2/10), mengatakan untuk pengendalian inflasi perlu ada perbaikan manajemen rantai pasok pangan. Salah satunya dengan mengawali peningkatan produksi komoditas. “Salah satu strategi di Kabupaten Buleleng melakukan pertanian urban. Dengan maksud bahwa Buleleng bisa menjadi produsen selain menjadi pengguna komoditas,” ucap Lihadnyana.
Pertanian urban dengan menggencarkan kembali penanaman sejumlah komoditas pangan pokok di masing-masing rumah tangga dan desa, merupakan manajemen hulu. Strategi peningkatan produk pangan ini juga dikawal Dinas Pertanian. Selain pemanfaatan pekarangan rumah warga juga dilakukan penanaman cabai massal di 125 desa yang ada di Buleleng. Kemudian, strategi bagian hilirnya, ada Perumda Pasar Argha Nayottama dan Perumda Swatantra yang bertugas menyerap hasil panen di lapangan.
“Sekarang cabai sudah turun dari Rp 50.000 menjadi Rp 47.000 per kilogramnya. Begitu juga dengan beras dan bawang merah. Bawang putih harga yang sempat naik kini sudah turun,” ucap Lihadnyana.
Sementara itu kendala kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang membuat biaya operasional membengkak dan mengakibatkan kenaikan harga pangan, juga tengah diantisipasi. Pemkab Buleleng sudah menyiapkan Rp 600 juta untuk subsidi transportasi pengangkutan produksi pangan.
Subsidi itu akan didistribusikan ke Perumda Pasar dan PD Swatantra sebagai manajemen hilir rantai pasok pangan. Sehingga bahan pangan yang diserap, dapat dijual dengan harga yang lebih terjangkau ke masyarakat. *k23
1
Komentar