Terapkan Kurikulum Merdeka, Siswa SLB Buat Proyek Pemanfaatan Sampah Plastik
DENPASAR, NusaBali
Setelah memberlakukan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022/2023, SLB Negeri 1 Denpasar mulai menerapkan pembelajaran dengan pendekatan proyek (project based learning).
Para murid diajak membuat proyek pemanfaatan sampah botol plastik menjadi sebuah karya seni (eco brick). Siswa kelas 1, 4, 7, dan 10, yang merupakan tingkatan kelas yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka diajak berkolaborasi sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Sebagai sekolah luar biasa, siswa SLBN 1 Denpasar sebagian besar merupakan difabel netra, sebagian lainnya merupakan difabel mental dan fisik.
“Mereka kami ajarkan bekerjasama sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan masing-masing. Siswa difabel yang satu akan menutupi kekurangan siswa difabel jenis lainnya,” kata Kepala Sekolah SLBN 1 Denpasar Drs I Ketut Sumartawan MPhil SNE, Minggu (2/10).
Karya seni yang mereka buat berbentuk hati yang dibangun dari ratusan botol plastik bekas. Hasilnya sangat menarik dan terlihat cocok digunakan sebagai latar belakang (background) untuk berfoto bersama ataupun sekadar selfie.
“Dengan simbol hati kita ajarkan siswa untuk cinta lingkungan, cinta sesama, cinta Tuhan. Kita pancangkan cinta sesama, sehingga kalau sudah cinta kita tidak akan melakukan diskriminasi,” ujar Sumartawan.
Dia melanjutkan, lingkungan hidup yang berkelanjutan merupakan isu yang sangat penting dewasa ini. Pihak sekolah ingin mengajak para siswa untuk berpartisipasi langsung dalam mendukung lingkungan hidup yang sehat dan berkelanjutan. Mereka sejak dini diperkenalkan memilah sampah berbasis sumber.
Para siswa diajak mengumpulkan sampah terutama sampah botol plastik yang ada di sekolah ataupun rumah masing-masing. “Tema yang kami angkat juga menyesuaikan dengan kemampuan siswa kami, sarana prasarana yang ada, juga jumlah guru sebagai fasilitator,” tambah Sumartawan.
Sumartawan yang juga Ketua MKKS SLB se-Bali menyebut pendekatan proyek yang disiapkan sekolah bergantung pada kondisi masing-masing sekolah. Pihak sekolah dibebaskan menyusun program belajar berbasis proyek sebagai bagian dari penguatan profil pelajar Pancasila. *cr78
Komentar