Bhakti Sosial Rangkaian HUT ke-28 Harian Umum NusaBali di Buleleng
Sambangi 3 Lansia, Pekak Pembuat Keranjang dan Anak Yatim
Untuk mencapai gubuk lansia tiga bersaudara yang semuanya tak menikah memerlukan tenaga ekstra, menjejaki pematang sawah, menuruni tangga di pinggir jurang terjal.
SINGARAJA, NusaBali
Serangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) ke-28 NusaBali yang jatuh pada tanggal 3 Oktober, berbagi kepada keluarga kurang beruntung. Ada 3 KK asal Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, yang menjadi target sasaran acara bakti sosial (baksos). Panitia HUT dan kru NusaBali menyambangi satu per satu KK miskin ini, Sabtu (1/10).
Panitia HUT dan kru NusaBali pertama kali mengunjungi tiga bersaudara teruna lingsir (truli) yang tinggal di dasar jurang tanpa akses jalan. Ketiga lansia yang sudah sakit-sakitan itu, yakni Made Sari,78, Made Ngurah,75 dan Ketut Sasih,70. Mereka adalah warga Lingkungan Sangket, Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Buleleng.
Untuk mencapai gubuk tiga bersaudara yang semuanya tidak pernah menikah ini, memerlukan tenaga ekstra, menjejaki pematang sawah, menuruni tangga di pinggir jurang yang terjal. Mereka selama ini hidup di tengah himpitan kemiskinan, karena tidak mampu lagi untuk bekerja mencari nafkah. Kesehariannya mereka hanya mengandalkan uluran tangan keponakan-keponakannya yang juga hidup masih pas-pasan.
Setelah mengunjungi Pekak Ngurah, Nenek Sari dan Nenek Sasih, rombongan melanjutkan perjalanan ke lokasi kedua di Banjar Dinas Bukit Balu, Desa Ambengan. Rumah yang disasar adalah gubuk kakek Wayan Darma,61, yang berjuang hidup sangat keras untuk bertahan hidup bersama anak bungsunya Kadek Restikayasa,32.
Kemalangan juga menimpa Wayan Darma karena selain berjuang untuk bertahan hidup, dia juga harus merawat anaknya yang dinyatakan sebagai Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). “Anak saya mengalami gangguan jiwa saat duduk di kelas 5 SD. Tiba-tiba saja sering ngamuk dan seperti ini keadaannya sampai sekarang,” kata Darma di sela-sela kunjungan NusaBali.
Di usianya yang sudah senja, Wayan Darma hanya membuat keranjang berbahan bambu kemudian dijualnya ke pengepul setelah selesai sejumlah yang dianggap cukup.
Harga satu keranjang bambu hasil anyamannya pun sangat murah tidak lebih dari Rp 5.000. Kemudian sasaran kunjungan baksos ketiga NusaBali menyambangi rumah Komang Andika,14. Bocah kelas IX SMP ini adalah warga Banjar Dinas Asah Panji, Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada. Andika merupakan anak yatim yang telah ditinggalkan ayahnya Made Sukarsa ke ‘rumah’ Tuhan. Sedangkan ibunya Kadek Darning sudah menikah lagi.
Sejak ayahnya sakit-sakitan dan akhirnya meninggal dunia 5 tahun lalu, Andika tinggal bersama neneknya Made Jati. Di Gubuk sederhana itu Andika tinggal dan dibesarkan neneknya yang saat ini dalam kondisi sakit-sakitan. Namun di balik kemalangannya, Andika memiliki daya juang yang keras untuk tetap bertahan hidup dan juga tetap melanjutkan sekolah. Dia selama ini menjadi prioritas di sekolahnya mendapatkan beasiswa. Andika pun tidak menyerah untuk mengenyam pendidikan hingga tamat. Meski harus berjalan kaki dari pondoknya menuju ke sekolah dengan jarak kurang lebih 2 kilometer.
Terkadang rasa lelahnya sedikit berkurang kalau mendapat tumpangan dari teman-teman atau kakak kelasnya. Setelah pulang sekolah, Andika biasanya pergi menyabit rumput. Menyiapkan pakan kambing milik majikannya. Waktu luang di sore hari juga dimanfaatkannya untuk mencuci galon isi ulang di usaha air isi ulang tetangganya.
“Saya sih maunya melanjutkan ke SMA. Tetapi mau bagaimana lagi kondisi tidak memungkinkan, tidak punya biaya,” keluhnya dengan nada sedih. Sementara itu dalam kegiatan baksos NusaBali, panitia menyerahkan sejumlah paket sembako dan juga uang tunai. Ketua Panitia HUT ke-28 NusaBali, Ari Siswanto mengatakan kegiatan baksos merupakan salah satu kepedulian NusaBali kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Sebelum di Buleleng kegiatan yang sama juga menyasar warga miskin di Kabupaten Karangasem.
“Ini salah satu kepedulian perusahaan kami dan juga para donatur dan pembaca. Kami sampaikan kepada masyarakat yang benar-benar memerlukan uluran tangan kita,” jelas dia. *k23
Serangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) ke-28 NusaBali yang jatuh pada tanggal 3 Oktober, berbagi kepada keluarga kurang beruntung. Ada 3 KK asal Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, yang menjadi target sasaran acara bakti sosial (baksos). Panitia HUT dan kru NusaBali menyambangi satu per satu KK miskin ini, Sabtu (1/10).
Panitia HUT dan kru NusaBali pertama kali mengunjungi tiga bersaudara teruna lingsir (truli) yang tinggal di dasar jurang tanpa akses jalan. Ketiga lansia yang sudah sakit-sakitan itu, yakni Made Sari,78, Made Ngurah,75 dan Ketut Sasih,70. Mereka adalah warga Lingkungan Sangket, Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Buleleng.
Untuk mencapai gubuk tiga bersaudara yang semuanya tidak pernah menikah ini, memerlukan tenaga ekstra, menjejaki pematang sawah, menuruni tangga di pinggir jurang yang terjal. Mereka selama ini hidup di tengah himpitan kemiskinan, karena tidak mampu lagi untuk bekerja mencari nafkah. Kesehariannya mereka hanya mengandalkan uluran tangan keponakan-keponakannya yang juga hidup masih pas-pasan.
Setelah mengunjungi Pekak Ngurah, Nenek Sari dan Nenek Sasih, rombongan melanjutkan perjalanan ke lokasi kedua di Banjar Dinas Bukit Balu, Desa Ambengan. Rumah yang disasar adalah gubuk kakek Wayan Darma,61, yang berjuang hidup sangat keras untuk bertahan hidup bersama anak bungsunya Kadek Restikayasa,32.
Kemalangan juga menimpa Wayan Darma karena selain berjuang untuk bertahan hidup, dia juga harus merawat anaknya yang dinyatakan sebagai Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). “Anak saya mengalami gangguan jiwa saat duduk di kelas 5 SD. Tiba-tiba saja sering ngamuk dan seperti ini keadaannya sampai sekarang,” kata Darma di sela-sela kunjungan NusaBali.
Di usianya yang sudah senja, Wayan Darma hanya membuat keranjang berbahan bambu kemudian dijualnya ke pengepul setelah selesai sejumlah yang dianggap cukup.
Harga satu keranjang bambu hasil anyamannya pun sangat murah tidak lebih dari Rp 5.000. Kemudian sasaran kunjungan baksos ketiga NusaBali menyambangi rumah Komang Andika,14. Bocah kelas IX SMP ini adalah warga Banjar Dinas Asah Panji, Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada. Andika merupakan anak yatim yang telah ditinggalkan ayahnya Made Sukarsa ke ‘rumah’ Tuhan. Sedangkan ibunya Kadek Darning sudah menikah lagi.
Sejak ayahnya sakit-sakitan dan akhirnya meninggal dunia 5 tahun lalu, Andika tinggal bersama neneknya Made Jati. Di Gubuk sederhana itu Andika tinggal dan dibesarkan neneknya yang saat ini dalam kondisi sakit-sakitan. Namun di balik kemalangannya, Andika memiliki daya juang yang keras untuk tetap bertahan hidup dan juga tetap melanjutkan sekolah. Dia selama ini menjadi prioritas di sekolahnya mendapatkan beasiswa. Andika pun tidak menyerah untuk mengenyam pendidikan hingga tamat. Meski harus berjalan kaki dari pondoknya menuju ke sekolah dengan jarak kurang lebih 2 kilometer.
Terkadang rasa lelahnya sedikit berkurang kalau mendapat tumpangan dari teman-teman atau kakak kelasnya. Setelah pulang sekolah, Andika biasanya pergi menyabit rumput. Menyiapkan pakan kambing milik majikannya. Waktu luang di sore hari juga dimanfaatkannya untuk mencuci galon isi ulang di usaha air isi ulang tetangganya.
“Saya sih maunya melanjutkan ke SMA. Tetapi mau bagaimana lagi kondisi tidak memungkinkan, tidak punya biaya,” keluhnya dengan nada sedih. Sementara itu dalam kegiatan baksos NusaBali, panitia menyerahkan sejumlah paket sembako dan juga uang tunai. Ketua Panitia HUT ke-28 NusaBali, Ari Siswanto mengatakan kegiatan baksos merupakan salah satu kepedulian NusaBali kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Sebelum di Buleleng kegiatan yang sama juga menyasar warga miskin di Kabupaten Karangasem.
“Ini salah satu kepedulian perusahaan kami dan juga para donatur dan pembaca. Kami sampaikan kepada masyarakat yang benar-benar memerlukan uluran tangan kita,” jelas dia. *k23
1
Komentar