Perangkat Desa Duda Timur Wajib Kuliah S-1
AMLAPURA, NusaBali
Perbekel Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem I Gede Pawana mengeluarkan instruksi yakni seluruh perangkat desa setempat wajib mengikuti kuliah program S-1 (sarjana strata satu).
Tujuannya untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia sehingga pembangunan desa semakin berkualitas. Instruksi itu dikeluarkan tahun 2019, selanjutnya seluruh perangkat desa ikut kuliah di STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Hindu Amlapura, jurusan Agama Hindu. "Semua perangkat desa tengah mengikuti kuliah. Sekarang memasuki semester VII, tidak terasa sebentar lagi akan menamatkan kuliah," jelas Perbekel Gede Pawana, di kediamannya, Banjar Wates Tengah, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem, Minggu (2/10).
Sietem perkuliahan ini diawali dengan Perbekel Gede Pawana menjalin kerja sama dengan STKIP Hindu Amlapura. Bentuknya, kampus ini membuka kelas jauh, di Pasraman Mulatsarira, Banjar Wates Tengah, Desa Duda Timur. Kemudian agar dosen pengajar bersedia datang ke lokasi. Hal ini memudahkan mahasiswa karena tempat kuliah di kampungnya sendiri. Maka mahasiswa mampu menekan biaya. Kuliah sore hari setiap Selasa, Kamis dan Jumat, pukul 15.00 Wita - 18.00 Wita. 23 mahasiswa yang mengikuti kuliah itu tengah memasuki program PPL (praktik pengalaman lapangan). "Mahasiswa setiap kuliah wajib mengenakan pakaian adat," jelasnya.
Perangkat desa yang ikut kuliah, Sekdes Desa Duda Timur, Bendahara Desa Duda Timur, Kaur Perencanaan, Kasi Kesra, Kasi Pemerintahan, 9 kelian banjar dinas, Ketua LPM (lembaga pemberdayaan masyarakat), staf desa dan lain-lain. "Jadi, mahasiswa akhirnya tahu secara teori mempelajari tentang agama. Mereka juga lebih mudah mengimplementasikan ilmunya di masyarakat. Sebab rata-rata kelian banjar dinas juga merangkap kelian banjar adat," katanya.
Perbekel Gede Pawana sendiri juga ikut sebagai dosen, mata kuliah Teologi, dan Bendesa Adat Duda I Komang Sujana mengisi mata kuliah Upakara. Sujana mengatakan, mata kuliah yang diajarkan tentang Upakara lebih banyak praktik ketimbang teori. "Misalnya, praktik membuat Sengkui, kan memang itu dibutuhkan untuk keperluan upakara di masyarakat," jelas Bendesa Adat Duda, yang juga Bendesa Alitan MDA Kecamatan Selat.
Salah seorang mahasiswa, Ketua LPM Desa Duda Timur I Ketut Putu Antara mengatakan, selama mengikuti kuliah tidak merasa terbebani, terpenting mampu membagi waktu. "Terkadang usai ngayah mengenakan pakaian adat langsung kuliah, selanjutnya mengikuti kegiatan adat. Kan kuliah mengenakan pakaian adat," katanya.
Kali ini, kata dia, telah memasuki semester VII dan sedang PPL. Nantinya berlanjut susun skripsi dan tahun depan bisa tamat.*k16
Komentar