Galian C Longsor, 2 Tewas, 2 Terluka
Bencana maut terjadi di Galian C batu kapur kawasan Desa Batumadeg, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Kamis (27/4) siang.
Petaka Maut di Desa Batumadeg, Kecamatan Nusa Penida
SEMARAPURA, NusaBali
Tebing galian C setiggi 5 meter mendadak longsor, menimbun empat warga yang sedang beraktivitas di bawahnya. Dua dari empat korban te-was mengenaskan, sementara dua lagi selamat dari maut dalam kondisi terluka.
Seluruh korban merupakan warga dari dua banjar berbeda di Desa Klumpu, Kecamatan Nusa Penida. Korban tewas maisng-masing Ni Kadek Widiantini, 16 (remaja asal Banjar Subia, Desa Klumpu yang masih berstatus pelajar SMA Satu Atap di Nusa Penida) dan Ni Ketut Tangkis, 80 (krama Banjar Subia, Desa Klumpu yang kesehariannya bekerja sebagai petani).
Sedangkan dua korban selamat masing-masing Ni Komang Daliantini, 12 (bocah asal Banjar Subia, Desa Klumpu yang masih tercatat sebagai siswi di SDN 3 Klumpu) dan Ni Komang Surani, 40 (asal Banjar Pengalusan, Desa Klumpu). Keduanya ditemukan selamat, dalam kondisi terluka.
Informasi yang dihimpun NusaBali di lapangan, keempat korban tertimbun longsor galan C ini merupakan buruh nyidi (menyaring bagian halus) batu kapur di galian C milik keluarga I Nyoman Winda, 39, asal Banjar Pengalusan, Desa Klumpu. Sebelum musibah terjadi, keempat buruh nyidi ini beraktivitas di dasar galian C batu kapur, sejak siang pukul 12.30 Wita.
Setelah beraktivitas sekitar 2 jam, tepatnya siang pukul 14.45 Wita, gundukan batu kapur di tebing setinggi 5 meter di atas korban beraktivitas tiba-tiba ambruk hingga menimpa keempat buruh. Dua dari mereka tertimbun batu kapur hingga langsung tewas di lokasi, yakni Ni Kadek Widiantini dan Ni Ketut Tangkis.
Sedangkan dua korban lainnya, Ni Komang Daliantini dan Ni Komang Surani, selamat dari maut karena tidak sampai tertimbun seluruh tubuhnya. Kedua korban hanya mengalami luka di kaki dan bagian tubuh lainnya. “Kedua orang yang berhasil selamat dari maut ini karena saat kejadian posisinya agak jauh di belakang kedua korban tewas,” ujar sumber NusaBali.
Disebutkan, kedua korban selamat inilah yang langsung berteriak histeris untuk meminta pertolongan warga sekitar, begitu terjadi longsor. Karena teriakan mereka, dalam hitungan beberapa menit warga langsung berdatangan ke lokasi TKP galian C milik Nyoman Winda ini. Mereka berjibaku berupaya mengevakuasi kedua korban tewas secara manual, menggali timbunan batu kapur menggunakan tangan dan alat seadanya.
Proses pencarian secara manual ini memakan waktu selama 20 menit, karena material yang menimbun korban cukup tebal dan pecahan batu kapurnya berukuran besar. “Saat berhasil ditemukan, kedua korban tertimbun longsor sudah dalam keadaan tak bernyawa,” jelas sumber tadi.
Oleh warga setempat, keempat buruh nyidi korban longsor galian C batu kapur ini langsung dilarikan ke Puskemas Nusa Penida untuk penanganan lebih lanjut. Setelah diperiksa, jenazah dua korban tewas kemarin sora langsung dipulangkan ke rumah duka masing-masing di Banjar Subia, Desa Pakraman Klumpu, Kecamatan Nusa Penida. Sedangkan dua korban terluka dibolehkan pulang setelah mendapat perawatan di Puskesmas.
Kapolsek Nusa Penida, Kompol I Ketut Suastika, menyatakan pihaknya sudah terjun ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi terkait musibah maut logsor galian C ini. Termasuk yang diperiksa polisi adalah pemilik usaha galian C, Nyoman Winda.
Menurut Kapolsek Kompol Suastika galian C batu kapur tersebut dilakukan secara illegal. Pihaknya pun ancam akan memproses secara hukum, terlebih galian C ini sudah menimbulkan korban jiwa. “Kita masih menyelidiki kasus ini,” tegas Kapolsek Suastika saat dikonfirmasi NusaBali, Kamis kemarin.
Sementara itu, Camat Nusa Penida, I Gusti Agung Gede Putra Mahajaya, mengatakan pihaknya sudah mendapat laporan atas musibah maut di galian C batu kapur kawasan Desa Batumadeg, Kecamatan Nusa Penida. Menurut Camat IGA Putra Mahajaya, saat musibah maut terjadi kemarin siang, keempat korban tengah bekerja nyidi batu kapur untuk menyisihkan bagian yang halus.
Nah, ketika proses pengambilan material batu kapur dari bagian bawah (agak menjorok ke tengah) untuk disidi, kata Camat Putra Mahajaya, ternyata gundukan di atasnya ambruk. “Gundukan itu sudah sebelumnya sudah pernah digali dengan menggunakan alat berat,” ujarnya. * wa
Komentar