Sebelum Menikah, Penting Cek Kesehatan
AMLAPURA, NusaBali
Kadis Kesehatan Karangasem dr I Gusti Bagus Putra Pertama MM menyarankan setiap pasangan calon pengantin sebaiknya mengecek kesehatan, 3 - 6 bulan sebelum melangsungkan upacara pernikahan.
Tujuannya, untuk mendeteksi sejak dini penyakit berisiko menular, cegah stunting, hingga membangun bahtera rumah tangga yang sehat dan berkualitas. Putra Pertama menyarankan itu sehubungan belakangan musim upacara pernikahan, di Amlapura, Senin (3/10).
Cek kesehatan, katanya, dilakukan sebelum menikah sangat penting. Agar mampu mendeteksi penyakit yang berisiko menular kepada diri sendiri dan pasangan, serta kepada keturunan yang akan datang. Sedapat mungkin memeriksakan fisik lengkap, mulai dari tekanan darah, pemeriksaan urine, pemeriksaan darah, dan lain-lain.
Dengan pemeriksaan itu, petugas medis akan dapat mengidentifikasi penyakit, antara lain tekanan darah tinggi. Penyakit ini bisa membahayakan janin hingga keturunan jadi stunting. Hasil tes urine untuk mengetahui saluran kemih sampai kondisi ginjal. Tes darah mampu mendeteksi beragam penyakit, terutama penyakit kronis seperti diabetes, hepatitis B, HIV/AIDS, infeksi menular seksual, anemia dan lain-lain. Pemeriksaan ini, jelasnya, sesuai amanat Peraturan Presiden RI Nomor 72 tahun 2021, tentang Percepatan Penurunan Stunting.
"Juga penting berkonsultasi pranikah di praktik dokter, Puskesmas atau rumah sakit. Ini dalam rangka cegah stunting. Kalau calon ibu rumah tangga menderita anemia tunda dulu kehamilannya, jika dipaksakan khawatir lahir bayi jadi stunting. Karena pertumbuhan janin dalam kandungan tidak normal," jelasnya.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Karangasem I Wayan Arsiawan Adi mengatakan, selama ini setiap menggelar penyuluhan KB, selalu diingatkan kepada masyarakat, terutama yang usai muda agar sebelum menikah melakukan cek kesehatan.
"Penyuluhan itu satu paket dengan, PKBR (penyiapan kehidupan berkeluarga remaja), PIK (pusat informasi konseling) dan bina keluarga remaja," kata Arsiawan.
Dengan pemeriksaan tersebut, jelas Arsiawan, sejak dini bisa menyiapkan rumah tangga yang matang dan terencana. Sevaiknya menikah dalam usia matang, telah menamatkan pendidikan tinggi, telah bekerja, sehingga ada jaminan masa depan.
Di samping melakukan pembinaan bina keluarga balita, jelasnya, pentingnya memahami 1.000 hari perencanaan hidup. Optimalkan tumbuh kembang anak dalam bina keluarga balita (BKB) dan memotivasi mekanisme kerja kader BKB dan pengisian kartu kembang anak. *k16
1
Komentar