Suspect DBD, Balita di Klungkung Meninggal
Dari Januari hingga Oktober terdata 302 kasus DBD, 2 di antaranya meninggal.
SEMARAPURA, NusaBali
Seorang balita berusia 1 tahun asal Lingkungan Pekandelan, Kelurahan Semarapura Klod, Kecamatan Klungkung meninggal dunia akibat suspect Demam Berdarah Dengue (DBD). Balita ini meninggal dalam perawatan intensif di ruang ICU RSUD Klungkung, Senin (3/10). Hasil pelacakan di lingkungan rumah korban, petugas menemukan banyak jentik nyamuk pada genangan air.
Kadis Kesehatan Klungkung, dr Ni Made Adi Swapatni mengatakan, balita berusia 1 tahun itu mengalami demam sejak Rabu (28/9). Hari itu juga, keluarga sudah mengajak pasien berobat ke UGD RSUD Klungkung. Setelah diberikan obat, demamnya menurun sehingga dipulangkan. Kamis (29/9) dinihari, balita tersebut kembali demam dan dibawa berobat ke UGD RSUD Klungkung. Balita asal Lingkungan Pekandelan, Kelurahan Semarapura Klod itu wajib rawat inap.
Menurut dr Adi Swapatni, pada Minggu (2/10), kondisi pasien melemah sehingga harus dirawat di ruang ICU. “Karena kondisinya semakin menurun, rencana merujuk pasien ke RSUP Prof dr I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah di Denpasar. Namun karena keterbatasan ruang PICU, rujukan belum bisa dilakukan,” ungkap dr Adi Swapatni, Selasa (4/10). Setelah mendapatkan penanganan intensif selama beberapa hari di ruang ICU RSUD Klungkung, balita tersebut meninggal, Senin (3/10) malam sekitar pukul 21.45 Wita.
Dinas Kesehatan Klungkung melakukan pelacakan ke lingkungan rumah pasien, Selasa kemarin. Hasil pelacakan, di sekitar lingkungan rumah pasien ada seorang warga yang demam dan sudah berobat. Petugas juga menemukan banyak jentik nyamuk di genangan air. Petugas segera melakukan fogging di sekitar lokasi. “Kami melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk), terlebih saat ini masih musim hujan,” ungkap Ari Swapatni.
Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Klungkung, sejak Januari hingga Oktober ini sudah terdata 302 warga di Klungkung terjangkit DBD. Pada Juli lalu, seorang warga di Klungkung juga meninggal karena positif DBD. Humas RSUD Klungkung, Gusti Putu Widiyasa menambahkan, hingga Selasa kemarin pasien DB yang dirawat dirawat di RSUD Klungkung sebanyak 4 orang. *wan
Kadis Kesehatan Klungkung, dr Ni Made Adi Swapatni mengatakan, balita berusia 1 tahun itu mengalami demam sejak Rabu (28/9). Hari itu juga, keluarga sudah mengajak pasien berobat ke UGD RSUD Klungkung. Setelah diberikan obat, demamnya menurun sehingga dipulangkan. Kamis (29/9) dinihari, balita tersebut kembali demam dan dibawa berobat ke UGD RSUD Klungkung. Balita asal Lingkungan Pekandelan, Kelurahan Semarapura Klod itu wajib rawat inap.
Menurut dr Adi Swapatni, pada Minggu (2/10), kondisi pasien melemah sehingga harus dirawat di ruang ICU. “Karena kondisinya semakin menurun, rencana merujuk pasien ke RSUP Prof dr I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah di Denpasar. Namun karena keterbatasan ruang PICU, rujukan belum bisa dilakukan,” ungkap dr Adi Swapatni, Selasa (4/10). Setelah mendapatkan penanganan intensif selama beberapa hari di ruang ICU RSUD Klungkung, balita tersebut meninggal, Senin (3/10) malam sekitar pukul 21.45 Wita.
Dinas Kesehatan Klungkung melakukan pelacakan ke lingkungan rumah pasien, Selasa kemarin. Hasil pelacakan, di sekitar lingkungan rumah pasien ada seorang warga yang demam dan sudah berobat. Petugas juga menemukan banyak jentik nyamuk di genangan air. Petugas segera melakukan fogging di sekitar lokasi. “Kami melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk), terlebih saat ini masih musim hujan,” ungkap Ari Swapatni.
Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Klungkung, sejak Januari hingga Oktober ini sudah terdata 302 warga di Klungkung terjangkit DBD. Pada Juli lalu, seorang warga di Klungkung juga meninggal karena positif DBD. Humas RSUD Klungkung, Gusti Putu Widiyasa menambahkan, hingga Selasa kemarin pasien DB yang dirawat dirawat di RSUD Klungkung sebanyak 4 orang. *wan
Komentar