Tragedi Kanjuruhan Disorot Dunia, Mahfud Md: Ini Pukulan bagi Kita
JAKARTA, NusaBali
Menko Polhukam Mahfud Md menyampaikan Tragedi Kanjuruhan disorot dunia karena menempati posisi kedua sebab jumlah korban jiwa mencapai 131 orang.
Mahfud mengatakan tragedi tersebut menjadi pukulan bagi kita semua. "Ini menjadi pukulan bagi kita karena bukan hanya menjadi masalah nasional tapi juga menjadi sorotan dunia internasional," kata Mahfud seperti dilansir detikcom, Kamis (6/10).
"Ini tragedi sepakbola terbesar pertama dalam 50 tahun terakhir dan terbesar kedua dalam jika dihitung dalam sejarah persepakbolaan dunia. Yang terbesar terjadi di Peru pada1964 dengan korban 328 jiwa, yang kedua Indonesia pada 2022 dengan korban 131 jiwa, yang ketiga Ghana pada tahun 2001 dengan korban 126 jiwa," sambungnya.
Mahfud mengungkapkan, ada banyak faktor penyebab terjadinya Tragedi Kanjuruhan hingga memakan ratusan korban jiwa. Dari faktor stadion hingga regulasi penyelenggaraan pertandingan sepakbola.
"Banyak faktor, pada temuan awal stadion termasuk faktor yang dicatat turut menjadi penyebab tragedi itu. Faktor-faktor lainnya adalah penyelenggara dan panpelnya, pengendalian keamanan, suporter, regulasi, dan lain-lain," ujarnya.
Mahfud mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sudah memerintahkan Menteri PUPR Basuki untuk mengecek seluruh kondisi stadion yang ada di Indonesia agar sesuai dengan standar internasional. Mahfud berjanji akan mencari akar persoalan tragedi tersebut hingga ke akar-akarnya. Menurutnya, penanganan setiap kerusuhan pertandingan sepakbola tidak pernah sampai menyentuh akar masalah.
"Untuk masalah stadion Presiden sudah meminta Menteri PUPR untuk segera meneliti dan memperbaiki semua stadion di Indonesia agar memenuhi standar yang diatur secara internasional maupun nasional. Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan akan mencari akar-akar masalahnya, sebab tragedi sudah sering terjadi dan investigasi sudah selalu dilakukan, tapi tekanannya selalu lebih berkisar pada teknis penyelenggaraan. Sementara akar masalahnya tak tertangani," kata Mahfud yang juga ketua TGIPF Tragedi Kanjuruhan.
Sementara itu Wakil Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Munafrizal Manan menyebut terdapat indikasi pelanggaran HAM dalam tragedi itu.
"Ya nanti akan dipaparkan kesimpulan akhir. Kalau sekarang kan baru temuan-temuan sementara. Tapi memang ada indikasi ke arah pelanggaran hak asasi manusia," kata Munafrizal saat ditemui di Pengadilan Negeri (PN) Jogja.
Kendati tidak menyebut nama institusi, Munafrizal mengatakan pelanggaran HAM itu mengarah ke pihak yang menembakkan gas air mata.
"Ya yang menembak gas air mata siapa," ujarnya. dalam tragedi yang mencapai ratusan orang. Pihaknya tengah menyelidiki apakah ada unsur pembiaran atau tidak. *
1
Komentar