Parpol Berebut Efek Ekor Jas
Hasto : PDIP Menunggu Keputusan Megawati
‘Sekarang PDIP sedang mempersiapkan visi misi capres. Progressnya sudah sekitar 80 persen’
JAKARTA, NusaBali
Fenomena partai politik (parpol) deklarasi tokoh yang punya elektabilitas tinggi sebagai capres (calon presiden) tidak membuat PDI Perjuangan grasa-grusu. Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan fenomena deklarasi capres oleh parpol hanya untuk berebut efek ekor jas(meraih popularitas melibatkan tokoh penting). Kata Hasto, PDIP akan menunggu keputusan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri untuk pencalonan capres-cawapres.
Sebelunya Ketua Umum DPP NasDem Surya Paloh mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai Capres 204. Kemudian PSI (Partai Solidaritas Indonesia) menyusul mendeklarasikan usung Gubernur Jawa Tengah yang kader senior PDIP sebagai Capres 2024. Hal itu berdasarkan hasil polling Rembuk Rakyat yang selenggarakan PSI sejak Februari 2022.
Hasto pun, mengkritik cara partai politik dalam berebut ekor jas dengan mendeklarasikan capres yang memiliki elektabilitas tinggi. "Dalam situasi seperti ini, menempatkan capres dan cawapres sepertinya memperebutkan efek ekor jas," ujar Hasto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (6/10).
Soal PSI deklarasikan Ganjar, Hasto menegaskan, bahwa jawaban Ganjar adalah tetap menunggu keputusan dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terkait. "Karena Pak Ganjar adalah kader partai sehingga keputusan terkait capres dan cawapres diserahkan sepenuhnya kepada Ibu Ketua Umum," ucap Hasto.
Doktor Ilmu Pertahanan ini mengatakan, bagi PDIP capres itu harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. "Mencalonkan capres dan cawapres bukan untuk melakukan dansa elektoral, bukan juga untuk memperebutkan efek ekor jas. Namun juga dilakukan dengan penuh kesadaran terhadap masa depan," kata Hasto.
Untuk itu, siapapun yang akan dicalonkan dipastikan mereka telah mendapat gembelengan sebagai calon pemimpin. Hasto sekali lagi menegaskan, bagi PDIP, sudah jelas Ganjar mengatakan dirinya adalah kader PDIP. Sehingga keputusan terkait capres dan cawapres diserahkan sepenuhnya kepada ketua umum.
“Ya, dengan jawaban dari Pak Ganjar itu seharusnya tata krama dalam demokrasi dapat dihormati. Pak Ganjar kan sudah memberikan jawaban yang sangat tegas, bahwa beliau adalah kader PDI Perjuangan,” imbuh Hasto. Hasto melanjutkan, bahwa calon pemimpin itu harus dipastikan telah mendapatkan gemblengan langsung dari Megawati Soekarnoputri.
Megawati, kata Hasto, menginginkan agar calon pemimpin yang digembleng memiliki kesadaran ideologi, dan tanggungjawab yang kuat bagi bangsa dan negara. "Ibu Megawati melakukan kaderisasi partai dan ketika itu diumumkan, itu betul- betul menjadi hasil perenungan bagi masa depan bangsa dan negara," ucap Hasto.
PDIP sendiri melihat Pilpres 2024 adalah momentum terbaik untuk mencari pemimpin yang punya visi masa depan dan rekam jejak yang baik, kinerja yang baik, kepemimpinan ideologis, pemimpin yang punya kemampuan teknokratis dan mampu menerima tanggung jawab. PDIP juga sedang mempersiapkan visi misi capres. Kini, progressnya sudah sekitar 80 persen.
"Sekarang PDIP sedang mempersiapkan visi misi capres. Progressnya sudah sekitar 80 persen. Ini kami sudah melakukan meet up dengan tim dari pemerintahan Presiden Jokowi, sehingga visi misi ini nanti menunjukan adanya kesinambungan antara prestasi yang dilakukan oleh Pak Jokowi dengan calon presiden dan calon wakil presiden yang nanti akan diputuskan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri," jelas Hasto.
Untuk itu, PDIP terus bergerak mempersiapkan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya. "PDI Perjuangan telah membuktikan pada tahun 2014 dan 2019, telah lahir dari rahim kepemimpinn Ibu Mega, sosok seperti Presiden Jokowi yang ternyata mampu membawa perubahan di Indonesia menjadi lebih baik," terang Hasto.
Hasto optimis dengan dinamika saat ini, semua akan ikut arahan Ketum PDIP. "Kami berpartai itu dengan optmisme, kami berpartai itu dengan berkobar-kobar, tidak dengan ketakutan, sehingga partai terus melakukan gerakan ke bawah sambil menunggu ketika Ibu Megawati mengambil keputusan," papar Hasto. *k22
Sebelunya Ketua Umum DPP NasDem Surya Paloh mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai Capres 204. Kemudian PSI (Partai Solidaritas Indonesia) menyusul mendeklarasikan usung Gubernur Jawa Tengah yang kader senior PDIP sebagai Capres 2024. Hal itu berdasarkan hasil polling Rembuk Rakyat yang selenggarakan PSI sejak Februari 2022.
Hasto pun, mengkritik cara partai politik dalam berebut ekor jas dengan mendeklarasikan capres yang memiliki elektabilitas tinggi. "Dalam situasi seperti ini, menempatkan capres dan cawapres sepertinya memperebutkan efek ekor jas," ujar Hasto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (6/10).
Soal PSI deklarasikan Ganjar, Hasto menegaskan, bahwa jawaban Ganjar adalah tetap menunggu keputusan dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terkait. "Karena Pak Ganjar adalah kader partai sehingga keputusan terkait capres dan cawapres diserahkan sepenuhnya kepada Ibu Ketua Umum," ucap Hasto.
Doktor Ilmu Pertahanan ini mengatakan, bagi PDIP capres itu harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. "Mencalonkan capres dan cawapres bukan untuk melakukan dansa elektoral, bukan juga untuk memperebutkan efek ekor jas. Namun juga dilakukan dengan penuh kesadaran terhadap masa depan," kata Hasto.
Untuk itu, siapapun yang akan dicalonkan dipastikan mereka telah mendapat gembelengan sebagai calon pemimpin. Hasto sekali lagi menegaskan, bagi PDIP, sudah jelas Ganjar mengatakan dirinya adalah kader PDIP. Sehingga keputusan terkait capres dan cawapres diserahkan sepenuhnya kepada ketua umum.
“Ya, dengan jawaban dari Pak Ganjar itu seharusnya tata krama dalam demokrasi dapat dihormati. Pak Ganjar kan sudah memberikan jawaban yang sangat tegas, bahwa beliau adalah kader PDI Perjuangan,” imbuh Hasto. Hasto melanjutkan, bahwa calon pemimpin itu harus dipastikan telah mendapatkan gemblengan langsung dari Megawati Soekarnoputri.
Megawati, kata Hasto, menginginkan agar calon pemimpin yang digembleng memiliki kesadaran ideologi, dan tanggungjawab yang kuat bagi bangsa dan negara. "Ibu Megawati melakukan kaderisasi partai dan ketika itu diumumkan, itu betul- betul menjadi hasil perenungan bagi masa depan bangsa dan negara," ucap Hasto.
PDIP sendiri melihat Pilpres 2024 adalah momentum terbaik untuk mencari pemimpin yang punya visi masa depan dan rekam jejak yang baik, kinerja yang baik, kepemimpinan ideologis, pemimpin yang punya kemampuan teknokratis dan mampu menerima tanggung jawab. PDIP juga sedang mempersiapkan visi misi capres. Kini, progressnya sudah sekitar 80 persen.
"Sekarang PDIP sedang mempersiapkan visi misi capres. Progressnya sudah sekitar 80 persen. Ini kami sudah melakukan meet up dengan tim dari pemerintahan Presiden Jokowi, sehingga visi misi ini nanti menunjukan adanya kesinambungan antara prestasi yang dilakukan oleh Pak Jokowi dengan calon presiden dan calon wakil presiden yang nanti akan diputuskan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri," jelas Hasto.
Untuk itu, PDIP terus bergerak mempersiapkan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya. "PDI Perjuangan telah membuktikan pada tahun 2014 dan 2019, telah lahir dari rahim kepemimpinn Ibu Mega, sosok seperti Presiden Jokowi yang ternyata mampu membawa perubahan di Indonesia menjadi lebih baik," terang Hasto.
Hasto optimis dengan dinamika saat ini, semua akan ikut arahan Ketum PDIP. "Kami berpartai itu dengan optmisme, kami berpartai itu dengan berkobar-kobar, tidak dengan ketakutan, sehingga partai terus melakukan gerakan ke bawah sambil menunggu ketika Ibu Megawati mengambil keputusan," papar Hasto. *k22
1
Komentar