Ubud Tuan Rumah Women Economic Forum Ke-74
GIANYAR, NusaBali
Womenpreneurs Indonesia Networks (WIN) dan G100 Global Business Accelerator (khusus dari G100 Club), menggelar Women Economic Forum (WEF) ke-74 di Ubud, Gianyar, 6 - 8 Oktober 2022.
WEF disambut dan dibuka di Hotel The Royal Pitamaha, Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Gianyar, oleh Panglingsir Puri Agung Ubud, Tjokorda Gde Putra Sukawati alias Cok Putra.
Acara tersebut dihadiri puluhan perempuan wirausaha dari pelbagai negara. WEF ini bertema 'Adaptif, Ketangguhan dan Maju Bersama' untuk menginspirasi orang lain, khususnya kaum perempuan. Direktur WEF Indonesia dan Chairwoman WIN Diah Yusuf mengatakan, WEF diisi dengan diskusi ekonomi perempuan, membuka jejaring, kolaborasi, untuk promosi kewirausahaan dan kepemimpinan perempuan di dunia. WEF mendorong perempuan mengembangkan bisnis dan diri memulai perjalanan holistik yang terhubung dengan alam, spiritualitas, dan kesejahteraan. WEF juga sebagai platform untuk membantu dalam mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana mengelola bisnis dan menemukan potensi perempuan. ‘’WEF menginspirasi perempuan agar lebih adaptif dan tangguh berkolaborasi untuk memperkuat ekonomi berbasis keberlanjutan,’’ jelasnya.
Diah Yusuf menyebut, dalam WEF setiap peserta belajar bagaimana bergerak maju dan berkembang. WEF juga akan diisi workshop di Universitas PGRI Mahadewa Denpasar, agar mahasiswa lebih mengenal cara mengkomersilkan ide bisnis sejalan dengan SDG (sustainable development goals). WEF Ubud 2022 menghadirkan sejumlah pembicara, antara lain, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga, Diah Yusuf Direktur WEF Indonesia dan Ketua WIN, Harbeen Arora Rai, asal India, pendiri WEF dan G100. Yessie D Yosetya, asal Indonesia yang Ketua G20 Empower, dan Hardiani Uli Silalahi, asal Indonesia yang Ketua W20. ‘’Tahun ini Indonesia sebagai Presidensi G20 dengan motto Recover Together Recover Stronger, sehingga topik WEF ke-74 ini terkoneksi dan terkait dengan isu-isu G20,’’ tambah Diah Yusuf.
Dia menambahkan, hasil konferensi WEF akan diserahkan berupa memorandum melalui G20 Empower dan W20 sebagai mitra pendukung WEF ke-74. Sebagaimana salah satu isu prioritas global G20 adalah transformasi digital, pemulihan tatanan ekonomi global pasca pandemi agar menjadi lebih kuat dan inklusif. Isu ini dikolaborasi dengan memanfaatkan digitalisasi dalam mengatasi pelbagai permasalahan manusia.
Diah Yusuf menyebutkan Zalpha Code, sebuah platform pembelajaran coding untuk anak-anak, yang pendiriannya terinspirasi oleh pengusaha perempuan dari Afrika Selatan dan Indonesia. Platform ini akan diluncurkan dalam WEF Ubud 2022 dan didistribusikan melalui kolaborasi global di bawah G100 Business Accelerator. WEF dihadiri sejumlah pembicara dengan visi #TogetherWeRise. Mereka berasal dari India, Afrika Selatan, Filipina, Malaysia, Singapura dan lainnya. WEF diisi talk show bertopik, antara lain, Perempuan UKM sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekonomi, Membangun Keterampilan Masa Depan Wanita di Era Digital, Wawasan Pemimpin Wanita ASEAN, Kepemimpinan Wanita, dan lain-lainnya.
Dr Harbeen Arora (India) selaku Founder WEF, mengatakan adalah kehormatan karena WEF edisi Indonesia bisa digelar di Bali saat berlangsung Presidensi Indonesia G20. Pihaknya sangat berkomitmen terhadap kesetaraan gender melalui pemberdayaan ekonomi perempuan.
Dalam kata sambutannya, Panglingsir Puri Agung Ubud Tjokorda Gde Putra Sukawati menyampaikan selamat atas pelaksanaan konferensi di Ubud. Dia menyambut hangat para peserta dan berharap bisa senang selama berdiskusi dan berbagi pengetahuan di Ubud. ‘’Semoga vibrasi Ubud bisa menginspirasi para kaum perempuan hingga melahirkan inovasi dan kreativitas berkemajuan,’’ ujar peraih Penghargaan Satya Lencana Pembangunan dari Presiden RI Joko Widodo, 17 Agustus 2021 ini. *lsa
Komentar