Rektor UGM Buka Sayan Rumaket di Taman Baca Ubud
GIANYAR, NusaBali.com – Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor dr Ova Emilia MMedEd SpOG(K) PhD membuka acara Sayan Rumaket yang diselenggarakan oleh ST Bina Warga, Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Sabtu (8/10/2022).
Dibukanya acara Sayan Rumaket oleh Rektor UGM tidak terlepas dari peran kolaborasi Keluarga Alumni UGM (Kagama) Bali dengan Desa Sayan. Oleh karena itu, Sabtu pagi dari pukul 09.00-13.00 Wita, Ketua Pengurus Pusat Kagama Ganjar Pranowo turut hadir meramaikan acara.
Gubernur Jawa Tengah ini ikut berpartisipasi dalam Tour de Sayansation yaitu lari pagi menyusuri jogging track yang melalui objek-objek wisata Desa Sayan. Selain itu, Ganjar juga menjadi pembicara dalam sebuah panel diskusi di acara yang diselenggarakan di Taman Baca Ubud, Banjar Penestanan Kaja, Desa Sayan tersebut.
Menurut Kepala Desa Sayan, I Made Andika, pemilihan nama Sayan Rumaket sendiri memiliki arti ganda. Kata ‘sayan’ dalam Bahasa Bali artinya ‘semakin’ sedangkan di lain sisi, kata tersebut juga merupakan lokus atau nama tempat yakni Desa Sayan.
Sedangkan pasangan katanya yaitu ‘rumaket’ berarti guyub atau memiliki rasa persaudaraan dan kebersamaan. Oleh karena itu, acara Sayan Rumaket ini dimaksudkan untuk membangun keguyuban dan rasa bersamaan dalam di wilayah Desa Sayan.
“Hari ini saya harus bersyukur karena telah mengikuti acara yang luar biasa sejak pagi tadi, dan ini adalah Sayan Rumaket,” puji Rektor UGM Prof Ova dalam sambutannya, Sabtu sore.
Prof Ova mengapresiasi kreativitas anak-anak muda dalam acara yang dihelat oleh sekaa teruna dengan anggota paling sedikit di Desa Sayan ini. Ia juga memuji kepemimpinan Kepala Desa Sayan yang masih muda atau milenial yakni baru berusia 36 tahun.
“Kami dari UGM dan Kagama tentunya sangat bangga dapat berkontribusi dalam inisiasi kegiatan mengedepankan ketahanan bangsa dari unit yang paling kecil, yakni desa,” terang Rektor UGM yang mulai mengemban tugas sejak Mei 2022 ini.
Kegiatan konstruktif dalam peningkatan kualitas daya saing desa seperti Sayan Rumaket, kata Guru Besar Ilmu Kedokteran UGM ini, akan mampu menggeber level kompetitif komunitas desa ke tingkat yang lebih tinggi baik itu pada tatanan nasional maupun internasional.
Selain itu, menurut Kades Sayan Andika, ST Bina Warga dari Banjar Mas ini sudah mampu menjawab tantangannya untuk membuat acara yang lebih besar dan dengan durasi pelaksanaan yang lebih panjang daripada acara yang sempat diajukan sebelumnya.
“Pada bulan November 2018, saya didatangi adik-adik sekaa teruna dengan gagasan acara Gowes for Love, durasinya cuma setengah hari. Kemudian saya tantang, berani tidak buat acara yang lebih besar dan lebih panjang, mereka pun bingung karena belum pernah buat acara besar sebelumnya,” tutur Andika.
Namun pada akhirnya di bulan Februari tahun 2019, ST Bina Warga mampu membuat acara yang lebih besar dan massa yang lebih banyak yakni Gowes for Love dengan Diorama Music Jam. Sedangkan, ketika pandemi Covid-19 melanda, generasi muda kreatif Desa Sayan ini masih mampu berkarya dengan acara kompetisi dance secara daring.
Berkat pencapaian ini, Prof Ova pun berharap ketangguhan dan kejelian generasi muda di Desa Sayan dapat diketuktularkan ke anak-anak muda lain di Bali.
“Semoga ke depan kami dari UGM maupun Kagama berharap dapat terus memberikan kontribusi dalam acara yang luar biasa ini,” tandas Prof Ova sebelum memukul gong tanda dibukanya acara yang akan berlangsung selama dua hari ini yakni 8-9 Oktober 2022. *rat
1
Komentar