Kondisi Korban Bencana Jalan Putus di RSU Bangli, Anak Boleh Pulang, Pasutri Masih Perawatan
Saat kejadian itu anaknya sempat bertanya apakah mereka akan mati di sana.
BANGLI, NusaBali
Tiga korban selamat dalam bencana alam peristiwa jalan putus di Jalan Airlangga, Kelurahan Cempaga, Kecamatan/Kabupaten Bangli, Sabtu (8/10). Korban selamat ini satu keluarga, yakni ayah, ibu, dan anak. Saat ini, mereka masih perawatan di RSU Bangli.
Korban selamat dimaksud, pasangan suamai istri (pasutri) I Ketut Pageh,34 dan Ni Nyoman Lestari,30, serta anaknya, Kadek Wahyu Putra,5, asal Banjar Kedui, Desa Tembuku, Kecamatan Tembuku, Bangli. Menurut Wadir Pelayanan RSU Bangli I Made Naris Pujawan, pada Sabtu (8/10), RSU Bangli menerima enam korban akibat jalan putus di Kelurahan Cempaga. Dari jumlah tersebut, ada tiga orang selamat. Ketiganya merupakan satu keluarga. Dari penanganan yang dilakukan, seorang yakni anak korban, sudah diperbolehkan pulang. "Kondisi anak mengalami luka terbuka, sudah dilakukan perawatan di IGD dan sudah diperbolehkan pulang," jelasnya Minggu (9/10).
Sedangkan korban yang dua orangtua anak itu masih dalam perawatan. Korban mengalami patah tulang tertutup pada tulang rusuk. "Saat ini, kondisi suami istri ini sudah membaik. Kami pihak RSU berusaha optimal memberikan perawatan," ujarnya.
Lebih lanjut, pihak rumah sakit akan menyiapkan dokter spesialis kejiwaan untuk menangani trauma para korban. Terkait biaya perawatan, Made Naris menyebutkan jika biaya perawatan digratiskan. "Seluruh pembiayaan korban digratiskan. Biaya ditanggung Pemkab Bangli," sebutnya.
Ditambahkan pula, untuk korban meninggal tiga orang masing-masing Gita Savitri,35, beralamat di Jalan Sentanu IV, Banjar Bonbiu, Desa Peguyangan, Denpasar Barat, dan pengemudi Terios, Hosdianto Gunawan,38, seorang trader, alamat Perumahan Cempaka Mas, Kuta Utara. Putu Rian Sasmara,25, asal Banjar/Lingkungan Sidembunut, Kelurahan Cempaga, Bangli. "Dua jenasah yakni Hosdianto dan Putu Rian sudah diambil oleh pihak keluarga. Sedangkan jenasah Gita Savitri rencana diambil pada 12 Oktober nanti," ungkapnya.
Sementara itu, korban selamat Ketut Pageh, mengaku masih trauma atas kejadian yang menimpa keluarganya. Bahkan setiap memejamkan mata langsung ingat musibah tersebut. "Baru pejamkan maka, maka sudah langsung ingat disana (jalan putus)," akunya.
Diceritakan, saat kejadian itu anaknya sempat bertanya apakah mereka akan mati di sana. Karena pertanyaan tersebut, Ketut Pageh menjadi semangat untuk keluar dari mobil. Agar bisa keluar dirinya memukul-mukul kaca mobil.
Nyoman Lestari mengatakan jika saat itu dirinya terbantu pencahayaan dari mobil Terios yang juga jatuh di lokasi. Lampu mobil tersebut masih dalam keadaan menyala. Nyoman Lestari berteriak meminta pertolongan sampai akhirnya petugas kepolisian dan warga membatu evakuasi. "Saya berupaya mencari posisi yang lebih aman. Suweca (berkarunia) Ida Hyang Widhi, kami masih bisa selamat," sambungnya.*esa
Korban selamat dimaksud, pasangan suamai istri (pasutri) I Ketut Pageh,34 dan Ni Nyoman Lestari,30, serta anaknya, Kadek Wahyu Putra,5, asal Banjar Kedui, Desa Tembuku, Kecamatan Tembuku, Bangli. Menurut Wadir Pelayanan RSU Bangli I Made Naris Pujawan, pada Sabtu (8/10), RSU Bangli menerima enam korban akibat jalan putus di Kelurahan Cempaga. Dari jumlah tersebut, ada tiga orang selamat. Ketiganya merupakan satu keluarga. Dari penanganan yang dilakukan, seorang yakni anak korban, sudah diperbolehkan pulang. "Kondisi anak mengalami luka terbuka, sudah dilakukan perawatan di IGD dan sudah diperbolehkan pulang," jelasnya Minggu (9/10).
Sedangkan korban yang dua orangtua anak itu masih dalam perawatan. Korban mengalami patah tulang tertutup pada tulang rusuk. "Saat ini, kondisi suami istri ini sudah membaik. Kami pihak RSU berusaha optimal memberikan perawatan," ujarnya.
Lebih lanjut, pihak rumah sakit akan menyiapkan dokter spesialis kejiwaan untuk menangani trauma para korban. Terkait biaya perawatan, Made Naris menyebutkan jika biaya perawatan digratiskan. "Seluruh pembiayaan korban digratiskan. Biaya ditanggung Pemkab Bangli," sebutnya.
Ditambahkan pula, untuk korban meninggal tiga orang masing-masing Gita Savitri,35, beralamat di Jalan Sentanu IV, Banjar Bonbiu, Desa Peguyangan, Denpasar Barat, dan pengemudi Terios, Hosdianto Gunawan,38, seorang trader, alamat Perumahan Cempaka Mas, Kuta Utara. Putu Rian Sasmara,25, asal Banjar/Lingkungan Sidembunut, Kelurahan Cempaga, Bangli. "Dua jenasah yakni Hosdianto dan Putu Rian sudah diambil oleh pihak keluarga. Sedangkan jenasah Gita Savitri rencana diambil pada 12 Oktober nanti," ungkapnya.
Sementara itu, korban selamat Ketut Pageh, mengaku masih trauma atas kejadian yang menimpa keluarganya. Bahkan setiap memejamkan mata langsung ingat musibah tersebut. "Baru pejamkan maka, maka sudah langsung ingat disana (jalan putus)," akunya.
Diceritakan, saat kejadian itu anaknya sempat bertanya apakah mereka akan mati di sana. Karena pertanyaan tersebut, Ketut Pageh menjadi semangat untuk keluar dari mobil. Agar bisa keluar dirinya memukul-mukul kaca mobil.
Nyoman Lestari mengatakan jika saat itu dirinya terbantu pencahayaan dari mobil Terios yang juga jatuh di lokasi. Lampu mobil tersebut masih dalam keadaan menyala. Nyoman Lestari berteriak meminta pertolongan sampai akhirnya petugas kepolisian dan warga membatu evakuasi. "Saya berupaya mencari posisi yang lebih aman. Suweca (berkarunia) Ida Hyang Widhi, kami masih bisa selamat," sambungnya.*esa
Komentar