Pasien RSJ Dilibatkan, Mulai Jadi Sinden hingga Hasilkan Karya Lukisan
Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia Dipusatkan di RSJ Provinsi Bali di Bangli
Di RSJ Provinsi Bali pasien secara rutin dilatih untuk melakukan aktivitas yang biasa dilakukan oleh keluarga, juga kegiatan seni seperti menari dan melukis.
BANGLI, NusaBali
Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2022 pada, Senin (10/10) dipusatkan di RSJ Provinsi Bali yang berlokasi di Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli. Acara tersebut dihadiri Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono secara daring. Dalam peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia kali ini, sejumlah pasien RSJ Provinsi Bali ikut dilibatkan.
Sementara itu acara juga dihadiri langsung Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes Maria Endang Suwini, perwakilan RSJ se-Indonesia, Gubernur Bali Wayan Koster diwakilkan Plt Direktur RSJ Provinsi Bali dr Dewa Gede Basudewa SpKj.
Pada kesempatan tersebut Wamenkes Dante Saksono Harbuwono mengatakan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia di Indonesia mengangkat tema pulih bersama, generasi sehat jiwa. Disebutkan jika pada pandemi Covid-19 tahun 2021 terjadi peningkatan masalah dan gangguan kesehatan jiwa sebesar 64,3 persen, baik itu karena menderita penyakit Covid-19 maupun karena masalah sosial-ekonomi sebagai dampak pandemi.
Tentu persoalan gangguan kejiwaan perlu ditangani secara serius. Menurut Wamenkes Dante setidaknya ada beberapa strategi yang dilakukan, yakni advokasi, kemitraan dan pemberdayaan masyarakat. "Kami berharap dengan strategi-strategi utama ini, bisa mengurai masalah kesehatan yang ada," ungkapnya.
Lanjutnya, dalam menangani persoalan, tentu penting kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun pihak swasta. Pihaknya pun optimis bahwa Indonesia mampu melewati masa sulit dan siap menghadapi tantangan global. Sementara itu, Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI Maria Endang Suwini mengatakan jika kegiatan ini adalah untuk membangun komitmen bersama atau semua unsur yang ada di masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat yang mengedepankan upaya promotif dan preventif.
Serangkaian Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, beberapa kegiatan telah dilaksanakan seperti lomba poster dan video pendek, pengusulan penghargaan kesehatan jiwa bagi perorangan dan institusi. Untuk di Bali ada gerak jalan bersama Bupati, ASN, Pelajar, dan masyarakat, senam kesehatan jiwa, musik dan hiburan bertempat di Alun-alun Kabupaten Bangli. "Telah dilaksanakan Deteksi Dini Kesehatan Jiwa Anak Usia Sekolah yang diikuti 95 siswa dengan interpretasi hasil 29 persen siswa memiliki masalah emosional yang berkaitan dengan perasaan negatif seperti sering merasa tidak bahagia dan 28 persen memiliki masalah teman sebaya yang berkaitan dengan diganggu, dipermainkan," bebernya.
Menurut Endang, usia rentan atau berpotensi mengalami gangguan kejiwaan di atas usia 15 tahun. Namun resiko tersebut terbangun selama masa kehidupan. "Bisa jadi yang di atas usia 15 tahun sudah mengalami hal-hal yang menyebabkan berisiko gangguan kejiwaan," sambungnya. Di sisi lain, Plt Direktur RSJ Provinsi Bali, dr Dewa Gede Basudewa SpKj mengatakan untuk rebahilitasi bagi pasien gangguan kejiwaan RSJ menerapkan rehabilitasi bernuansa budaya. Para pasien secara rutin dilatih untuk melakukan aktivitas yang biasa dilakukan oleh keluarga. Selain itu ada juga kegiatan seni seperti menari, melukis.
Dari rehab yang telah dilakukan, sejumlah pasien pun mau tampil pada puncak Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Ada 15 orang pasien yang ikut tampil, mereka sebagai sinden saat pementasan janger. Untuk pementasan janger kolaborasi antara pegawai dengan pasien. "Pasien yang tampil adalah pasien yang tahu diri sakit, namun kondisi mulai tenang. Selain itu persiapan untuk pemulihan serta termotivasi berkontribusi secara ekonomi untuk masyarakat," kata dr Basudewa.
Disampaikan pula hasil karya dari para pasien RSJ juga mendapat apresiasi. Salah satunya karya lukisan Dewa Made Juliawan. Lukisan Dewa Made Juliawan terjual dengan harga jutaan rupiah. Di sela-sela acara, Dewa Made Juliawan mengatakan jika dirinya merupakan pasien rawat jalan di RSJ. Sudah beberapa kali dirinya keluar masuk RSJ. Namun kini dirinya rutin melakukan kontrol, sehingga dirinya mampu beraktivitas dengan normal.
Diakui selama menjalani perawatan dirinya melatih diri dengan melukis. Dalam kurun waktu 15 hari dirinya sudah bisa menghasilkan sebuah lukisan. "Sejak kecil saya suka melukis, saat dirawat di sini semakin diasah. Biasa saya melukis cerita pewayangan dan terinspirasi juga dari tontonan televisi," ujar pria asal Gianyar ini.
Hasil lukisan sudah banyak terjual, harga mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta. Dewa Made Juliawan menambahkan jika penting peran keluarga dalam proses penyembuhan. Mereka yang sakit hendaknya berobat dan dilakukan secara berkelanjutan. "Sampai saat ini saya masih rutin kontrol, ini untuk kebaikan," imbuhnya. *esa
Sementara itu acara juga dihadiri langsung Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes Maria Endang Suwini, perwakilan RSJ se-Indonesia, Gubernur Bali Wayan Koster diwakilkan Plt Direktur RSJ Provinsi Bali dr Dewa Gede Basudewa SpKj.
Pada kesempatan tersebut Wamenkes Dante Saksono Harbuwono mengatakan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia di Indonesia mengangkat tema pulih bersama, generasi sehat jiwa. Disebutkan jika pada pandemi Covid-19 tahun 2021 terjadi peningkatan masalah dan gangguan kesehatan jiwa sebesar 64,3 persen, baik itu karena menderita penyakit Covid-19 maupun karena masalah sosial-ekonomi sebagai dampak pandemi.
Tentu persoalan gangguan kejiwaan perlu ditangani secara serius. Menurut Wamenkes Dante setidaknya ada beberapa strategi yang dilakukan, yakni advokasi, kemitraan dan pemberdayaan masyarakat. "Kami berharap dengan strategi-strategi utama ini, bisa mengurai masalah kesehatan yang ada," ungkapnya.
Lanjutnya, dalam menangani persoalan, tentu penting kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun pihak swasta. Pihaknya pun optimis bahwa Indonesia mampu melewati masa sulit dan siap menghadapi tantangan global. Sementara itu, Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI Maria Endang Suwini mengatakan jika kegiatan ini adalah untuk membangun komitmen bersama atau semua unsur yang ada di masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat yang mengedepankan upaya promotif dan preventif.
Serangkaian Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, beberapa kegiatan telah dilaksanakan seperti lomba poster dan video pendek, pengusulan penghargaan kesehatan jiwa bagi perorangan dan institusi. Untuk di Bali ada gerak jalan bersama Bupati, ASN, Pelajar, dan masyarakat, senam kesehatan jiwa, musik dan hiburan bertempat di Alun-alun Kabupaten Bangli. "Telah dilaksanakan Deteksi Dini Kesehatan Jiwa Anak Usia Sekolah yang diikuti 95 siswa dengan interpretasi hasil 29 persen siswa memiliki masalah emosional yang berkaitan dengan perasaan negatif seperti sering merasa tidak bahagia dan 28 persen memiliki masalah teman sebaya yang berkaitan dengan diganggu, dipermainkan," bebernya.
Menurut Endang, usia rentan atau berpotensi mengalami gangguan kejiwaan di atas usia 15 tahun. Namun resiko tersebut terbangun selama masa kehidupan. "Bisa jadi yang di atas usia 15 tahun sudah mengalami hal-hal yang menyebabkan berisiko gangguan kejiwaan," sambungnya. Di sisi lain, Plt Direktur RSJ Provinsi Bali, dr Dewa Gede Basudewa SpKj mengatakan untuk rebahilitasi bagi pasien gangguan kejiwaan RSJ menerapkan rehabilitasi bernuansa budaya. Para pasien secara rutin dilatih untuk melakukan aktivitas yang biasa dilakukan oleh keluarga. Selain itu ada juga kegiatan seni seperti menari, melukis.
Dari rehab yang telah dilakukan, sejumlah pasien pun mau tampil pada puncak Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Ada 15 orang pasien yang ikut tampil, mereka sebagai sinden saat pementasan janger. Untuk pementasan janger kolaborasi antara pegawai dengan pasien. "Pasien yang tampil adalah pasien yang tahu diri sakit, namun kondisi mulai tenang. Selain itu persiapan untuk pemulihan serta termotivasi berkontribusi secara ekonomi untuk masyarakat," kata dr Basudewa.
Disampaikan pula hasil karya dari para pasien RSJ juga mendapat apresiasi. Salah satunya karya lukisan Dewa Made Juliawan. Lukisan Dewa Made Juliawan terjual dengan harga jutaan rupiah. Di sela-sela acara, Dewa Made Juliawan mengatakan jika dirinya merupakan pasien rawat jalan di RSJ. Sudah beberapa kali dirinya keluar masuk RSJ. Namun kini dirinya rutin melakukan kontrol, sehingga dirinya mampu beraktivitas dengan normal.
Diakui selama menjalani perawatan dirinya melatih diri dengan melukis. Dalam kurun waktu 15 hari dirinya sudah bisa menghasilkan sebuah lukisan. "Sejak kecil saya suka melukis, saat dirawat di sini semakin diasah. Biasa saya melukis cerita pewayangan dan terinspirasi juga dari tontonan televisi," ujar pria asal Gianyar ini.
Hasil lukisan sudah banyak terjual, harga mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta. Dewa Made Juliawan menambahkan jika penting peran keluarga dalam proses penyembuhan. Mereka yang sakit hendaknya berobat dan dilakukan secara berkelanjutan. "Sampai saat ini saya masih rutin kontrol, ini untuk kebaikan," imbuhnya. *esa
1
Komentar