Kelompok Nelayan Deklarasi Bulan Cinta Laut
MANGUPURA, NusaBali
Tiga kelompok nelayan, yakni Kelompok Nelayan Wanasari Tuban, Kelompok Nelayan Kelan, dan Tanjung Benoa menggelar deklarasi Bulan Cinta Laut (BCL) dan menandatangani komitmen untuk menjaga laut, Selasa (11/10).
Hal itu dilakukan serangkaian dengan Bulan Cinta Laut yang merupakan program nasional dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Adapun bentuk kegiatan tersebut mengajak nelayan pesisir menjadi semacam agen kebersihan laut, dengan ikut memungut sampah dari laut menuju daratan. Nantinya, sampah yang dikumpulkan itu bisa ditukarkan dengan sejumlah uang pada bank sampah/TPS yang bekerjasama dengan Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar.
Staf Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Elland Yupa Sobhytta, menerangkan Bulan Cinta Laut (BCL) merupakan program nasional yang diinisiasi Menteri KKP. Pada intinya program itu adalah mengajak masyarakat, khususnya masyarakat nelayan pesisir untuk ikut berkomitmen menjaga pesisir tetap bersih dan melestarikan ekosistem laut. Hal itu sekaligus untuk menggerakkan ekonomi sirkular. Di mana, ketika nelayan melaut tidak mendapat ikan, maka mereka bisa membawa sampah yang diangkut dari laut. Sampah itu nantinya dapat dijual pada bank sampah atau TPS, sehingga menjadi potensi ekonomi bagi nelayan. “Program BCL ini mengajak masyarakat, khususnya nelayan. Jika mereka tidak mendapat ikan saat melaut, mereka pulang dengan membawa sampah yang dipungut dari laut. Kami di sini menjadi jembatan antara mitra dari bank sampah dan TPS untuk membeli sampah yang dibawa nelayan dari melaut itu,” ucap Elland, Selasa (11/10).
Dijelaskannya, sosialisasi program BCL sudah dilaksanakan sebelumnya terpusat di Pulau Serangan, Denpasar Selatan. Hal itu kemudian ditindaklanjuti dengan deklarasi dan penandatanganan komitmen para nelayan yang bersedia menjadi percontohan. Dalam hal ini ada 2 lokasi dari pendeklarasian itu, yaitu di Kelurahan Tuban dan di Pulau Serangan. Program itu telah dimulai sejak awal Oktober, dengan 11 kelompok nelayan dari Badung dan Denpasar yang bersedia menjadi pilot project program tersebut. Dengan upaya itu, diharapkan kelompok nelayan yang lain bisa ikut berkomitmen melakukan hal serupa. “Jadi sebulan ini merupakan permulaan, bisa dibilang nelayan saat ini menjadi pilot project. Ini untuk memantik kebiasaan dan diharapkan hal ini bisa terus berlanjut menjadi kebiasaan, bukan hanya sebulan,” tegas Elland.
Koordinator Penyuluh untuk Kabupaten Badung Ni Made Rastiti, menerangkan pada dasarnya tugas penyuluh adalah melakukan pendampingan dan pembinaan kelompok usaha bersama (KUB) atau kelompok nelayan pembudidaya di wilayah pesisir. Namun karena program Bulan Cinta Laut merupakan program nasional Kementerian KKP dan pihaknya berada di bawah kewenangan KKP, maka pihaknya mendapatkan tugas untuk melakukan pendampingan UPT KKP dari BPSPL. “Kami bertugas melaksanakan pendampingan kegiatan penimbangan sampah, memilah sampah, dan melakukan pencatatan penukaran sampah,” kata Rastiti.
Muara program BCL adalah mengajak masyarakat untuk menjaga laut agar tetap lestari. Di mana, kebiasaan masyarakat diharapkan untuk tidak membuang sampah plastik ke laut, demi keberlangsungan ekosistem laut. Sebab ketika ekosistem perairan bagus, maka dipastikan kehidupan masyarakat menjadi terjamin. Mungkin kegiatan itu belum dapat dilihat seberapa besar manfaat yang ditimbulkan. Namun hal itu akan terlihat bagi generasi ke depannya, karena laut merupakan harapan masa depan.
“Untuk nelayan Wanasari, program BCL ini gayung bersambut. Karena mereka sudah mempunyai program bersih-bersih di kawasan mangrove. Di sini juga ada konsep ekowisata tour mangrove sambil memungut sampah. Jadi konservasi di sini memang sudah digalakkan dan terimplementasi dengan baik. Kita harapkan ini dapat menginspirasi kelompok nelayan lainnya di pesisir,” ucap Rastiti. *dar
Komentar