Puan : Perempuan Harus Memimpin Pemulihan Global
Dorong Perlindungan Hak-hak Perempuan
JAKARTA, NusaBali
Ketua DPR RI Puan Maharani mengingatkan perempuan-perempuan tangguh untuk berkontribusi nyata membangun dunia agar bisa menjadi lebih baik.
Menurut Puan, perempuan harus bisa memimpin jalan. Hal tersebut disampaikan dalam 34th Session of the Forum of Women Parliamentarians di Kigali, Rwanda, Selasa (11/10).
Diskusi Forum Anggota Parlemen Perempuan dunia tersebut, digelar dalam rangkaian Sidang Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-145 di Rwanda. “Untuk mengembangkan solusi yang bermakna, efektif, dan inklusif untuk proses pemulihan global, perempuan harus berada di depan dan tengah, memimpin jalan,” ujar Puan dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/10).
Oleh karenanya, para pemimpin perempuan harus bersatu untuk memperkuat suara. Puan menegaskan, upaya multi-stakeholder untuk memperkuat pemberdayaan perempuan sangat penting. Puan mengulas kembali sejumlah isu penting yang dibahas dalam Forum Perempuan Anggota Parlemen di Bali pada Maret 2022 lalu yang menjadi kontribusi kepada Majelis IPU.
Salah satunya, terkait perspektif gender dalam rancangan resolusi di hadapan Komite Tetap untuk Perdamaian dan Keamanan Internasional dengan judul ‘Memikirkan Kembali dan Membingkai Ulang Pendekatan Terhadap Proses Perdamaian dengan Tujuan untuk Membina Perdamaian yang Langgeng’.
Forum Perempuan Anggota Parlemen di Bali pun, memuat diskusi tentang pengalaman parlemen dalam mempromosikan kesehatan perempuan, anak-anak, dan remaja di masa pandemi Covid-19 serta pemulihan pandemi yang sangat penting. Dari diskusi itu, kata Puan, anggota forum sepakat mengajak perempuan dan anak perempuan agar terlibat dalam desain dan pemberian layanan kesehatan serta diberdayakan untuk menuntut hak mereka atas kesehatan.
“Kami juga berbagi strategi dan praktik yang baik untuk pemulihan pasca-Covid yang memprioritaskan kesehatan, hak seksual dan reproduksi serta meningkatkan akses ke layanan kesehatan untuk semua,” ucap perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Politisi senior PDI Perjuangan ini menyebutkan, parlemen sebagai perwakilan suara kolektif rakyat merupakan landasan demokrasi yang memiliki semua potensi, untuk membangun dunia agar lebih kuat dan tangguh untuk semua. Dia mengajak seluruh anggota Forum Parlemen Perempuan IPU untuk menciptakan dunia bagi semua generasi.
“Tindakannya sekarang, dan ini adalah kewajiban kita bersama. Membangun dunia yang lebih berkelanjutan, damai, dan sejahtera. Dunia di mana wanita dapat memanfaatkan potensi penuh mereka,” sebut Puan.
Di sela-sela IPU ke-145, Puan juga menghadiri Report of the 14th Summit of Women Speakers of Parliament. Puan kembali mengingatkam soal pembahasan dalam KTT Ketua Parlemen Perempuan dunia itu yang digelar di Tashkent, Uzbekistan, beberapa waktu lalu dengan fokus terhadap penilaian manfaat dan risiko teknologi baru untuk antisipasi risiko dan ketahanan ekonomi yang lebih besar.
“Teknologi merupakan sarana penting untuk menyamakan kedudukan antara laki-laki dan perempuan,” ucap Puan.
Menurut Puan, parlemen harus menangkap peluang itu untuk mendorong kesetaraan gender yang lebih besar. Kemudian, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan membangun dunia yang lebih inklusif. “Kami prihatin dengan risiko yang ditimbulkan oleh kesenjangan digital yang semakin besar, pelecehan online, berita palsu, ujaran kebencian, dan kekerasan online yang menghambat hak dan kebebasan perempuan dan anak perempuan di mana pun,” tutur cucu Proklamator RI Bung Karno itu.
Oleh karenanya, Puan menyerukan agar risiko ini diatasi melalui kebijakan yang menjembatani kesenjangan digital dan melindungi hak-hak perempuan dan anak perempuan secara online. KTT Ketua Parlemen Perempuan dunia pun mengakui peran parlemen yang peka gender dalam mendorong legislasi yang responsif gender.
“Kami juga mendukung pemberantasan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, termasuk secara online. Kami menyoroti pentingnya kepemimpinan parlemen dalam menanggapi risiko tersebut,” papar Puan.
Pada Sidang Umum IPU ke-145 sendiri, Puan banyak berkomunikasi dengan anggota-anggota parlemen dari berbagai negara. Puan mengatakan, kehadirannya langsung pada forum parlemen internasional itu sekaligus sebagai bentuk dukungan kepada Rwanda mengingat Rwanda juga memberikan dukungan kepada Indonesia saat menjadi tuan rumah Sidang IPU ke-144. “Ini bentuk dukungan Indonesia kepada Rwanda untuk dapat bersama-sama hadir dan membahas isu-isu yang akan dibahas dalam IPU kali ini,” ucap Puan. *k22
Diskusi Forum Anggota Parlemen Perempuan dunia tersebut, digelar dalam rangkaian Sidang Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-145 di Rwanda. “Untuk mengembangkan solusi yang bermakna, efektif, dan inklusif untuk proses pemulihan global, perempuan harus berada di depan dan tengah, memimpin jalan,” ujar Puan dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/10).
Oleh karenanya, para pemimpin perempuan harus bersatu untuk memperkuat suara. Puan menegaskan, upaya multi-stakeholder untuk memperkuat pemberdayaan perempuan sangat penting. Puan mengulas kembali sejumlah isu penting yang dibahas dalam Forum Perempuan Anggota Parlemen di Bali pada Maret 2022 lalu yang menjadi kontribusi kepada Majelis IPU.
Salah satunya, terkait perspektif gender dalam rancangan resolusi di hadapan Komite Tetap untuk Perdamaian dan Keamanan Internasional dengan judul ‘Memikirkan Kembali dan Membingkai Ulang Pendekatan Terhadap Proses Perdamaian dengan Tujuan untuk Membina Perdamaian yang Langgeng’.
Forum Perempuan Anggota Parlemen di Bali pun, memuat diskusi tentang pengalaman parlemen dalam mempromosikan kesehatan perempuan, anak-anak, dan remaja di masa pandemi Covid-19 serta pemulihan pandemi yang sangat penting. Dari diskusi itu, kata Puan, anggota forum sepakat mengajak perempuan dan anak perempuan agar terlibat dalam desain dan pemberian layanan kesehatan serta diberdayakan untuk menuntut hak mereka atas kesehatan.
“Kami juga berbagi strategi dan praktik yang baik untuk pemulihan pasca-Covid yang memprioritaskan kesehatan, hak seksual dan reproduksi serta meningkatkan akses ke layanan kesehatan untuk semua,” ucap perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Politisi senior PDI Perjuangan ini menyebutkan, parlemen sebagai perwakilan suara kolektif rakyat merupakan landasan demokrasi yang memiliki semua potensi, untuk membangun dunia agar lebih kuat dan tangguh untuk semua. Dia mengajak seluruh anggota Forum Parlemen Perempuan IPU untuk menciptakan dunia bagi semua generasi.
“Tindakannya sekarang, dan ini adalah kewajiban kita bersama. Membangun dunia yang lebih berkelanjutan, damai, dan sejahtera. Dunia di mana wanita dapat memanfaatkan potensi penuh mereka,” sebut Puan.
Di sela-sela IPU ke-145, Puan juga menghadiri Report of the 14th Summit of Women Speakers of Parliament. Puan kembali mengingatkam soal pembahasan dalam KTT Ketua Parlemen Perempuan dunia itu yang digelar di Tashkent, Uzbekistan, beberapa waktu lalu dengan fokus terhadap penilaian manfaat dan risiko teknologi baru untuk antisipasi risiko dan ketahanan ekonomi yang lebih besar.
“Teknologi merupakan sarana penting untuk menyamakan kedudukan antara laki-laki dan perempuan,” ucap Puan.
Menurut Puan, parlemen harus menangkap peluang itu untuk mendorong kesetaraan gender yang lebih besar. Kemudian, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan membangun dunia yang lebih inklusif. “Kami prihatin dengan risiko yang ditimbulkan oleh kesenjangan digital yang semakin besar, pelecehan online, berita palsu, ujaran kebencian, dan kekerasan online yang menghambat hak dan kebebasan perempuan dan anak perempuan di mana pun,” tutur cucu Proklamator RI Bung Karno itu.
Oleh karenanya, Puan menyerukan agar risiko ini diatasi melalui kebijakan yang menjembatani kesenjangan digital dan melindungi hak-hak perempuan dan anak perempuan secara online. KTT Ketua Parlemen Perempuan dunia pun mengakui peran parlemen yang peka gender dalam mendorong legislasi yang responsif gender.
“Kami juga mendukung pemberantasan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, termasuk secara online. Kami menyoroti pentingnya kepemimpinan parlemen dalam menanggapi risiko tersebut,” papar Puan.
Pada Sidang Umum IPU ke-145 sendiri, Puan banyak berkomunikasi dengan anggota-anggota parlemen dari berbagai negara. Puan mengatakan, kehadirannya langsung pada forum parlemen internasional itu sekaligus sebagai bentuk dukungan kepada Rwanda mengingat Rwanda juga memberikan dukungan kepada Indonesia saat menjadi tuan rumah Sidang IPU ke-144. “Ini bentuk dukungan Indonesia kepada Rwanda untuk dapat bersama-sama hadir dan membahas isu-isu yang akan dibahas dalam IPU kali ini,” ucap Puan. *k22
1
Komentar