Petani Meninggal Diduga Suspect Rabies
Tergigit anjing liar pada jari kaki kiri mengakibatkan luka tusuk dan robek sekitar 3 cm.
GIANYAR, NusaBali
Seorang petani, Ni Nyoman Suarni, 40, meninggal akibat suspect rabies, Kamis (13/10) sekitar pukul 20.00 Wita. Warga Banjar Pering, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar ini meninggal dalam perawatan di ruang isolasi RSU Famili Husada Gianyar. Korban punya riwayat tergigit anjing liar 3 bulan lalu.
Plt Kadis Kesehatan Kabupaten Gianyar Ni Nyoman Ariyuni saat dikonfirmasi membenarkan kasus kematian suspect rabies ini. Dinas Kesehatan telah melakukan investigasi ke RSU Famili Husada tempat korban dirawat, Puskesmas Blahbatuh, Perangkat Desa Pering, serta suami korban, Gusti Ngurah Putu Raka, 40. Menurut Gusti Ngurah Raka, istrinya pernah digigit anjing liar sekitar 3 bulan lalu. “Tergigit anjing liar pada jari kaki kiri mengakibatkan luka tusuk dan robek sekitar 3 cm. Korban sudah mencuci luka dengan air mengalir dan sabun,” jelas Ariyuni, Jumat (14/10).
Pasca tergigit anjing liar, korban tidak berobat ke Puskesmas terdekat. Melainkan ke praktek perawat. Korban hanya diberikan obat penurun panas dan satu jenis obat yang tidak diketahui jenisnya. “Pasien tidak ke Puskesmas sehingga kasus gigitan anjing liar tidak termonitor dan korban tidak mendapatkan VAR (vaksin anti rabies),” jelas Ariyuni. Berselang 3 bulan pasca tergigit anjing liar, korban mulai merasakan sakit pada perut dan kedua kaki. Korban dibawa berobat ke UGD RSUD Sanjiwani Gianyar, Rabu (12/10). Tim medis mendiagnosa korban mengalami infeksi saluran kencing dan diperbolehkan pulang. Pihak keluarga yang khawatir dengan kondisi korban memilih beralih berobat ke RSU Famili Husada.
Korban masuk RSU Famili Husada pada sore hari, malamnya korban mulai gelisah. “Air liur berlebih, keringat banyak, tidak berani mendengar suara kipas angin, dan takut pada air. Pasien didiagnosa suspect rabies,” jelas Ariyuni. Saat tim Dinas Kesehatan Gianyar mendatangi RSU Famili Husada, Kamis (13/10) pagi, korban masih dalam perawatan. Sekitar pukul 20.00 Wita, korban dinyatakan meninggal. Jenazah korban telah dipulangkan ke rumah duka di Banjar Pering. Sesuai rencana upacara penguburan pada Jumat (14/10) sore.
Dinas Kesehatan Gianyar telah melakukan penyelidikan epidemologi, pemberian VAR terhadap yang kontak erat dengan korban, dan mengedukasi keluarga korban. “Kami juga koordinasi dengan lintas sektor seperti Dinas Peternakan untuk rencana pencegahan dan penanggulangan kasus,” ujar Ariyuni. Dinas Kesehatan juga melakukan identifikasi terhadap kasus gigitan anjing di Desa Pering tiga bulan terakhir untuk rencana tindak lanjut. “Ini untuk mencegah adanya korban lain,” jelas Ariyuni.
Ariyuni mengatakan, stok VAR di Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Gianyar sampai hari ini sebanyak 135 vial. Masing-masing sebanyak 126 vial jenis verorab dan 9 vial jenis rabivac. “Masing-masing Puskesmas rata-rata ada 10-20 vial,” ungkap Ariyuni. Menghindari kejadian serupa, Dinas Kesehatan bersama Perbekel Desa Pering dan para kelian dinas melakukan sosialisasi bahaya rabies. Jika ada warga tergigit anjing agar secepatnya dibawa ke Puskesmas. “Di masing-masing Puskesmas tersedia VAR,” tegas Ariyuni yang juga Sekdis Kesehatan ini. Terpisah, Kelian Dinas Banjar Pering, Juliana mengatakan korban telah dikuburkan di setra setempat, Jumat (14/10) sore. Almarhum meninggalkan suami dan dua anak. *nvi
Plt Kadis Kesehatan Kabupaten Gianyar Ni Nyoman Ariyuni saat dikonfirmasi membenarkan kasus kematian suspect rabies ini. Dinas Kesehatan telah melakukan investigasi ke RSU Famili Husada tempat korban dirawat, Puskesmas Blahbatuh, Perangkat Desa Pering, serta suami korban, Gusti Ngurah Putu Raka, 40. Menurut Gusti Ngurah Raka, istrinya pernah digigit anjing liar sekitar 3 bulan lalu. “Tergigit anjing liar pada jari kaki kiri mengakibatkan luka tusuk dan robek sekitar 3 cm. Korban sudah mencuci luka dengan air mengalir dan sabun,” jelas Ariyuni, Jumat (14/10).
Pasca tergigit anjing liar, korban tidak berobat ke Puskesmas terdekat. Melainkan ke praktek perawat. Korban hanya diberikan obat penurun panas dan satu jenis obat yang tidak diketahui jenisnya. “Pasien tidak ke Puskesmas sehingga kasus gigitan anjing liar tidak termonitor dan korban tidak mendapatkan VAR (vaksin anti rabies),” jelas Ariyuni. Berselang 3 bulan pasca tergigit anjing liar, korban mulai merasakan sakit pada perut dan kedua kaki. Korban dibawa berobat ke UGD RSUD Sanjiwani Gianyar, Rabu (12/10). Tim medis mendiagnosa korban mengalami infeksi saluran kencing dan diperbolehkan pulang. Pihak keluarga yang khawatir dengan kondisi korban memilih beralih berobat ke RSU Famili Husada.
Korban masuk RSU Famili Husada pada sore hari, malamnya korban mulai gelisah. “Air liur berlebih, keringat banyak, tidak berani mendengar suara kipas angin, dan takut pada air. Pasien didiagnosa suspect rabies,” jelas Ariyuni. Saat tim Dinas Kesehatan Gianyar mendatangi RSU Famili Husada, Kamis (13/10) pagi, korban masih dalam perawatan. Sekitar pukul 20.00 Wita, korban dinyatakan meninggal. Jenazah korban telah dipulangkan ke rumah duka di Banjar Pering. Sesuai rencana upacara penguburan pada Jumat (14/10) sore.
Dinas Kesehatan Gianyar telah melakukan penyelidikan epidemologi, pemberian VAR terhadap yang kontak erat dengan korban, dan mengedukasi keluarga korban. “Kami juga koordinasi dengan lintas sektor seperti Dinas Peternakan untuk rencana pencegahan dan penanggulangan kasus,” ujar Ariyuni. Dinas Kesehatan juga melakukan identifikasi terhadap kasus gigitan anjing di Desa Pering tiga bulan terakhir untuk rencana tindak lanjut. “Ini untuk mencegah adanya korban lain,” jelas Ariyuni.
Ariyuni mengatakan, stok VAR di Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Gianyar sampai hari ini sebanyak 135 vial. Masing-masing sebanyak 126 vial jenis verorab dan 9 vial jenis rabivac. “Masing-masing Puskesmas rata-rata ada 10-20 vial,” ungkap Ariyuni. Menghindari kejadian serupa, Dinas Kesehatan bersama Perbekel Desa Pering dan para kelian dinas melakukan sosialisasi bahaya rabies. Jika ada warga tergigit anjing agar secepatnya dibawa ke Puskesmas. “Di masing-masing Puskesmas tersedia VAR,” tegas Ariyuni yang juga Sekdis Kesehatan ini. Terpisah, Kelian Dinas Banjar Pering, Juliana mengatakan korban telah dikuburkan di setra setempat, Jumat (14/10) sore. Almarhum meninggalkan suami dan dua anak. *nvi
1
Komentar