25 Seniman Demonstrasi Melukis Wayang Kamasan
Pelaksanaan hari keempat Festival Semarapura III 2017, Senin (1/5), diwarnai demonstrasi melukis Wayang Kamasan.
Masuk Kelompok Sekar Harum, Tiap Hari Pameran di Kerta Gosa
SEMARAPURA, NusaBali
Demonstrasi yang digelar di Bale Kambang, Taman Kerta Gosa Semarapura, Klungkung ini melibatkan 25 seniman pelukis Wayang Ka-masan, dengan disaksikan langsung Bupati Nyoman Suwirta.
Ke-25 seniman pelukis Wayang Kamasan yang demonstrasi di Bale Kambang, Taan Gosa, Senin kemarin, berasal dari tiga banjar berbeda di Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung, yakni Banjar Sanggung, Banjar Siku, dan Banjar Pande. Mereka semuanya tergabung dalam dari Kelompok Sekar Harum, Desa Kamasan.
Dalam demonstrasi kemarin, mereka memamerkan keterampilannya untuk proses melukis Wayang Kamasan, mulai dari membuat sket, kontur, gradasi warna, hingga finishing. Bahan yang digunakan beraneka ragam, termasuk kanvas, anyaman, dan lainnya. Kegitan ini memapu menarik minat wisatawan yang kebetulan berkunjung ke arena Festival Semarapura III di Taman Kerta Gosa.
Ketua Kelompok Sekar Harum, I Nyoman Arcana, mengatakan anggota klompoknya yang berjumlah 25 orang ini merupakan para pelukis senior yang usianya semua sudah di atas 45 tahun. Mereka adalah orang-orang yang telah lama bergelut di dunia lukis Wayang Kamasan dan menjadikan profesi melukis sebagai mata pencaharian.
“Kelompok Sekar Harum ini telah diakui dan dipercaya oleh Pemkab Klungkung untuk ikut setiap hari berpartisipasi mengenalkan cara melukis Wayang Kamasan di Taman Kerta Gosa,” ujar Nyoman Arcana kepada NusaBali di sela demontrasi melukis Wayang Kamasan, Senin kemarin.
Nyoman Arcana memaparkan, setiap harinya para seniman ini secara bergiliran dapat job memamerkan cara melukis Wayang Kamasan di Taman Kerta Gosa. “Namun kali ini, seluruh anggota Kelompok Sekar Harum tampil bersama-sama melukis Wayang Kamasan di tempat ini (Kerta Gosa), untuk memeriahkan Festival Semarapura,” tandas Arcana.
Menurut Arcana, seni lukis Wayang Kamasan sudah ada sejak zaman Kerajaan Gelgel ketika Raja Dalem Waturenggong berkuasa. Ide awal lukisan Wayang Kamasan adalah untuk beryadnya melalui pembuatan hiasan-hiasan upacara keagamaan, seperti kober ider-ider, ulon-ulon, tedung, dan lainnya.
Cerita-cerita yang digambarkan mengandung nilai filosofis agama Hindhu dan budaya Bali. “Karena itu, lukisan atau ukiran gaya Wayang Kamasan dapat dikatakan agak tua umurnya dari konteks sejarah dan hingga sekarang masih nampak utuh,” kata Arcana.
Namun, seiring berkembangnya zaman, lukisan Wayang Kamasan terus berkembang. Media untuk melukis Wayang Kamasan untuk dikomersialkan pun beragam, seperti kipas, payung, telor, dompet, sokasi, dan sebagainya. “Kami setiap harinya bergelut dengan seni lukis klasik Wayang Kamasan. Kami inilah yang mengajarkan kepada anak-anak dan cucu cara melukis Wayang Kamasan, sehingga lukisan ini tidak sampai punah,” papar Arcana.
Sementara itu, Bupati Klungkung Nyoman Suwirta yang hadir dalam kegiatan demosntrasi di Bale Kambang, Taman Kerta Gosa, Senin kemarin, sempat bernostalgia tetang masa mudanya dulu. Menurut Bupati Suwirta, semasa muda dia ikut belajar melukis Wayang Kamasan, karena pernah selama 2 tahun tinggak di rumah keluarga I Tarca di Desa Kamasan.
Bahkan, Bupati Suwirta kenal satu per satu seluruh 25 pelukis Wayang Kamasan anggota Kelompok Sekar Harum yang demosntrasi kemarin. "Dulu saya sempat belajar dan bisa melukis Wayang Kamasan. Tapi, sekarang sudah lupa," ujar Bupati asal kawasan seberang Banjar Ceningan, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung ini.
Bupati Suwirta menyakinkan para pelukis anggota Kelompok Sekar Harum, bahwa lukisan Wayang Kamasan harus tetap lestari. Proses regenerasi harus terus dilakukan, sehingga ciri khas lukisan ini tidak punah. Di tengah upaya Pemkab Klungkung untuk mewujudkan Desa Wisata Kamasan, lukisan Wayang Kamasan nantinya akan dijadikan ujung tombak menarik para wisatawan untuk berkunjung ke kawasan tersebut. “Lukisan Wayang Kamasan yang sudah terkenal akan kita jadi-kan sebagai ujung tombak Desa Wisata Kamasan,” ujar Bupati Klungkung pertama asal Nusa Penida ini. * wa
1
Komentar