Film Animasi Bondres Tata Titi ‘Curi’ Perhatian
Ditayangkan di Ajang Festival Seni Bali Jani (FSBJ) 2022
DENPASAR, NusaBali
Film animasi merupakan salah satu bidang kreatif yang mulai banyak digeluti oleh generasi muda Bali saat ini.
Karenanya perkembangan dunia animasi di Bali mendapat tempat dengan ditayangkannya film animasi berjudul 'Bondres Tata Titi' pada gelaran Festival Seni Bali Jani (FSBJ) IV Tahun 2022.
Film animasi 'Bondres Tata Titi' ini digarap oleh Yayasan Pustaka Visual Nusantara yang didirikan oleh sekelompok anak muda Bali yang memiliki kepedulian terhadap aset keberagaman seni dan budaya Nusantara.
Sutradara film, Agung Sanjaya mengatakan 'Bondres Tata Titi' mengangkat tema-tema warisan leluhur yang adiluhung yang termuat dalam SE Gubernur Bali Nomor 4 Tahun 2022 tentang Tata Titi Perilaku Masyarakat Bali Berdasarkan Nilai-nilai Lokal Sat Kerthi. Dalam film animasi ini semua pesan disampaikan dengan ringan, mudah dicerna dan visual menarik.
"SE Gubernur Bali Nomor 4 Tahun 2022 harus disebarluaskan dengan masif supaya seluruh masyarakat Bali bisa meresapi tuntunan ajaran yang telah diwariskan para leluhur sehingga Bali akan tetap jaya dan menjadi pusat peradaban dunia," kata Agung Sanjaya pada acara penayangan 'Bondres Tata Titi' di FSBJ IV 2022 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Kamis (13/10).
Agung Sanjaya mengungkapkan zaman dahulu pesan-pesan disampaikan secara lisan oleh orangtua kepada anak cucunya.
Tapi tradisi itu hampir hilang digantikan teknologi yang lebih canggih seperti handphone, TV, dan media visual lainnya. Animasi sendiri merupakan salah satu media visual yang sangat menarik karena di dalamnya ditampilkan gambar-gambar, musik, dialog, dan adegan-adegan yang sangat menarik. Film animasi 'Bondres Tata Titi' terdiri dari lima episode dengan durasi masing-masing sekitar 5 menit. Adapun kelima judul masing-masing episode berturut-turut yaitu 'Sangkep', 'Pelih Buin Galak', 'Telajakan Asri', 'Gegeson ke Salon', dan 'Dadong Rerod Pikun'.
Karakter yang ditampilkan dalam film, yaitu I Meme, I Bapa, Cedil, Dading Rerod, dan lainnya. Dengan pengisi suara Kucita Dewi, Made Sugianto, Dadong Rerod, Cedil dan Agung Mayong.
Dijelaskan Agung Sanjaya, proses produksi film animasi ini memakan waktu hampir tiga bulan. Adapun SDM yang terlibat di dalamnya semuanya generasi muda Bali. Termasuk pasca produksi juga dikerjakan oleh generasi muda Bali didukung oleh artis-artis dan pengisi suaranya semuanya orang Bali. "Jadi kita sudah tidak kalah dengan produksi animasi nasional maupun internasional," ujarnya.
Agung Sanjaya pun menyebut tidak menutup kemungkinan garapan film animasi ini akan dilanjutkan dengan menghadirkan lebih banyak lagi karakter-karakter terkenal Bali lainnya. Sementara itu Art Director Bondres Tata Titi, Agung Oka dalam kesempatan tersebut menyampaikan proses produksi memang banyak melibatkan SDM lokal khususnya para siswa SMK. "Kebetulan dalam produksi film Bondres Tata Titi banyak terlibat adik-adik SMK," ujarnya.
Animator asal Jembrana yang diketahui ikut membuat animasi kartun Jepang Doraemon dan Sinchan ini mengungkapkan saat ini sudah cukup banyak ruang untuk anak muda Bali belajar teknik membuat animasi. Selain di beberapa SMK, di perguruan tinggi juga sudah ditawarkan kelas animasi. "Kalau mau belajar animasi sudah dibuka ruang di tingkat SMK maupun perguruan tinggi selain belajar secara mandiri di YouTube," kata pria asal Jembrana yang pernah mempelajari animasi hingga ke Negeri Sakura ini.
Potensi menjadi seorang animator, kata dia, cukup menjanjikan. Permintaan SDM animasi di dalam negeri saja masih belum mencukupi. Seorang animator nantinya juga bisa memproduksi sendiri film untuk disebarluaskan di YouTube dan menghasilkan pendapatan.
Produser 'Bondres Tata Titi' Maryoto Subekti juga meyakini jika animasi adalah salah satu sub sektor industri kreatif yang nantinya menjadi sumber ekonomi baru. Dia menyebut di Indonesia saat ini terdapat sekitar 155 studio animasi, termasuk tiga yang ada di Bali. "Potensi Bali sangat besar mengembangkan dunia animasi. Kita mempunyai alam yang sangat luar biasa, tergantung kita melihat potensi yang ada," tandasnya. *cr78
Komentar