Atur Pesawat Delegasi G20, AirNav Tambah Personel
MANGUPURA, NusaBali
Guna mengatur pergerakan pesawat delegasi KTT G20, Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau biasa disebut AirNav menyediakan personel tambahan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta.
Personel sengaja ditambah lantaran diperkirakan akan ada peningkatan pergerakan pesawat. Direktur Utama AirNav Indonesia Polona B Pramesti, mengatakan dari data awal yang diterima 29 kepala negara akan menghadiri KTT G20 di Nusa Dua pada pertengahan November mendatang. Dari total itu, diperkirakan akan ada peningkatan 70 hingga 100 pesawat dan 140 hingga 200 pergerakan pesawat, sehingga perlu menambah jumlah personel untuk mengatur lalulintas udara saat itu.
“Kami tambah personel untuk di Bandara Ngurah Rai. Bukan tambah, namun perbantuan. Totalnya belum tahu, tapi yang pasti ada seratusan yang bertugas saat itu,” kata Pramesti saat menghadiri kegiatan di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, pada Selasa (18/10).
Menurut Pramesti, selain ada 29 kepala negara yang hadir, ada juga beberapa yang datang dengan pesawat komersil, termasuk juga para delegasi. Untuk rincian pesawat yang akan datang, memang belum bisa dipastikan karena jadwalnya masih terus diupdate. Dia mengaku, untuk kedatangan pesawat, koordinatornya ada di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
Meski diperkirakan pergerakan penerbangan sangat padat saat itu, namun Pramesti memastikan tidak akan mengganggu operasional penerbangan komersial. “Meski slot berkurang, namun dipastikan tidak ada penghentian penerbangan komersial. Dengan frekuensi yang meningkat, kami memastikan penerbangan akan diatur, dan penerbangan komersial tetap beroperasi,” tegasnya.
Pramesti juga tidak menampik pesawat kepala negara tidak bisa semuanya parkir di Bandara Ngurah Rai. Sebagai gantinya sudah disiapkan sejumlah bandara pendukung, seperti di Lombok, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, Semarang dan beberapa bandara terdekat.
Lebih lanjut Pramesti mengatakan, saat kedatangan para kepala negara akan disterilkan selama 30 menit sebelum dan 15 menit setelah landing. “Untuk mendukung hal itu, kami siapkan personel perbantuan dari kantor pusat, dan juga fasilitas penunjang. Sesungguhnya Bali sendiri telah siap. Karena pengalaman penanganan untuk event serupa seperti APEC, IMF, saat itu jauh lebih banyak trafficnya,” kata Pramesti. *dar
1
Komentar