Pegawai PDAM Denpasar Terseret Arus Tukad Ayung
Jatuh Saat Bersihkan Ranting Kayu, Jenazah Ditemukan di Pantai Padanggalak
DENPASAR, NusaBali
Seorang pegawai Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma atau PDAM Kota Denpasar, I Nyoman Patra,44, hilang disapu arus air di Bendungan Peraupan (Tukad Ayung) di Banjar Uma Desa, Desa Peguyangan Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, Rabu (19/10) pukul 11.30 Wita.
Korban asal Banjar Gunung Sari, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan ini disapu air yang sedang deras setelah terpeleset dari bibir dam saat membersihkan material sampah. Staf PDAM bagian Pengolahan ini kemudian ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pukul 16.00 Wita di Pantai Campuhan, Padanggalak atau 4,5 jam dari kejadian. Lokasi kejadian dengan penemuan jenazah sejauh kurang lebih 9,6 Km.
Kasi Humas Polresta Denpasar, Iptu Ketut Sukadi dikonfirmasi kemarin siang mengatakan pada saat kejadian di lokasi TKP, korban bersama dengan dua rekannya, yakni Ida Bagus Made Suarsana Adinata,27, dan I Rai Suryadi,53. Kedua saksi ini juga pegawai PDAM Kota Denpasar. Berdasarkan keterangan dari kedua saksi tersebut di lokasi TKP, sebelum korban terjatuh ke sungai, mereka membersihkan material sampah di bendungan pengurasan.
Mereka datang melakukan pembersihan, karena di dam tersebut dipenuhi material sampah kiriman yang dibawah banjir. Pada saat pembersihan, Nyoman Patra (korban) dan IB Made Suarsana Adinata turun ke bawah. Sementara Rai Suryadi berada di atas. Entah kenapa, korban terpeleset hingga terjatuh ke dalam dam. Pada saat turun ke bawah sungai yang sedang banjir itu, korban dan saksi IB Made Suarsana Adinata tidak menggunakan pengaman.
"Kejadian lalu dilaporkan ke Polsek Denpasar Utara. Menerima laporan itu aparat Polsek Denpasar Utara langsung mendatangi lokasi TKP. Di lokasi, pencarian dilakukan bersama BPBD dan Basarnas Denpasar," ungkap Iptu Ketut Sukadi. Hingga pukul 16.30 Wita korban ditemukan di Pantai Campuhan Padanggalak dalam kondisi meninggal dunia. Tim pencarian mengalami kesulitan karena derasnya banjir dan air keruh.
Dikonfirmasi terpisah Kapolsek Denpasar Timur, Kompol Nengah Sudiarta mengatakan mayat korban pertama kali ditemukan oleh Nia Sari,60, sekitar pukul 16.00 Wita. Nia Sari menemukan mayat korban terombang-ambing di laut berjarak 20 meter dari daratan tepatnya di Pantai Padanggalak sebelah selatan Pura Campuhan. Pada saat itu saksi sedang mencari barang rongsokan.
"Melihat mayat korban terombang-ambing gelombang, saksi langsung berteriak minta tolong kepada warga sekitar. Warga datang dan mengevakuasi jenazah korban ke darat. Setelah dilaporkan ke Polsek Denpasar Timur," tutur Kompol Nengah Sudiarta. Menerima laporan tersebut, aparat Polsek Denpasar Timur mendatangi lokasi TKP untuk melakukan langkah-langkah kepolisian. Ternyata korban adalah Nyoman Patra yang dilaporkan hilang disapu banjir di Dam Tukad Ayung, Banjar Uma Desa, Desa Peguyangan Kaja, Kecamatan Denpasar Utara.
Mayat itu dipastikan Nyoman Patra setelah mendapat pengakuan dari keluarganya yang datang langsung ke lokasi TKP. Setelah lakukan serangkaian pemeriksaan di lokasi TKP, jenazah korban dievakuasi ke RSUP Prof IGNG Ngoerah, Denpasar menggunakan ambulance BPBD Kota Denpasar pukul 17.00 Wita.
"Pada saat ditemukan mayat korban mengenakan baju kaos singlet warna putih. Terdapat luka robek dan darah segar mengalir pada kepala bagian depan. Mata bagian kiri membiru. Luka lecet pada bahu, punggung, dan pundak," beber Kompol Nengah Sudiarta.
Sementara Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Sewakadarma Kota Denpasar, Ida Bagus Gde Arsana mengungkapkan Nyoman Patra sebenarnya tugasnya di bagian pengolahan bukan di intake. Namun, entah karena apa, Nyoman Patra malah ikut bersama 3 staf intake untuk membersihkan dahan pohon yang tersangkut di bendungan.
Padahal, itu bukan dari tugas kesehariannya bahkan korban juga tidak pernah turun ke lokasi kejadian. Menurut Bagus Arsana, dia meyakini bahwa Nyoman Patra terperosok saat menginjak pasir. Sebab di lokasi jatuhnya di bagian bendung penguras. Apalagi di lokasi penguras kondisi pasir lembek dan bergerak.
Dengan menginjak pasir tersebut dipastikan akan terperosok. "Dia kemungkinan tidak tahu medan. Karena di bendungan itu salurannya dibagi tiga, ada jalur pelimpahan, jalur penguras dan jalur bendung pembagi antara Denpasar dan Badung yang berisi terowongan. Nah, dia itu terperosok di jalur penguras. Di sana memang ada pasir lembek dan berjalan kalau tidak tahu medan pasti terperosok," ujarnya.
Saat terperosok, kondisi air menurutnya tidak terlalu tinggi. Namun, memang kondisinya cukup deras. Setelah kejadian itu, baru turun hujan dan air sedikit lebih tinggi. Setelah berselang 4,5 jam (pukul 16.00 Wita), informasi yang didapat pihak Perumda sudah ditemukam di Pantai Campuhan Padanggalak dengan kondisi meninggal dunia, kepala berdarah dan mata lebam.
Menurutnya Bagus Arsana, sosok Nyoman Patra ini merupakan pekerja yang rajin. Bahkan, tugasnya dalam pengolahan air baku juga selalu menjadi andalan. Apalagi, Nyoman Patra diketahui sudah bekerja di Perumda Tirta Sewakadarma sejak tahun 1998. Bagus Arsana mengungkapkan beberapa waktu lalu saat pelatihan ke Bandung, Nyoman Patra dikatakan sudah memberikan sinyal akan kejadian ini. Pembicaraan bersama teman-temannya selalu berkaitan dengan kematian. Sehingga, dia meyakini memang sudah kehendak-Nya.
Terkait dengan ditemukannya Nyoman Patra yang sudah meninggal, Bagus Arsana mengatakan akan melakukan proses administrasi dan asuransinya. "Untuk santunan pasti ada, tetapi kami masih akan diskusikan dulu apalagi itu staf kami," imbuhnya. Sementara, pihak keluarga berdatangan ke lokasi Bendungan Peraupan untuk memastikan keberadaan Nyoman Patra. Salah satu adik sepupunya, Made Widana,40, tampak berlinang air mata. Dia mengaku tidak bisa berkomentar apa-apa. Pihak keluarga baru diberi kabar sekitar pukul 12.30 Wita.
Nyoman Patra menurutnya merupakan sosok yang baik, apalagi di rumahnya merupakan seorang pamangku. Namun, beberapa hari sebelum kejadian memang sudah ada tanda-tanda. Seperti sering terlihat bengong sendiri. "Hanya berharap tim bisa menemukan kakak saya," ungkapnya. Setelah diketahui Nyoman Patra ditemukan di Pantai Campuhan Padanggalak, pihak keluarga langsung menuju lokasi. Sementara untuk jenazahnya dibawa ke ruang forensik RSUP Prof Ngoerah. Nyoman Patra diketahui memiliki seorang istri yang tengah ke luar daerah karena tugas kerja dan memiliki seorang anak bernama Wayan Rangga Pebriana yang masih duduk di kelas 1 SMP. *mis, pol
1
Komentar