Jaga Permintaan Domestik, BLT Sangat Penting
Kunci Hadapi Resesi Ekonomi Global
JAKARTA, NusaBali
Ekonomi global diprediksi mengalami resesi tahun depan. Hal ini sebagai dampak kebijakan sejumlah bank sentral yang mengerek suku bunga acuan untuk menekan inflasi.
Tapi konsekuensi kenaikan suku bunga ini memukul pertumbuhan ekonomi. Peneliti Ekonomi Senior Chatib Basri mengatakan menjaga permintaan domestik jadi kunci menjaga pertumbuhan ekonoim Indonesia.
"Jadi selama permintaan domestiknya dijaga maka sebetulnya efek dari global itu bisa dimanage," ujar Chatib dalam Seminar Nasional Badan Keahlian Sekretariat Jenderal DPR RI dengan tema "Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Berkelanjutan di Tengah Tantangan Dinamika Global," seperti dilansir kontan.co.id, Rabu (19/10).
Untuk itu, Mantan Menteri Keuangan ini menyebut, pemberian bantuan sosial kepada rakyat miskin seperti dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) menjadi sangat penting.
Pasalnya masyarakat miskin yang menerima bantuan tersebut akan langsung membelanjakan uangnya sehingga perekonomian bisa berjalan. Hal ini mungkin berbeda dengan kelompok kaya yang akan menyimpan uangnya.
"Kalau anda berikan uang kepada kelompok kaya yang terjadi uangnya ditabung, tapi kalau kelompok miskin itu begitu dia dapat uang kan langsung beli makanan di warteg segala macam, kalau ada permintaan terhadap makanan di warteg atau UMKM maka aktivitas ekonominya akan jalan," ungkapnya.
Di sisi lain, Chatib mengatakan bahwa negara yang memiliki porsi pasar domestik yang besar akan relatif aman dari efek rambatan perlambatan ekonomi ataupun resesi global.
Sehingga negara seperti Singapura yang tidak memiliki pasar domestik yang luas maka diperkirakan akan mengalami resesi di tahun depan.
"Ini yang tidak terjadi di Singapura, Singapura ngak ada pasar domestik, orang negaranya sebesar Kebayoran, karena itu mereka sangat tergantung (ekspor) terlihat rasio dari ekspor PDB-nya itu 200%" pungkasnya. *
Komentar