Disdikpora Tangani Masalah di SMPN 5 Denpasar
Sudah Lapor Walikota, Guru-Siswa Diminta Tenang
DENPASAR, NusaBali
Pasca protes siswa dan curhat guru SMPN 5 Denpasar diduga karena kebijakan kepala sekolah (Kasek) yang baru sebulan menjabat sudah dilaporkan Kadisdikpora Kota Denpasar Anak Agung Gde Wiratama kepada Walikota Denpasar IGN Jaya Negara.
Menurut Agung Wiratama Walikota meminta ada pembinaan sekaligus teguran kepada kepala sekolah yang bersangkutan. Peringatan tersebut diberikan karena dianggap membuat kegaduhan di sekolah. Sehingga teguran harus diberikan agar tidak terjadi lagi.
Hal itu diungkapkan Kadisdikpora Kota Denpasar, Anak Agung Gde Wiratama saat diwawancarai, Jumat (21/10). Menurut Wiratama, pihaknya menghadap Walikota pukul 10.00 Wita untuk melaporkan kejadian yang sempat terjadi di SMPN 5 Denpasar. Terkait laporan itu, Walikota langsung mengambil keputusan untuk memberikan teguran. "Saya tadi menghadap bersama teman-teman Disdikpora melaporkan kejadian tersebut. Bapak Walikota memerintahkan kepala sekolah ditegur karena sudah membuat kegaduhan di sekolah," jelasnya.
Sebelum memberikan teguran, Agung Wiratama mengatakan akan merapatkan terlebih dahulu masalah ini dengan BKPSDM, BPKAD dan Inspektorat. "Sebelum diberikan teguran kami akan rapat dulu dengan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dan Inspektorat," ungkapnya. Di hari yang sama kata dia, pihaknya kembali mendatangi sekolah untuk menenangkan para guru dan murid. Sebab masalah tersebut akan ditangani Disdikpora.
Selain itu, dia mengatakan sudah memberikan peringatan secara lisan kepada kepala sekolah agar jangan sampai memberikan kebijakan dadakan dan di luar dari tupoksi. Sehingga tidak menimbulkan permasalahan kembali. "Walaupun tujuannya baik, tetapi karena dadakan belum tentu bisa diterima dengan baik oleh orang lain," imbuhnya. Sementara terkait lima spanduk penolakan terhadap Kasek SMPN 5 Denpasar akhirnya dilepas setelah terpasang hampir satu jam. Spanduk tersebut dilepas oleh satpam sekolah dan juga guru.
Spanduk dilepas karena permintaan dari pihak kepolisian. "Iya kami lepas, karena aspirasinya kan juga sudah tersampaikan," kata salah seorang petugas. Dari pantauan di sekolah, petugas kepolisian juga sempat berjaga di halaman sekolah. Sementara siswa terlihat melakukan aktivitas seperti biasa untuk persiapan perayaan Hari Suci Saraswati, seperti lomba membuat gebogan.
Sedangkan dalam surat tanggapan secara tertulis atas nama Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 5 Denpasar, Putu Eka Juliana Jaya, Jumat 21 Oktober 2022, dinyatakan bahwa sesuai arahan pimpinan di Disdikpora, bahwa dalam tahap awal melaksanakan tugas tambahan selaku Kepala SMPN 5 Denpasar dirinya melakukan konsolidasi, adaptasi, dan pemetaan situasi kondisi dan kebutuhan yang memerlukan atensi segera.
“Tidak ada kebijakan baru yang dibuat, terbatas hanya melanjutkan kebijakan lama yang sudah ada,” ujar Kasek Eka Juliana dalam keterangan tertulisnya ini. Dia pun mengungkapkan sejumlah kronologi dari beberapa hal yang menjadi poin aspirasi siswa dan guru.
“Terkait dengan tidak adanya apresiasi terhadap para juara dan sulitnya masalah pendanaan lomba, adalah tidak benar. Kami mengacu pada program dan RKAS terdahulu,” katanya menanggapi salah satu poin aspirasi siswa. Sementara terkait aspirasi yang berkembang pada, Kamis (20/10) di SMP Negeri 5 Denpasar, Kasek Eka Juliana menyatakan selaku insan pendidikan sekaligus kepala sekolah mengucapkan terima kasih atas umpan balik yang diberikan berbagai pihak, dan menerimanya dengan terbuka dan positif. “Ini sebagai bagian dari kebebasan berekspresi dan instropeksi diri kami untuk melakukan perbaikan dan konsolidasi lebih lanjut ke depannya,” kata Kasek Eka Juliana.
Seperti diberitakan sebelumnya siswa kelas VII, VIII, IX dan Guru SMPN 5 Denpasar kompak protes terhadap perlakuan kepala sekolah (Kasek)-nya yang baru, Kamis (20/10). Kasek SMPN 5 Denpasar, Putu Eka Juliana Jaya yang baru menjabat sejak 22 September 2022 ini dianggap memerintahkan tugas di luar tupoksi kepada guru, seperti disuruh ngepel hingga membersihkan WC. Aksi protes yang dilakukan, Kamis sejak pukul 09.00 Wita ini juga diwarnai kerauhan siswa yang sedang menggelar lomba ngelawar menyambut Rahina Suci Saraswati yang jatuh pada Saniscara Umanis Watugunung, Sabtu (22/10). *mis
Komentar