Kunjungan ke Desa Wisata Terdampak Cuaca Buruk
DENPASAR, NusaBali
Cuaca buruk berupa hujan lebat yang kerap turun, bahkan sampai mengakibatkan banjir, berdampak langsung terhadap kunjungan wisatawan ke desa wisata.
Pengelola desa wisata menuturkan kunjungan wisatawan berkurang akibat cuaca ekstrem. “Turun sekitar 10 persen,” kata Ketua Badan Pengelola Desa Wisata Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung, I Putu Suada, Jumat (21/10).
Disampaikan Putu Suada, jika kondisi normal, sekitar 12.000 wisatawan yang berkunjung menikmati Desa Wisata Munggu, khususnya Pantai Munggu. Namun belakangan ini, jumlah wisatawan terlihat jelas berkurang. Apalagi, dalam beberapa waktu belakangan ini, hujan lebat terjadi pada hari Sabtu dan Minggu. Padahal, justru pada akhir pekan tersebut biasanya pengunjung tumpah ruah, terutama wisatawan domestik. “Mulai dari melihat suasana Pantai Munggu hingga menikmati atraksi yang lain,” ungkap Putu Suada.
Beruntung kondisi Pantai Munggu, menurut Putu Suada, masih mampu terjaga dari dampak cuaca buruk. Maksudnya, area Pantai Munggu relatif tidak terlalu banyak mendapat sampah kiriman yang dibawa banjir. “Karena pihak pemerintah desa sudah mengantisipasinya,” ucap Putu Suada.
Antisipasi itu berupa pengerukan gorong-gorong saluran air yang ada di desa, pemasangan alat perangkap sampah sehingga sampah tak langsung hanyut ke hilir atau ke pantai.
“Aparat desa kami bekerjasama dengan Pemkab Badung,” imbuh Putu Suada. Dia menyebut antisipasi sudah berlangsung sejak 2 tahun. Terutama memasuki bulan-bulan berakhiran ‘ber’, yakni September – Desember yang dikenal bulan-bulan ‘basah’ karena curah hujan tinggi. “Manajemen pengendalian sampah sudah jalan. Hal itu diperkuat dengan kegiatan TPS3R di Munggu,” lanjut dia.
Sedang di Pantai Munggu juga dilakukan penanganan sampah lebih intensif. Selain dilakukan oleh petugas tetap, dilapis petugas tambahan. “Astungkara tak sampai banjir dan relatif bebas dari sampah kiriman,” kata Putu Suada tentang keadaan Pantai Munggu.
Terpisah, Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkom Dewi) Bali I Made Mendra Astawa, mengiyakan bencana alam berupa banjir beberapa waktu berimbas tidak baik. “Secara umum terdampak, ini jadi pukulan bukan saja bagi desa wisata,” ucap Mendra Astawa.
Namun lepas dari hal tersebut, ke depan perlu ada pemikiran yang lebih komprehensif tentang pariwisata. Di antaranya tentang kebijakan pengelolaan hutan agar tetap sesuai fungsinya, sebagai penyerap air. “Ini demi pariwisata Bali yang berkelanjutan,” tandas Mendra Astawa. *k17
Komentar