Gus Adit, Difabel asal Sanur Juara Digital Public Relation TIK Nasional 2022
DENPASAR, NusaBali.com – Penyandang disabilitas netra bukan berarti tidak bisa sukses. Ketika keterbatasan itu membuat seseorang terkurung dalam kegelapan dan tidak mendapatkan informasi yang jelas, Ida Bagus Aditya Putra Pidada yang akrab disapa Gus Adit mampu mematahkan hal tersebut.
Pemuda yang tumbuh dan besar di Banjar Sindhu Kaja, Kelurahan Sanur, Denpasar Selatan ini menyabet juara I Digital Public Relation dalam Kompetisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Nasional 2022. Gus Adit mengungguli juara II Meitia Ekatina (Jambi) dan juara III Abdul Aziz (NTB).
Kompetisi ini digelar oleh Bakti Kominfo untuk para Difabel Indonesia dan Inklusi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) di Hotel Sari Pacific Jakarta, pada 13-18 Oktober 2022.
Gus Adit, mengikuti kompetisi TIK bagi disabilitas angkatan kerja tingkat nasional 2022. Kompetisi ini digelar Bakti Kominfo bekerjasama dengan Paradifa Indonesia. Hebatnya, ia berhasil menyingkirkan puluhan peserta dari enam perwakilan regional.
“Awalnya saya tidak menyangka dan begitu berdebar mendengarkan pengumuman yang disampaikan. Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada alam semesta, keluarga, saudara dan teman-teman yang senantiasa memberikan doa dan dukungannya sehingga saya bisa berada di titik ini,” ujar Gus Adit, Sabtu (22/10/2022) siang.
Sebelum mengikuti kompetisi, Gus Adit mengikuti pelatihan TIK Nasional bagi disabilitas secara daring sejak Agustus hingga September. Berlatih selama kurang lebih tiga minggu bersama instruktur berdomisili di NTT, Putu Agus Sumiarta.
Setelah mengikuti pelatihan dan diumumkan lolos sebagai juara 1 di tingkat regional, Gus Adit turut berkompetisi dalam lomba TIK tingkat Nasional yang diikuti oleh 1.049 peserta dari seluruh Indonesia namun yang berhasil lolos hingga tingkat nasional adalah sebanyak 48 peserta yang dibagi dalam 4 kategori lomba yaitu digital Content Creator, Digital Marketing, Digital Office, dan Digital Public Relation.
Ditanya soal kendala dalam menghadapi perlombaan, Gus Adit mengaku hampir tidak ada kendala baginya. Hal tersebut dikarenakan interaksi komunikatifnya sebagai peserta kepada instruktur kelasnya.
“Mungkin hanya sedikit terkendala pada teknis seperti jaringan internet yang kadang tidak stabil. Karena kita saat latihan ini menggunakan zoom dan terkadang jaringan kurang baik apabila saat hujan di NTT,” ujar pria alumni Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar.
Secara garis besar, bidang yang ia ikuti bertujuan untuk meningkatkan SDM sebagai seorang humas yakni dalam membuat naskah MC, press release dan praktik MC secara langsung ataupun kegiatan public relation lainnya.
Tema yang diusung dalam kegiatan membuat press release adalah Inklusi Digital dan naskah MC menggunakan tema bebas yang harus Gus Adit harus selesaikan selama 2,5 jam ketika perlombaan.
“Di tingkat nasional saya mengambil tema peringatan hari Purna Bakti Ibu Alit Sucitawati sebagai Kepala Bidang Pengelolaan Komunikasi Publik di Dinas Kominfos Kota Denpasar. Kebetulan saya ambil yang dekat-dekat saja seputar kegiatan di kantor radio tempat saya bekerja dan saat itu saya juga menghadiri kegiatannya,” papar penyiar di Radio Publik Kota Denpasar 92,6 FM.
Sebagai juara pertama, Gus Adit membawa pulang piala dan hadiah uang tunai sebesar Rp 15 juta yang diserahkan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate.
“Semesta memberkati, hadiah dari kegiatan ini akan saya gunakan sebaik-baiknya untuk modal pengembangan usaha saya yang saya beri nama Bali Mahasadu agar dapat berproses lebih profesional lagi,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ibunda Gus Adit, Ida Ayu Nyoman Suryasih mengaku bangga dengan prestasi anak pertamanya itu.
“Tiyang merasa bangga punya anak berprestasi seperti Gus Adit. Ini juga sudah atas izin Tuhan Yang Maha Kuasa, anak saya dapat juara. Saya merasa tenang, dan bangga. Walaupun saya tidak bisa memberikan dia kebahagiaan tetapi Tuhan yang memberikan kebahagiaan kepada anak saya,” ungkap Ida Ayu Nyoman Suryasih melalui sambungan telepon.
Ia pun berharap, ke depannya Gus Adit tetap diberikan kemudahan untuk terus berkarya oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kesempatan ini ternyata tidak semata-mata menjadi kebahagiaan Gus Adit. Namun menjadi kebahagiaan bagi adiknya, Ida Ayu Sri Puspa Kencana. Pasalnya saat berangkat menuju Jakarta, masing-masing orang mendapat satu kuota untuk ikut mendampingi selama berlomba di Jakarta.
“Sebagai seorang kakak saya juga merasa bangga karena kebetulan adik saya berulang tahun yang ke-22 tahun di tanggal 14 Oktober. Saya berkesempatan untuk memberikan hadiah berupa tiket pesawat untuknya selain sebagai pendamping ia juga dapat berkunjung ke ibukota Jakarta,” ujar Gus Adit terharu.
Kebanggaan tersebut kembali terpancar seusai pengumuman kejuaraan pada, Senin (17/10/2022). Disampaikan pula saat pengumuman bahwa juara 1 tingkat nasional akan mendapatkan kesempatan untuk studi banding dan bersaing di kancah Internasional.
Walau ia memiliki kekurangan penglihatan, namun remaja yang akrab disapa Gus Adit ini tidak patah semangat. Hal ini dapat dijadikan contoh bagi pelajar lain, agar tidak mudah menyerah dan terus berusaha.
“Tunjukkan bahwa Tuhan tidak melahirkanmu dengan sia-sia dan buktikan dirimu berguna bagi sesama serta cukup berarti sebelum pergi. Sukses, adalah dendam paling sempurna buat orang-orang yang pernah meremehkanmu,” harap Gus Adit. *ris
Komentar