Piala Dunia 2022 Sudah Dekat, Denpasar Semarak Bendera Negara Peserta
DENPASAR, NusaBali.com - Sebulan menjelang digelarnya Piala Dunia 2022 pada 20 November mendatang, suasana pesta akbar sepakbola empat tahunan tersebut mulai terasa gemanya di Kota Denpasar.
Hal tersebut tampak mulai maraknya para pedagang bendera musiman yang sudah menjajakan dagangannya di sudut-sudut jalan kota sejak tiga pekan lalu.
Seperti pantauan NusaBali.com di Jalan Hayam Wuruk, Denpasar, tepatnya sekitar 30 meter di samping selatan SPBU Pertamina, terlihat aneka bendera berbagai negara peserta World Cup 2022 berjejer rapi di sepanjang trotoar.
Dari 32 kontestan Piala Dunia 2022 yang digelar di Qatar tersebut, tidak semua bendera disediakan.
"Saat ini yang paling laku diincar pembeli ialah bendera negara-negara jagoan bola seperti Portugal, Jerman, Argentina, Brasil dan Inggris," ujar Billy Muhammad Bilal, 26, penjual bendera musiman kepada NusaBali.com, Jumat (21/10/2022) sore.
Menurut pemuda asal Bandung, Jawa Barat ini mengatakan, sudah mulai berjualan bendera negara peserta 'World Cup' 2022 di Denpasar, sejak akhir bulan September lalu dengan membawa 12 jenis bendera negara yang populer saja, serta tak lupa bendera klub kebanggaan warga local, Bali United, juga dijual olehnya.
Selain itu sebagai pedagang bendera musiman dirinya mengaku mengais rezeki ini hanya di setiap momen-momen tertentu saja.
"Kalau bendera negara Piala Dunia setiap empat tahun sekali, yang paling rutin adalah berjualan bendera merah-putih menjelang momen Hari Kemerdekaan RI," kata Billy.
Ia mengakui bersama rekan-rekannya datang khusus ke Bali untuk menjadi pedagang bendera musiman, sebab Bali dinilai memiliki warga yang antusiasmenya tinggi terhadap pertandingan sepakbola.
Selain juga sebagai daerah pariwisata yang sering kali dagangannya didatangi wisatawan asing untuk membeli bendera negara asal wisatawan tersebut.
"Saya sendiri sudah sejak tahun 2015 rutin datang ke Bali. Kalau sekarang saya bersama 9 orang lainnya yang berjualan seperti ini, untuk di Denpasar selain di sini, kami menyebar di beberapa tempat, ada di Jalan Teuku Umar, Jalan Suli dan Jalan Imam Bonjol," tutur Billy.
Bahkan penyebaran juga dilakukan hingga seputaran Kuta dan Nusa Dua, Kabupaten Badung.
Ada beragam jenis ukuran bendera yang ia jual, mulai ukuran terkecil 90 cm seharga Rp 35.000, hingga bendera berukuran jumbo raksasa ukuran 2 meter x 3 meter di harga Rp 300.000.
"Tetapi rata-rata pembeli mencari yang ukuran sedang, yaitu bendera ukuran 120 cm seharga Rp 75.000, dan ukuran 150 cm harga Rp 125.000, serta 180 cm seharga Rp 150.000," jelas pemuda yang kesehariannya berwiraswasta kuliner di Kota Bandung tersebut.
Billy pun berharap seluruh bendera yang ia datangkan langsung dari Garut, Jawa Barat ini dapat laku terjual seperti momen-momen Piala Dunia sebelumnya.
"Harapannya seperti itu, apalagi tipikal konsumen bendera pecinta bola di sini cukup berbeda. Selain digunakan pribadi, biasanya konsumen datang membeli secara borongan untuk menyemarakan pernak-pernik tempat nobar kafe-kafe di Bali," tandasnya sembari mengatakan lapak dagangannya buka setiap hari mulai dari pukul 08.00 hingga 17.00 WITA.
Senada dengan Billy, salah satu rekannya yang menjajakan lapak bendera di Jalan Teuku Umar Denpasar, Biyan Abdul, mengatakan dirinya akan terus berjualan hingga menjelang berakhirnya gelaran tersebut.
"Karena digelar sampai 18 Desember 2022, mungkin akan terus berjualan hingga menjelang partai final, atau bisa juga sehari sebelum laga final itu," ujar Biyan, pemuda asal Kota Bandung, Jawa Barat ini.
Lain lagi bagi Torik Supriadi, penjaja bendera musiman yang mangkal di Jalan Suli Denpasar. Meskipun ia datang bersama rombongan kawan-kawannya untuk mencoba peruntungan di ibukota Provinsi Bali ini, tetapi mengenai masalah harga yang ditawarkan pada tiap lapak penjual, bisa beda-beda harganya.
"Secara garis besar hampir mirip, tetapi tergantung nego-nego dari pembeli, kalau cocok harganya dan negonya tak terlalu sadis, ya kita lepas aja, apalagi kini masih belum begitu ramai yang mencari bendera," ujar Torik yang kesehariannya menjadi pekerja serabutan di kota asalnya Bandung.
Meskipun begitu ia berharap, mendekati momen pembukaan 'World Cup' akan ramai pembeli yang datang.
"Dan memang polanya seperti itu, seperti pengalaman sebelumnya, biasanya ramai menjelang kick off pembukaan," pungkasnya.*aps
1
Komentar