Endapan Muara Patasari Harus Dinormalisasi
Pengerukan sedimentasi di muara Tukad Mati harus rutin dilakukan karena muara pembuangan Tukad Mati ke Teluk Benoa hanya dari satu titik.
MANGUPURA, NusaBali
Normalisasi Tukad Mati dengan melakukan pengerukan sedimentasi lumpur yang cukup dalam sudah dilaksanakan sepanjang alur Legian dan Kuta. Namun langkah ini dinilai belum cukup sebelum pengerukan juga dilakukan hingga Muara Patasari.
“Pasalnya titik tersebut menjadi ujung paling hilir dari alur Tukad Mati. Saat ini kondisi sedimentasi di daerah itu cukup tinggi, sehingga ditakutkan berpengaruh pada kelancaran aliran air dari hulu, utamanya saat hujan ekstrem turun,” sorot Ketua Komunitas Peduli Sungai (KPS) Tukad Mati Lestari, I Nyoman ‘Dolphin’ Sukra, Sabtu (22/10).
Kondisi sedimentasi di muara Tukad Mati, lanjut Dolphin, cukup tinggi dan kemungkinan di atas normal. Peningkatan sedimentasi itu terjadi seiring datangnya musim hujan yang membawa sedimentasi dari hulu. “Sebab hulu aliran Tukad Mati adalah daerah tirisan sawah yang tentunya berlumpur,” lanjut Dolphin.
Untuk itu dia berharap kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida ataupun Pemerintah Daerah untuk segera melakukan normalisasi demi mencegah terjadinya banjir kembali di Kecamatan Kuta. "Sejauh ini belum ada pengerukan sedimentasi di muara Tukad Mati. Kalau tidak salah, terakhir pengerukan dilaksanakan oleh BWS pada beberapa bulan lalu," terangnya.
Diakuinya, bahwa pengerukan tersebut sangat dibutuhkan dan harus segera dilakukan untuk mengantisipasi puncak musim hujan. Terlebih, belum puncak musim hujan saja sudah terjadi banjir. Pengerukan itu diminta rutin dilaksanakan secara periodik, karena sedimentasi Tukad Mati biasanya terjadi dengan sangat cepat.
Selain itu, dia menilai perlu dilakukan pembukaan cabang sungai yang dinamai Tukad Campuhan. Dulu aliran Tukad Mati ke Tukad Campuhan ditutup kaitan dengan proyek long storage. Saat ini muara pembuangan Tukad Mati ke Teluk Benoa hanya dari satu titik, dari 4 titik sebelumnya. "Sekarang pembuangannya ke Teluk Benoa itu hanya ada satu. Kalau memang bisa itu dibuka kembali, maka sedimentasi tidak akan secepat sekarang. Sampah dan eceng gondok sudah rutin kami bersihkan," paparnya
Terpisah, Ketua LPM Legian Wayan Puspa Negara juga berharap agar aliran Tukad Mati Legian hingga ke hilir Patasari dapat dinormalisasi. Sehingga alur air dapat mengalir lancar ke lautan. Dia juga menilai agar kondisi pecahan alur muara Tukad Mati bisa dikembalikan seperti semula, sebab beban Tukad Mati cukup berat sehingga perlu untuk di bagi. "Saya harap kondisi sungai Teba juga bisa dikembalikan. Dulu ini sempat ditutup, untuk mengamankan Tukad Badung. Tapi kalau ditutup kami di destinasi yang kebanjiran," urai Puspa Negara. *dar
“Pasalnya titik tersebut menjadi ujung paling hilir dari alur Tukad Mati. Saat ini kondisi sedimentasi di daerah itu cukup tinggi, sehingga ditakutkan berpengaruh pada kelancaran aliran air dari hulu, utamanya saat hujan ekstrem turun,” sorot Ketua Komunitas Peduli Sungai (KPS) Tukad Mati Lestari, I Nyoman ‘Dolphin’ Sukra, Sabtu (22/10).
Kondisi sedimentasi di muara Tukad Mati, lanjut Dolphin, cukup tinggi dan kemungkinan di atas normal. Peningkatan sedimentasi itu terjadi seiring datangnya musim hujan yang membawa sedimentasi dari hulu. “Sebab hulu aliran Tukad Mati adalah daerah tirisan sawah yang tentunya berlumpur,” lanjut Dolphin.
Untuk itu dia berharap kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida ataupun Pemerintah Daerah untuk segera melakukan normalisasi demi mencegah terjadinya banjir kembali di Kecamatan Kuta. "Sejauh ini belum ada pengerukan sedimentasi di muara Tukad Mati. Kalau tidak salah, terakhir pengerukan dilaksanakan oleh BWS pada beberapa bulan lalu," terangnya.
Diakuinya, bahwa pengerukan tersebut sangat dibutuhkan dan harus segera dilakukan untuk mengantisipasi puncak musim hujan. Terlebih, belum puncak musim hujan saja sudah terjadi banjir. Pengerukan itu diminta rutin dilaksanakan secara periodik, karena sedimentasi Tukad Mati biasanya terjadi dengan sangat cepat.
Selain itu, dia menilai perlu dilakukan pembukaan cabang sungai yang dinamai Tukad Campuhan. Dulu aliran Tukad Mati ke Tukad Campuhan ditutup kaitan dengan proyek long storage. Saat ini muara pembuangan Tukad Mati ke Teluk Benoa hanya dari satu titik, dari 4 titik sebelumnya. "Sekarang pembuangannya ke Teluk Benoa itu hanya ada satu. Kalau memang bisa itu dibuka kembali, maka sedimentasi tidak akan secepat sekarang. Sampah dan eceng gondok sudah rutin kami bersihkan," paparnya
Terpisah, Ketua LPM Legian Wayan Puspa Negara juga berharap agar aliran Tukad Mati Legian hingga ke hilir Patasari dapat dinormalisasi. Sehingga alur air dapat mengalir lancar ke lautan. Dia juga menilai agar kondisi pecahan alur muara Tukad Mati bisa dikembalikan seperti semula, sebab beban Tukad Mati cukup berat sehingga perlu untuk di bagi. "Saya harap kondisi sungai Teba juga bisa dikembalikan. Dulu ini sempat ditutup, untuk mengamankan Tukad Badung. Tapi kalau ditutup kami di destinasi yang kebanjiran," urai Puspa Negara. *dar
Komentar