Dinkes Denpasar Lakukan Pembinaan Puluhan Apotek di Densel dan Dentim
DENPASAR, NusaBali
Puluhan apotek yang termasuk dalam wilayah Puskesmas III Denpasar Selatan dan Puskesmas II Denpasar Timur, diberi pembinaan oleh tim pembinaan Dinas Kesehatan (Dinkes) Denpasar yang memonitoring terkait penjualan obat sediaan sirup, Senin (24/10).
Di wilayah Puskesmas II Denpasar Timur, tim pembinaan menyisir setidaknya 11 apotek yang tersebar di beberapa lokasi, seperti Desa Penatih Dangin Puri dan Kelurahan Penatih.
Kepala UPTD Puskesmas II Dentim dr I Made Buda, mengungkapkan dari hasil sisiran tim tidak ditemukan lagi adanya apotek yang menjual obat sediaan sirup. "Dari hasil pembinaan hari ini (kemarin), tim sudah tidak menemukan lagi adanya apotek yang menjual obat sirup. Dan semua apotek yang dikunjungi tim, sudah menempelkan informasi bahwa tidak menjual obat sediaan sirup,” kata dr Buda.
Dia menambahkan pihak Puskesmas II Dentim juga terus melakukan upaya edukasi kepada warga agar tidak mengkonsumsi sembarang obat.
“Kami terus melakukan edukasi kepada warga, baik yang datang ke puskesmas kami maupun melalui daerah binaan posyandu. Masyarakat kami minta untuk tetap berkonsultasi kepada tenaga medis, dan jika menemukan tanda mengarah ke gagal ginjal akut, segera datangi pusat layanan kesehatan,” ujarnya.
Di hari yang sama, Tim Pembinaan Puskesmas III Densel juga melakukan kunjungan dan pembinaan kepada sejumlah apotek di wilayahnya. Kepala UPTD Puskesmas III Densel drg Putu Judy Satyawati Sudarmo menyebutkan ada 15 apotek yang dikunjungi.
“Sejak ada surat dari Kemenkes tertanggal 18 Oktober 2022, tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal pada Anak, kami sudah mengantisipasi untuk menyetop semua pemberian sediaan sirup. Baik di puskesmas induk maupun Puskesmas Pembantu di Serangan. Hari ini tim kami melakukan pembinaan ke 15 apotek,” kata drg Judy.
Tidak satupun dari apotek yang dikunjungi tim ditemukan masih menjual sediaan obat sirup. “Tidak ada temuan apotek yang masih menjual obat sirup. Kesemuanya sudah mematuhi aturan terkait dengan penggunaan obat sirup ini,” imbuhnya.
Melalui sebaran informasi yang disampaikan lewat penyuluhan online, drg Judy menambahkan pihaknya memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait kewaspadaan dini jika melihat gejala mengarah ke kasus ginjal akut.
“Melalui media sosial seperti Facebook, group WA ataupun Instagram, kami berupaya menyebarkan informasi dan edukasi pada warga perihal penggunaan obat, dan anjuran tentang mewaspadai dan mencegah penyebaran kasus gagal ginjal akut ini,” tandas drg Judy. *mis
Komentar