Dapat Orderan untuk G20, 1.500 Meter Anyaman Bambu dari Tabanan Siap Dikirim
TABANAN, NusaBali
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada November mendatang di Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, membawa angin segar bagi pelaku usaha rumahan di Tabanan.
Mereka mendapat orderan untuk membuat salah satu ornamen klasik untuk acara bergengsi itu. Salah satu penerima pesanan adalah Ni Wayan Sulma Dewi, yang mendapat orderan anyaman bambu desain ‘kembang seribu’. Anyaman berbahan baku bambu ini akan digunakan untuk salah satu ornamen hiasan di arena G20. Orderan yang didapat perempuan 36 tahun ini mencapai 1.500 meter. Untuk membuat anyaman sepanjang 1.500 meter itu, memerlukan total bambu gelondongan sebanyak 3 truk.
Ditemui di rumahnya Banjar Denuma, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, Selasa (25/10), dia bersama dengan karyawannya sedang mengerjakan pesanan anyaman kembang seribu yang tinggal finish. Orderan yang dibuatnya ini sudah mencapai 80 persen dari total 1.500 meter yang dipesan. “Sebagian sudah saya kirim, yang sekarang hanya tinggal 8 gulung saja,” ujarnya.
Sulma Dewi mengaku, dapat kecipratan menjual anyaman bambu di ajang G20 berkat pelanggan setianya yang menawarkan. Awalnya ragu untuk menyanggupi karena sejumlah faktor. Mulai dari waktu pengerjaan mepet di tengah pesanan lumayan banyak, kemudian tidak adanya orang yang bisa membuat anyaman mirip bedeg (dinding rumah terbuat dari bambu) ini. “Awalnya sempat nolak, akhirnya diminta untuk mencoba, dan saya menyanggupi,” tuturnya.
Dengan kesanggupan itupun Sulma Dewi mengerjakan orderan tersebut mulai 5 September 2022 lalu. Awalnya terkendala tenaga karena tidak ada yang bisa membuat anyaman motif kembang seribu. “Akhirnya saya cari tenaga orang di rumah dan saya ajari mereka, akhirnya bisa. Jadi total saya mengajak karyawan untuk menyelesaikan orderan ini 10 orang,” terangnya.
Dalam mengerjakan pesanan ini Sulma Dewi sudah dikasih contoh atau ukuran untuk membuat. Tujuannya untuk menyamakan ukuran agar tidak banyak terbuang. Satu gelondong bisa memiliki panjang sekitar 9 meter. “Tidak sulit menganyam karena sudah terbiasa,” aku ibu 3 anak ini.
Sulma Dewi pun mengaku senang mendapat orderan untuk G20 ini. Sebab pesanan mencapai 1.500 meter ini sangat banyak. Untuk harga yang dijual ke ajang bergengsi itu 1 meternya Rp 60.000. Dan sekarang pembayarannya sudah 50 persen tinggal menunggu finish untuk mendapatkan pembayaran 100 persen.
Dia menerangkan tak banyak proses untuk mengerjakan orderan anyaman kembang seribu ini. Tinggal memotong bambu gelondongan berukuran sekitar 9 meter. Kemudian dipotong berbentuk pipih agar mudah untuk dianyam. Bambu yang diperlukan hanya bagian kulitnya saja sementara bagian dalam dibuang. “Setelah itu tinggal anyam, ketika sudah selesai dan digulung maka dibakar menggunakan kompresor untuk menghilangkan medang (bulu) bambu tersebut,” bebernya.
Sulma Dewi mengaku tak sulit untuk membuat anyaman tersebut. Selain sudah biasa membuat motif, dia dibantu keluarga yang sebagian besar sudah ahli di bidang menganyam. Apalagi dia sendiri adalah perajin bedeg sejak lama bahkan sudah langganan pemilik vila di Bali. “Kalau vila biasanya memesan untuk dijadikan plafon karena mencari nuansa klasik,” tegasnya.
Sebagai perajin, dia memiliki 15 motif anyaman bambu. Yang paling laris adalah motif kembang seribu dan bebintangan yang dimodifikasi dengan bambu hitam. “Saya punya 15 motif yang sudah saya sebar lewat online. Permintaan tergantung pemesan, yang paling laris motif bebintangan dan kembang seribu tersebut,” kata perempuan asal Banjar Tegal, yang menikah ke Banjar Denuma, Desa Kukuh, Kecamatan Marga. *des
Komentar