Rara Sekar Pernah Jadi ‘Gek-Gek’ Sayan
GIANYAR, NusaBali.com – Rara Sekar yang kini dikenal sebagai musisi independen nasional dan aktivis pendidikan ternyata pernah jadi teruni Desa Sayan, Kecamatan Ubud selama dua tahun.
Pada tahun 2012 tersebut, Rara sempat menetap di wilayah tepi barat Kecamatan Ubud itu hingga tahun 2014. Dan selama menjadi warga Desa Sayan, ia aktif bergaul dengan teruna teruni setempat. Rara pun menyebut dirinya saat itu adalah ‘gek-gek’ Sayan.
“Pernah jadi gek-gek Sayan ya, makan tipat cantok,” kata Rara dibalut candaan dan tawa ringan, ketika ditemui usai Press Call UWRF 2022 di Indus Restaurant Kedewatan, Rabu (26/10/2022) sore.
Ketika menjadi ‘gek-gek’ Sayan, Rara sebenarnya tengah bekerja di Yayasan Kopernik, sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang pengentasan kemiskinan. Yayasan tersebut berlokasi di Banjar Kutuh, Desa Sayan.
Kata kakak dari musisi Isyana Sarasvati ini, meskipun singkat berada di tanah Bali, pengalaman tersebut merupakan fase hidup mandiri untuk pertama kalinya bagi seorang Rara Sekar setelah mengenyam pendidikan.
“Hidup mandiri untuk pertama kali, maksudnya benar-benar keluar dari rumah untuk bekerja ya bukan untuk bersekolah. Lalu, benar-benar hidup di satu kultur yang berbeda dan akhirnya jadi punya banyak teman baru,” beber musisi yang pernah memperkuat trio Daramuda ini.
Fase hidup mandiri untuk bekerja dan tinggal dalam adat dan budaya yang sama sekali berbeda bagi wanita kelahiran Badung ini baginya merupakan pengalaman hidup yang luar biasa. Sebabnya, hal tersebut pun mendorongnya untuk lebih mandiri dan akhirnya banyak bergaul dan memiliki banyak teman.
Dari banyak teman yang ia ajak bergaul selama dua tahun itu, beberapa di antaranya hingga saat ini masih menjadi sahabat dekat dari musisi bernama lahir Rara Sekar Larasati ini.
“Beberapa dari temanku itu sampai saat ini masih jadi teman dekatku sekarang. Sampai logatku berubah jadi logat Bali nih,” canda Rara sembari menirukan Bahasa Indonesia berlogat Bali.
Namun, ketika ditanya apakah Rara sudah bisa bercakap dalam Bahasa Bali dari pengalaman bergaul dengan warga Desa Sayan selama dua tahun tersebut, ia pun menjawab dengan jujur lantaran eks Banda Neira ini masih belum bisa berkomunikasi penuh seperti teruni Desa Sayan.
Lagi-lagi dengan nada bercanda Rara mengaku hanya mengingat istilah kepara (kasar) untuk nomina ‘aku’ dan ‘kamu’ yakni ‘cang’ dan ‘ci’. Penggunaan istilah kepara ini biasa dipakai oleh teruna teruni Bali dalam situasi santai dan akrab.
“Bisanya cuma cang, ci, cang, ci aja. Kasar,” tandas Rara dibarengi tawa panjang. *rat
1
Komentar