TPA Suwung Denpasar Setop Tampung Sampah pada Januari 2023
MANGUPURA, NusaBali.com - Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Suwung di Denpasar, Bali, ditargetkan berhenti menampung sampah pada Januari 2023 setelah tiga tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di Denpasar operasional.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan di sela kegiatannya di Nusa Dua, Kamis (27/10/2022), menyampaikan proses penutupan TPA Suwung telah dilakukan secara bertahap seiring dengan pembangunan tiga TPST yang bakal mengolah sampah menjadi bahan bakar (refused-derived fuel/RDF).
"Mulai bertahap November (2022) sampai Januari (2023) puncaknya, sudah habis (sampah di TPA Suwung), sehingga Suwung tidak perlu ada lagi. Kita bikin Bali jadi bersih, karena apapun yang kita bikin kalau sampah banyak tidak ada gunanya," katanya.
TPA Suwung merupakan salah satu tempat penampungan sampah terbesar di Bali yang menampung limbah dari Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.
TPA Suwung, yang berdiri di atas lahan seluas 32 hektare dan beroperasi sejak 1980-an, menampung setidaknya 1.200 ton sampah per hari.
Limbah rumah tangga yang dibuang ke TPA Suwung saat ini menumpuk hingga membentuk gunungan sampah sebagaimana yang ada di TPST Bantar Gebang.
Gunungan sampah yang ada di TPA Suwung, telah menarik perhatian pemerintah pusat dan pemerintah daerah apalagi saat Bali ditetapkan menjadi lokasi sebagian besar acara G20, termasuk puncak acaranya KTT G20 pada 15-16 November 2022.
Menko Luhut sekitar Agustus 2022 pun mengumumkan langsung ke publik mengenai rencana menutup TPA Suwung dan pembangunan tiga TPST di Denpasar, yaitu TPST Kesiman Kertalangu yang berkapasitas 450 ton, TPST Taman Hutan Raya (Tahura) berkapasitas 450 ton, dan TPST Padangsambian Kaja yang berkapasitas 120 ton. Ketiga TPST itu dapat menampung 1.020 ton sampah.
Luhut menambahkan pemerintah berencana membangun 52 TPST di beberapa daerah di Indonesia sehingga ada lebih banyak tempat pengolahan sampah terpadu yang tersedia.
"Nanti, kita bisa mengelola sampah 12.000 ton per hari, yang (awalnya) 80 persen (di darat) jatuh ke laut, kita tarik. Jadi, kami yakin dalam beberapa tahun ke depan sampah yang jatuh ke laut bisa jauh berkurang," katanya.
Demi mempercepat tujuan itu, Luhut mengingatkan perlu ada kerja sama dari seluruh pihak, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, dan kelompok masyarakat.
"Kita harus semua bahu membahu menyampaikan ini. Ayo, kita sama-sama membersihkan laut Indonesia dan membersihkan sampah di darat," katanya. *ant
1
Komentar