Pelatihan Pengelolaan Mangrove, Cara IOH Tingkatkan Potensi Ekonomi Desa Perancak
NEGARA, NusaBali.com – Keberadaan mangrove bukan sebagai benteng pesisir pantai terhadap abrasi, namun hutan bakau juga berpotensi menjadi objek wisata baru yang menarik.
Tak salah jika delegasi KTT G20 pada pertengahan bulan November juga diagendakan mengunjungi Taman Hutan Rakyat (Tahura) Bali yang berada di perbatasan Kota Denpasar dan Kabupaten Badung ini.
Tapi pesona mangrove bukan hanya di Tahura Bali. Di barat Pulau Dewata luasan mangrove sekitar 86 hektare menyebar di Desa Perancak, Desa Budeng dan Desa Loloan Timur (Mertasari) yang kesemuanya berada di Kecamatan/Kabupaten Jembrana.
Sebegitu pentingnya mangrove, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) sampai menggelar program Pelatihan Pengelolaan dan Penyulaman Mangrove pada Kamis (27/10/2022) yang dilanjutkan dengan kegiatan bersih-bersih Pantai Pura Segara Perancak pada Jumat (28/10/2022).
“Kabupaten Jembrana memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata baru di Balidengan keanekaragaman daya tarik berupa hutan mangrove,” kata SVP-Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison, Steve Saerang, Jumat (28/10/2022).
Kegiatan yang berfokus pada penguatan masyarakat di Desa Perancak ini berkolaborasi dengan Balai Pengelolaan Informasi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (BPISDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Yayasan World Wildlife Fund (WWF) Indonesia, dan Yayasan Bakau Manfaat Universal (BakauMU).
Pelatihan diisi dengan beragam materi mulai dari manfaat menjaga ekosistem mangrove, pengembangan potensi wisata mangrove, hingga praktik penyulaman mangrove yang diberikan untuk Kelompok Ekowisata Desa Perancak.
“Potensi ini harus dikelola dengan baik agar mampu menjadi daya 1arik wisatawan dan menjadi kebanggaan IOH pada khususnya, serta masyarakat Jembrana pada umumnya,” tegas Steve.
Apa yang dilakukan IOH ini merupakan lanjutan dari dukungan terhadap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI yang meluncurkan program konservasi laut pada awal Agustus lalu di Kabupaten Jembrana.
Pada bulan Oktober ini, KKP pun menggaungkan kampanye Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL), sehingga pelatihan yang digelar IOH di Perancak semakin menggelorakan kecintaan bahari.
Program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Socaial Responsibility atau CSR) konservasi laut ini mengangkat 4 pilar utama yakni rehabilitasi habitat laut, penguatan komunitas konservasi penyu, pengelolaan sampah plastik di daerah pesisir, dan penguatan mata pencaharian masyarakat di lingkungan sekitar.
Selain menggelar kegiatan pelatihan pengelolaan mangrove, IOH juga melaksanakan kegiatan bersih-bersih di kawasan Pantai Pura Segara Perancak.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 20 orang, yang terdiri dari perwakilan Dinas Perhubungan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jembrana, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Jembrana serta Kelompok Bina Keluarga Desa Perancak.
Penyisiran pantai dan pengumpulan sampah plastik dimulai sejak pukul 07.30 - 09.30 WITA. Kegiatan ditutup dengan menimbang sampah yang berhasil dikumpulkan sebanyak 246 kilogram yang kemudian diserahkan ke tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) untuk dibersihkan dan dipilah kembali.
“Kami ingin aksi ini menjadi agenda berkelanjutan agar semakin banyak pihak yang terlibat dan menyadari dampak bahaya sampah plastik terhadap kelestarian biota laut serta ekosistem pendukungnya, sehingga target pemerintah mengurangi sampah laut sampai 70 persen pada 2025 dapat tercapai,” ujar Steve.
Aksi yang dilakukan IOH di Perancak ini tepat satu tahun pencanangan Zona Mangrove Abadi Jembrana di Desa Perancak.
Gubernur Bali Wayan Koster saat itu menyebut Perancak sangat potensial dikembangkan sebagai desa wisata. Selain memiliki areal mangrove, juga terdapat sungai berukuran lebar sehingga potensial dikembangkan sebagai wisata air.
Menurutnya, destinasi di Perancak tinggal dikembangkan lagi. “Sangat cocok untuk wisata air. Tinggal dikemas yang bagus sekaligus menghidupkan sektor kelautan unggulan di Jembrana,” sebut Gubernur Koster.
Kini, pelatihan yang dilakukan oleh IOH menjadi penyemangat masyarakat setempat untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki Desa Perancak.
“Saya harap pelatihan yang diberikan kepada komunitas masyarakat Perancak dapat dimanfaatkan dan diterapkan semaksimal mungkin, karena jika wisata bergerak maka
otomatis roda perekonomian pun berjalan bagi masyarakat setempat,” pungkas Steve.
1
Komentar