Lima Desa di Buleleng Kembangkan Bawang Putih
Hasil Panen Capai 13 Ton Per Hektare
SINGARAJA, NusaBali
Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Buleleng, kembali mendapat program pengembangan pertanian bawang putih dengan total lahan seluas sekitar 100 hektare di lima desa.
Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Buleleng, kembali mendapat program pengembangan pertanian bawang putih dengan total lahan seluas sekitar 100 hektare di lima desa.
Program Kementerian Pertanian RI ini ditujukan untuk mengurangi ketergantungan penggunaan bawang putih impor, sehingga bisa menstabilkan harga di pasaran.
Kepala Bidang Hortikultura Distan Buleleng, I Gede Subudi mengatakan, pengembangan pertanian bawang putih sudah dilakukan tahun ini di tiga desa di Kecamatan Banjar dan dua desa di Kecamatan Kubutambahan. Rinciannya di Kecamatan Baniar yakni di Desa Kayuputih 15 hektare, Desa Gesing 5 hektare, dan Desa Gobleg 5 hektare. Untuk di Kecamatan Kubutambahan ada di Desa Tambakan dengan luas lahan 25 hektare.
Dari penanaman yang dilakukan dari bulan April hingga Agustus tersebut, dua desa saat ini sudah melakukan panen yakni Desa Tambakan dan Desa Gesing. Dari panen di Desa Tambakan, per hektare menghasilkan 8,12 ton bawang. Hasil lebih besar didapat dari panen di Desa Gesing, yang menghasilkan 13.97 ton per hektare.
"Hasilnya lebih banyak di Desa Gesing karena jarak tanamnya lebih rapat. Bawang putih ini bisa ditanam di ketinggian kisaran 600 meter di atas permukaan laut, sehingga dikembangkan di desa-desa itu," jelas Subudi, Jumat (28/10).
Subudi menyebutkan, pengembangan bawang putih ini, merupakan programmer nasional mengurangi pembelian bawang impor. Kebutuhan bawang putih di Indonesia sendiri, sekitar 85 persennya masih impor, dan sebagian besar impor dari negara Cina kemudian India. "Nah program dari Pusat ini untuk mengurangi ketergantungan impor," katanya.
Menurutnya, masyarakat saat ini masih belum bisa beralih ke bawang putih lokal karena bawang putih lokal ukurannya masih lebih kecil dengan bawang impor. Padahal, tingkat konsumsi masyarakat Bali akan bawang putih terbilang tinggi hingga mencapai 1,8 kilogram per orang setiap tahunnya. Untuk itu, Pemerintah melakukan pengembangan pertanian bawang putih.
Program ini juga didasari minimnya petani bawang putih. Petani masih sedikit yang mau menanam bawang putih, karena biaya produksi cukup banyak. Sementara dengan biaya yang cukup tinggi itu, petani tidak bisa menjual bawang di harga tinggi. "Pemerintah memberikan bantuan benih bawang putih sebanyak 700 kg per hektare untuk petani. Varietas lumbu hijau," ujar dia.
Sedangkan bantuan pupuk diberikan oleh Distan Buleleng. Petugas penyuluh pertanian juga ikut membantu pendampingan selama masa tanam hingga pasca panen. "Harapan kami petani kembali berminat untuk mengembangkan pertanian bawang putih dengan suplai bantuan benih ini. Apalagi kebijakan Pemda Buleleng saatbini, PD Pasar dan PD Swatantra diarahkan membeli hasil petani. Sehingga petani tidak kesulitan menjual," kata Subudi. *mz
Komentar