Sakit Mata, Diberi Obat Tetes Telinga
Wakil Bupati Buleleng instruksikan pihak Puskesmas pantau kondisi pasien salah obat dalam 2-3 hari ke depan
Prahara di Puskesmas Buleleng III
SINGARAJA, NusaBali
Peristiwa aneh terjadi di Puskesmas Buleleng III yang berlokasi Lingkungan Penarungan, Kelurahan Penarukan, Kecamatan Buleleng. Seorang pasien yang sakit mata, I Ketut Yasa, 58, malah diduga diberi obat tetes telinga. Pasien asal Kelurahan Penarukan ini pun mendatangi Puskesmas Buleleng III, Kamis (4/5) pagi, untuk minta penjelasan.
Terungkap, kejadian aneh ini berawal saat pasien Ketut Yasa mengalami radang mata ketika mengemudikan Truk pengangkut barang, Rabu (3/5). Karena tidak tahan dengan sakit mata yang dialaminya, Ketut Yasa pun memutuskan untuk pergi ke Puskesmas Buleleng III yang tak jauh dari rumahnya.
Seusai diperiksa dokter setempat, Yasa pun mengambil obat yang diberikan petugas farmasi di Puskesmas Buleleng III. Sesampainya di rumah, yasa sempat ragu memakai obet tersebut. Sebab, setelah dibaca ternyata itu obat Phenol Glycerol 10% yang berisikan tulisan obat tetes telinga.
“Saya sempat ragu memakainya, karena ada tulisan obat tetes telinga. Saya juga cari di google, ternyata obat itu untuk mengobati telinga. Tapi, karena obat itu diberikan oleh dokter, saya pakai saja. Ternyata, setelah saya teteskan di mata, perihnya minta ampun,” ungkap Yasa yang ditemui NusaBali seusai meminta penjelasan dari Puskesmas Buleleng III, Kamis pagi.
Yasa mengisahkan, setelah perih di matanya sedikit berkurang, dia pun kembali ke Puskesmas Buleleng III, Rabu lalu untuk memastika apakah obat tersebut tepat untuk penyakitnya atau tidak? Yasa mengaku menemui kembali dokter yang menanganinya dan meminta petugas farmasi mengganti obat tersebut dengan merk Cloramphenicol.
“Karena saat itu saya tidak pakai kacamata, saya bawa saja pulang obat tersebut. Tapi, setelah sampai di rumah, ternyata yang diberikan lagi-lagi obat tetes telinga,” sesal Yasa. Namun, karena percaya kepada sang dokter Puskesmas, Yasa tetap saja memakai obat tetes telinga itu.
Sayang, tindakannya yang kembali meneteskan obat tetes telinga untuk kedua kalinya itu, membuat Yasa tidak kuasa mehan perih di matanya. Yasa bahkan sempat sempoyongan, hingga akhirnya dibawa keluarganya ke salah satu dokter spesialis mata di Singaraja.
Berdasarkan keterangan dokter spesialis mata yang menanganinya, Yasa dinyatakan salah memakai obat, sehingga menyebabkan iritasi matanya semakin parah dan mengalami pembengkakakn di kedua kelopak mata. Kecewa dengan kasus yang menderanya ini, Yasa pilih mendatangi Puskesmas Buleleng III, Kamis pagi, untuk minta penjelasan.
Yasa kemarin diterima langsung Kepala Puskesmas Buleleng III, dr Dewa Merta Suteja, bersama sejumlah stafnya. Pihak Puskesmas Buleleng III, melalui dr Dewa Merta Suteja, terus terang mengakui adanya kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien Ketut Yasa. Pihak Puskesmas Buleleng III pun langsung meminta maaf kepada pasien Ketut Yasa.
Menurut dr Merta Suteja, pihaknya sudah berkonsultasi dengan dokter spesialis mata yang menangani Yasa. Sang dokter spesialis menyatakan kondisi mata Yasa masih bagus, dapat disembuhkan, dan tidak berbahaya. “Ini merupakan pembelajaran juga bagi kami untuk ke depannya, agar memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Termasuk melakukan pembinaan kepada seluruh tim medis, baik dokter maupun perawat, dalam memberikan pelayanan,” jelas dr Merta Suteja.
Semnetara itu, Wakil Bupati Buleleng dr Nyoman Sutjidra SpOG menyatakan kasus yang menimpa pasien Ketut Yasa di Puskesmas Buleleng III terjadi karena miskomunikasi antara dokter yang memberikan resep dan petugas farmasi setempat. Dengan munculnya kasus ini, kata Wabup Sutjidra, pihaknya akan melakukan evaluasi, termasuk penataan kembali SDM di Puskesmas maupun di rumah sakit yang ada di Kabupaten Buleleng.
“Dokter di Puskesmas Buleleng II dan petugas farmasi setempat yang terlibat dalam pelayanan pasien Ketut Yasa, juga akan diberikan peringatan karena ketidak telitiannya dalam melaksanakan tugas,” ancam Wabup Sutjidra yang ditemui NusaBali secara terpisah di Lobi Kantor Bupari Buleleng di Singaraja, Kamis kemarin.
Terkait dengan kondisi pasien Ketut Yasa, Wabup Sutjidra menginstruksikan kepada pihak Puskesmas Buleleng III untuk melakukan pengawasan selama 2-3 hari ke depan. Pihak Puskesmas harus memantau perkembangan dan kesembuhan mata pasiennya yang salah obat tersebut.
“Nanti tetap akan didampingi, mudah-mudahan tidak menyebabkan komplikasi yang berat, meski hari ini (kemarin) sudah menunjukkan perubahan ke kondisi yang membaik,” jelas politisi PDIP yang dokter spesialis kandungan asal Desa Bontihing, Kecamatan Buleleng ini. * k23
SINGARAJA, NusaBali
Peristiwa aneh terjadi di Puskesmas Buleleng III yang berlokasi Lingkungan Penarungan, Kelurahan Penarukan, Kecamatan Buleleng. Seorang pasien yang sakit mata, I Ketut Yasa, 58, malah diduga diberi obat tetes telinga. Pasien asal Kelurahan Penarukan ini pun mendatangi Puskesmas Buleleng III, Kamis (4/5) pagi, untuk minta penjelasan.
Terungkap, kejadian aneh ini berawal saat pasien Ketut Yasa mengalami radang mata ketika mengemudikan Truk pengangkut barang, Rabu (3/5). Karena tidak tahan dengan sakit mata yang dialaminya, Ketut Yasa pun memutuskan untuk pergi ke Puskesmas Buleleng III yang tak jauh dari rumahnya.
Seusai diperiksa dokter setempat, Yasa pun mengambil obat yang diberikan petugas farmasi di Puskesmas Buleleng III. Sesampainya di rumah, yasa sempat ragu memakai obet tersebut. Sebab, setelah dibaca ternyata itu obat Phenol Glycerol 10% yang berisikan tulisan obat tetes telinga.
“Saya sempat ragu memakainya, karena ada tulisan obat tetes telinga. Saya juga cari di google, ternyata obat itu untuk mengobati telinga. Tapi, karena obat itu diberikan oleh dokter, saya pakai saja. Ternyata, setelah saya teteskan di mata, perihnya minta ampun,” ungkap Yasa yang ditemui NusaBali seusai meminta penjelasan dari Puskesmas Buleleng III, Kamis pagi.
Yasa mengisahkan, setelah perih di matanya sedikit berkurang, dia pun kembali ke Puskesmas Buleleng III, Rabu lalu untuk memastika apakah obat tersebut tepat untuk penyakitnya atau tidak? Yasa mengaku menemui kembali dokter yang menanganinya dan meminta petugas farmasi mengganti obat tersebut dengan merk Cloramphenicol.
“Karena saat itu saya tidak pakai kacamata, saya bawa saja pulang obat tersebut. Tapi, setelah sampai di rumah, ternyata yang diberikan lagi-lagi obat tetes telinga,” sesal Yasa. Namun, karena percaya kepada sang dokter Puskesmas, Yasa tetap saja memakai obat tetes telinga itu.
Sayang, tindakannya yang kembali meneteskan obat tetes telinga untuk kedua kalinya itu, membuat Yasa tidak kuasa mehan perih di matanya. Yasa bahkan sempat sempoyongan, hingga akhirnya dibawa keluarganya ke salah satu dokter spesialis mata di Singaraja.
Berdasarkan keterangan dokter spesialis mata yang menanganinya, Yasa dinyatakan salah memakai obat, sehingga menyebabkan iritasi matanya semakin parah dan mengalami pembengkakakn di kedua kelopak mata. Kecewa dengan kasus yang menderanya ini, Yasa pilih mendatangi Puskesmas Buleleng III, Kamis pagi, untuk minta penjelasan.
Yasa kemarin diterima langsung Kepala Puskesmas Buleleng III, dr Dewa Merta Suteja, bersama sejumlah stafnya. Pihak Puskesmas Buleleng III, melalui dr Dewa Merta Suteja, terus terang mengakui adanya kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien Ketut Yasa. Pihak Puskesmas Buleleng III pun langsung meminta maaf kepada pasien Ketut Yasa.
Menurut dr Merta Suteja, pihaknya sudah berkonsultasi dengan dokter spesialis mata yang menangani Yasa. Sang dokter spesialis menyatakan kondisi mata Yasa masih bagus, dapat disembuhkan, dan tidak berbahaya. “Ini merupakan pembelajaran juga bagi kami untuk ke depannya, agar memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Termasuk melakukan pembinaan kepada seluruh tim medis, baik dokter maupun perawat, dalam memberikan pelayanan,” jelas dr Merta Suteja.
Semnetara itu, Wakil Bupati Buleleng dr Nyoman Sutjidra SpOG menyatakan kasus yang menimpa pasien Ketut Yasa di Puskesmas Buleleng III terjadi karena miskomunikasi antara dokter yang memberikan resep dan petugas farmasi setempat. Dengan munculnya kasus ini, kata Wabup Sutjidra, pihaknya akan melakukan evaluasi, termasuk penataan kembali SDM di Puskesmas maupun di rumah sakit yang ada di Kabupaten Buleleng.
“Dokter di Puskesmas Buleleng II dan petugas farmasi setempat yang terlibat dalam pelayanan pasien Ketut Yasa, juga akan diberikan peringatan karena ketidak telitiannya dalam melaksanakan tugas,” ancam Wabup Sutjidra yang ditemui NusaBali secara terpisah di Lobi Kantor Bupari Buleleng di Singaraja, Kamis kemarin.
Terkait dengan kondisi pasien Ketut Yasa, Wabup Sutjidra menginstruksikan kepada pihak Puskesmas Buleleng III untuk melakukan pengawasan selama 2-3 hari ke depan. Pihak Puskesmas harus memantau perkembangan dan kesembuhan mata pasiennya yang salah obat tersebut.
“Nanti tetap akan didampingi, mudah-mudahan tidak menyebabkan komplikasi yang berat, meski hari ini (kemarin) sudah menunjukkan perubahan ke kondisi yang membaik,” jelas politisi PDIP yang dokter spesialis kandungan asal Desa Bontihing, Kecamatan Buleleng ini. * k23
1
Komentar