Walikota Tinjau Lokasi, Minta Prioritas Penanganan Bencana
Rumah Roboh di Kampung Jawa Berdiri Sejak 60 Tahun Lalu
DENPASAR, NusaBali
Rumah yang roboh akibat tanah ambles di bantaran Tukad Badung Jalan Ahmad Yani Selatan Gang I Nomor 1C RT 04 Dusun Wanasari (Kampung Jawa), Desa Dauh Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara yang kini ditempati Hadijah,70, bersama anak dan cucunya itu merupakan peninggalan dari suaminya M Yusuf Jainuddin.
Rumah itu sudah ada sejak 60 tahun yang lalu dan terus direnovasi hingga kini menjadi bangunan tiga lantai.
M Haris Arif yang merupakan anak kandung dari M Yusuf Jainuddin ditemui di lokasi TKP, Jumat (28/10) mengatakan faktor utama rumah itu roboh karena tanahnya ambles akibat tergerus air. Sebelum roboh, sudah ada tanda-tandanya, yakni lantai dan dinding tembok retak. Lantai dan dinding tembok itu retak dimulai sejak sebulan lalu. Retakan semakin lebar terjadi pada, Rabu (26/10) setelah ada pengeboran saluran air. Getaran mesin pengeboran membuat tanah yang berada di bantaran sungai itu ambles. Arif mengaku pada saat pertamakali dibangun lokasi rumah itu posisinya cukup jauh dari sungai (Tukad Badung).
Rumah itu berada di sebelah barat sungai. Seiring berjalannya waktu, penataan sungai dilakukan malah bergeser dekat rumah korban. Selain itu di utara rumah yang ambles, sebelah timur aliran sungai terjadi tanah longsor tahun 2021 lalu. Tanah tersebut membelokkan aliran air ke arah rumah korban. Meski mengaku sudah 60 tahun rumah itu berada di lokasi tersebut, namun tidak ada izin apapun dari pemerintah.
"Saat ini sedang dalam proses pengurusan izin. Rumah itu ada sejak 60 tahun lalu. Selama 60 tahun rumah itu terus direnovasi hingga sampai saat ini menjadi tiga lantai. Pada awalnya dahulu rumah itu jauh dari sungai. Setelah dilakukan pelebaran sungai, jadinya berada di tepi aliran sungai. Saya duga tanahnya tergerus air hingga ambles," ungkap Arif. Dia mengaku selama ini di rumah itu ditempati 15 orang, terdiri dari tiga kepala keluarga. Anak-anak tiga orang (usia SMA, SMP, dan SD). Dirinya bersyukur, karena peristiwa itu tidak sampai ada korban luka-luka maupun korban jiwa. Para penghuni rumah berhasil menyelamatkan diri dari maut. Namun demikian, semua harta benda terkubur material bangunan. Barang-barang yang terkubur material bangunan itu tidak bisa dengan mudah diambil karena sangat berbahaya.
"Tak ada barang yang terselamatkan. Kami tinggal pakaian di badan saja. Barang-barang yang terkubur material rumah belum bisa diambil karena berbahaya. Rencananya material bangunan rumah itu akan dibongkar oleh BPBD Kota Denpasar," ungkap Arif sembari mengatakan sehari-sehari keluarganya berjualan sembako dan warung makan di lokasi TKP. Ketua RT 04 Dusun Wanasari, Desa Dauh Puri Kaja, Haji Sudaryanto ditemui di lokasi, Jumat (28/10) siang mengatakan tanah tempat rumah itu dahulu merupakan lahan kosong dan oleh warga sekitar dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah.
Sudaryanto mengatakan tidak tahu apakah rumah yang ambles itu berizin atau tidak. "Saya tidak tahu pembangunan rumah itu ada izin atau tidak. Mungkin mereka sudah urus dengan dinas terkait," ungkapnya. Sementara Ketua Komisi I DPRD Denpasar, I Ketut Suteja Kumara kepada wartawan saat menghadiri kegiatan pengisian kuisioner di Polresta Denpasar kemarin pagi mengatakan rumah yang ambles itu sudah ada sejak lama. Dengan adanya kejadian ini, pemerintah sedang mencari solusi terbaik. "Mendirikan bangunan di bantaran sungai itu tidak boleh. Sesuatu yang keluar dari ketentuan pasti membahayakan. Apalagi berhadapan dengan alam," tuturnya.
Saat ini yang harus dipikirkan adalah bagaimana caranya agar ada solusi terbaik untuk semua pihak. Warga juga harus dilindungi. "Saat ini sedang ditangani pemerintah. Bantuan pasti ada. Mekanismenya kan ada. Pastilah pemerintah memikirkan rakyatnya dengan baik," tandasnya. Pasca kejadian, bantuan untuk para korban berdatangan secara sukarela dari warga sekitar yang peduli. Bahkan Walikota Denpasar IGN Jaya Negara kemarin pagi langsung datang ke lokasi menemui para korban dan membawa sejumlah bantuan.
Dalam peninjauannya kemarin Walikota Jaya Negara didampingi Sekda Ida Bahus Alit Wiradana, Kadis Sosial Kota Denpasar I Gusti Ayu Laxmy Saraswati, Kadis PUPR Kota Denpasar AA Ngurah Bagus Airawata, Kalaksa BPBD Kota Denpasar IB Joni Ariwibawa, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Dewa Gede Rai.
Di sela peninjauan, Walikota Jaya Negara mengaku turut prihatin atas bencana yang terjadi. Pihaknya bersama jajaran saat ini fokus dalam penanganan pasca terjadinya bencana. Sehingga sesegara mungkin kawasan sekitar dapat dimanfaatkan kembali. “Tadi setelah saya lihat bahwa bangunan berada di pinggir sungai, namun demikian saat ini kita fokus dulu dalam musibah ini, bagaimana kita melaksanakan penanganan serta memastikan aktifitas masyarakat terdampak bisa berjalan dulu,” ujarnya
Lebih lanjut dijelaskan, dalam hal penanganan pihaknya akan menerjunkan alat berat guna membersihkan puing sisa longsor. Sedangkan untuk kebutuhan pangan, Dinas Sosial bersama Tagana dengan menyediakan Food Rescue atau Dapur Umum. Selanjutnya, untuk langkah pemulihan, akan dilaksanakan koordinasi lanjutan dengan Pemprov Bali.
Sementara, Perbekel Dauh Puri Kaja, I Gusti Ketut Sucipta mengatakan bencana longsor di tepi sungai yang mengakibatkan robohnya bangunan membuat 15 orang dalam 4 KK turut terdampak.
Bantuan juga datang dari Polsek Denpasar Utara. Bantuan berupa sembako langsung diserahkan oleh Kapolsek Iptu I Putu Carlos Dolesgit. Iptu Carlos mengatakan meski bantuan tersebut tidak bisa menutupi semua kebutuhan para korban, setidaknya dapat mengurangi beban. “Sebagai bentuk kepedulian kami atas musibah yang terjadi, hari ini kami menyalurkan bantuan sembako kepada korban yang rumahnya roboh, semoga sedikit bantuan kami dapat meringankan beban para korban,” tutur Kapolsek. *pol
Komentar