Pompa Hidram Rp 1 Miliar Tak Berfungsi
Pompa hidram akan menjadi penolong di musim kemarau, namun di musim hujan sekarang ini pipa-pipanya diketahui putus akibat terjangan air bah Tukad Yeh Ho beberapa waktu lalu.
TABANAN, NusaBali
Harapan petani Subak Lanyah Delod Jalan di Desa Tangguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur sawahnya berlimpah air saat musim kemarau pupus. Sebab, pompa hidram yang baru diresmikan Juli 2021 di Desa Belumbang Kecamatan Kerambitan tak berfungsi karena sejumlah pipa putus diterjang air bah Sungai Yeh Ho.
Pompa hidram senilai Rp 1 miliar ini adalah bantuan dari TNI. Saat peresmian dihadiri langsung Gubernur Wayan Koster dan Pangdam IX Udayana yang kala itu dijabat Mayjen TNI Maruli Simanjuntak. Harapannya, jika pompa hidram ini berfungsi maksimal, akan mengairi persawahan di Subak Lanyah Delod Jalan seluas 220 hektare.
Maklum saja, Subak Lanyah Delod Jalan atau berjarak sekitar 2 kilometer dari pompa hidram ini adalah sawah tadah hujan. Jika musim kemarau penanaman padi tak berjalan maksimal. Bahkan ada yang mengalami gagal panen karena kekurangan air.
Pantuan di lokasi Jumat (28/10), pompa hidram yang dibangun itu masih kokoh. Namun sejumlah pipa penghubungnya banyak putus. Bahkan ada sebagian yang telah hanyut karena terjangan air bah Tukad Yeh Ho.
Perbekel Desa Tangguntiti, I Gede Astra Wijaya mengatakan, sejak diresmikan pompa hidram memang belum dapat dinikmati petani subak. Tidak diketahui jelas kerusakannya namun memang karena terjangan air bah pipanya banyak putus. "Belum sempat memang dinikmati oleh petani sejak diresmikan," ujarnya.
Kata dia belum ada protes ataupun keluhan terhadap petani khususnya Subak Lanyah Delod Jalan terkait tidak berfungsinya pompa hidram tersebut . Karena saat ini sedang musim hujan dan pengairan berjalan lancar. "Protes sih belum ada, percuma protes karena perbaikan itu tidak tahu kemana," katanya.
Astra Wijaya mengakui keberadaan bantuan pompa hidram ini sebenarnya sangat diperlukan petani untuk membantu pengairan saat musim kemarau. Karena Subak Lanyah Delod Jalan ini adalah sawah tadah hujan. "Namun sekarang kebetulan kan masih musim hujan, pengairan masih lancar jadi tidak ada mengeluh subaknya," tegasnya.
Dia menambahkan ada satu lokasi lagi pompa hidram dibangun tepatnya di Banjar Batan Buah Desa Tangguntiti mengairi Subak Aseman 4. Kondisinya pun sama pipanya putus diterjang air bah. Selain itu debit airnya pun kecil naik. "Jadi ada dua pompa hidram dibangun untuk mengairi sawah di Desa Tangguntiti namun belum dapat dinikmati petani," tandas Astra Wijaya. *des
Pompa hidram senilai Rp 1 miliar ini adalah bantuan dari TNI. Saat peresmian dihadiri langsung Gubernur Wayan Koster dan Pangdam IX Udayana yang kala itu dijabat Mayjen TNI Maruli Simanjuntak. Harapannya, jika pompa hidram ini berfungsi maksimal, akan mengairi persawahan di Subak Lanyah Delod Jalan seluas 220 hektare.
Maklum saja, Subak Lanyah Delod Jalan atau berjarak sekitar 2 kilometer dari pompa hidram ini adalah sawah tadah hujan. Jika musim kemarau penanaman padi tak berjalan maksimal. Bahkan ada yang mengalami gagal panen karena kekurangan air.
Pantuan di lokasi Jumat (28/10), pompa hidram yang dibangun itu masih kokoh. Namun sejumlah pipa penghubungnya banyak putus. Bahkan ada sebagian yang telah hanyut karena terjangan air bah Tukad Yeh Ho.
Perbekel Desa Tangguntiti, I Gede Astra Wijaya mengatakan, sejak diresmikan pompa hidram memang belum dapat dinikmati petani subak. Tidak diketahui jelas kerusakannya namun memang karena terjangan air bah pipanya banyak putus. "Belum sempat memang dinikmati oleh petani sejak diresmikan," ujarnya.
Kata dia belum ada protes ataupun keluhan terhadap petani khususnya Subak Lanyah Delod Jalan terkait tidak berfungsinya pompa hidram tersebut . Karena saat ini sedang musim hujan dan pengairan berjalan lancar. "Protes sih belum ada, percuma protes karena perbaikan itu tidak tahu kemana," katanya.
Astra Wijaya mengakui keberadaan bantuan pompa hidram ini sebenarnya sangat diperlukan petani untuk membantu pengairan saat musim kemarau. Karena Subak Lanyah Delod Jalan ini adalah sawah tadah hujan. "Namun sekarang kebetulan kan masih musim hujan, pengairan masih lancar jadi tidak ada mengeluh subaknya," tegasnya.
Dia menambahkan ada satu lokasi lagi pompa hidram dibangun tepatnya di Banjar Batan Buah Desa Tangguntiti mengairi Subak Aseman 4. Kondisinya pun sama pipanya putus diterjang air bah. Selain itu debit airnya pun kecil naik. "Jadi ada dua pompa hidram dibangun untuk mengairi sawah di Desa Tangguntiti namun belum dapat dinikmati petani," tandas Astra Wijaya. *des
1
Komentar