Wagub Bali Lantik Jurnalis Peduli Sampah
SEMARAPURA, NusaBali
Sebulan setelah dibentuk, pengurus Jaringan Jurnalis Peduli Sampah (J2PS) dilantik langsung oleh Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, Sabtu (29/10) pagi.
Acara pelantikan itu digelar di Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center Gema Santi, Jalan Kusuma Bahari Karangdadi, Banjar Karang Dadi, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung.
Acara pelantikan yang juga diselingi diklat dengan tema ‘Jurnalis Bangkit Mengawal Sampah Menuju Indonesia Merdeka Sampah’ itu juga dihadiri Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta. Selain itu sebagai narasumber, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan PPKLH Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Provinsi Bali, I Made Dwi Arbani, Founder Bali Waste Cycle yang juga Ketua Asosiasi pengusaha Sampah Indonesia (APSI) Bali Nusra Putu Ivan Yunatana, dan General Manager Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO), Zul Martini Indrawati.
Sebelum akhirnya melantik pengurus J2PS, Wagub bersama Bupati Klungkung memantau TOSS Center Gema Santi. Wagub Cok Ace mengatakan semangat bersih sampah sejalan dengan program pemerintah Provinsi Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Bali Era Baru. "Semangat bersih sampah ini sesuai visi misi Nangun Sat Kerthi Loka Bali dan Peraturan Gubernur Bali Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber," tuturnya.
Ketua JP2S Bali, Agustinus Apollonaris Daton mengatakan masyarakat harus disadarkan dengan edukasi dan sosialisasi, dan juga diingatkan dengan penegakan hukum agar program pemilahan sampah ini berhasil. "Sudah banyak peraturan yang mengatur soal pemilahan sampah. Tapi tidak ada wasit yang mengawasi pelaksanaan peraturan pemilahan sampah ini di lapangan," tuturnya.
Sementara Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta mengatakan tantangan terberat masalah sampah bukan pada pusat pengelolaan, tetapi kesadaran masyarakat untuk melakukan pemilihan sejak di rumah. Jika masyarakat tertib memilah sampah organik dan anorganik di rumah, maka 50 persen pengolahan sampah itu sudah selesai. Artinya, penanganan mulai dari hulu (rumah tangga) sampai hilir (tempat pengolahan).
"Saya enam bulan turun ke jalan bawa pengeras suara untuk mengedukasi masyarakat memilah sampah organik dan anorganik sejak dari rumah. Astungkara, kini masyarakat di perkotaan Klungkung sudah tertib. Saya punya pekerjaan sebelum akhir masa jabatan 2023 untuk turun ke desa-desa memberikan sosialisasi langsung kepada masyarakat. Desa Adat dan Desa Dinas harus berkolaborasi. Saat ini masalah sampah ini sudah masuk awig-awig," tuturnya.
TOS Center Gema Santi Kusamba setiap harinya mengolah 30 ton sampah. Tantangan saat ini residu masih tinggi. Ke depan diharapkan dapat dikembangkan lagi, sehingga semuanya, termasuk residu bisa selesai diatasi di TOSS Center.
"Rencana ke depan adalah dapat mengolah sampah dari hulu sampai hilir. Saya sudah membuatkan perencanaan menyiapkan anggaran Rp 6 miliar untuk melakukan penataan. Sehingga nanti tidak ada residu sampah yang dibuang keluar, tetapi semuanya langsung diselesaikan di sini," tandas Suwirta. *pol
1
Komentar