Satyaning Kahuripan, Film Dokumenter Maestro Tari Ni Pollok
Kolaborasi Dinas Kebudayaan Kota Denpasar dan Sanur Cinema Creative
DENPASAR, NusaBali
Tidak dapat dipungkiri pesona kecantikan wanita Bali dapat menghipnotis para pria. Apalagi, mereka tampak sangat cantik ketika memakai pakaian adat Bali disertai bunga-bunga yang terselip di rambutnya.
Kalimat itu sangat tepat menggambarkan sosok Ni Nyoman Pollok dengan nama panggung ‘Ni Pollok’. Dikisahkan melalui film dokumenter yang digarap oleh Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, ditayangkan perdana saat penutupan Lomba Barong Ket dan Makendang Tunggal di Dharma Negara Alaya (DNA), Sabtu (22/10/2022) malam.
“Kami mengangkat sosok Ni Pollok untuk bisa kami tuangkan ke dalam bentuk sebuah film dokumenter agar masyarakat di Kota Denpasar mengetahui perjalanan kisah beliau dari a-z hingga beliau meninggal di tahun 1985,” ujar Kepala Bidang Dokumentasi, Perfilman, dan Permuseuman, Dinas Kebudayaan Pemerintah Kota Denpasar, Anak Agung Gede Agung Dharma Putra, Kamis (27/10) siang.
Dalam penggarapan film dokumenter tersebut, Dinas Kebudayaan Kota Denpasar melalui Bidang Dokumentasi dan Perfilman juga berkolaborasi dengan Sanur Cinema Creative dan beberapa narasumber yang relevan untuk mengetahui kisah hidup Ni Pollok.
Adapun beberapa narasumber tersebut seperti cucu Ni Pollok, I Made Astika, Maestro Tari, Ni Ketut Arini, Budayawan, I Made Bandem, dan Panglingsir Puri Agung Denpasar, Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama.
“Rentang pembuatan film sekitar 2 bulan yang kami mulai sejak awal bulan Agustus bersama Sutradara, Ida Bagus Hari Kayana dan tim yang ada dalam rangka pelestarian budaya,” tambah Agung Dharma saat ditemui di ruang kerjanya, Jalan Hayam Wuruk Nomor 69, Denpasar.
Untuk konten atau bahan yang ada dalam film dokumenter, kata Agung Dharma sumber itu dimiliki oleh Budayawan, I Made Bandem yang masih memiliki piringan hitam berupa tayangan hitam putih. Lalu untuk foto Ni Pollok didapatkan oleh para ahli waris dan juga foto yang dibawa oleh Ibu I Ketut Arini.
Saat ini film dokumenter Ni Pollok tidak diunggah pada kanal Youtube akun resmi Pemerintah Kota Denpasar, melainkan saat ini masih dalam tahap penyempurnaan dengan durasi yang lebih panjang.
“Kami akan kolaborasikan melalui usulan untuk Warisan Budaya Tak Benda. Jadi kami belum berani unggah di Youtube. Maka akan kami perkaya dulu khasanahnya agar sesuai dengan apa yang disyaratkan dalam pengusulan untuk Warisan Budaya Tak Benda,” paparnya.
Lebih lanjut, Agung Dharma menjelaskan alasan pembuatan film dokumenter ini karena pihaknya bertekad untuk membuat sebuah karya-karya yang lebih baik dalam rangka untuk melestarikan budaya sampai ke anak cucu berikutnya.
“Nanti akan kami simpan secara digital di dalam google drive agar ketika memang dibutuhkan setiap saat dan setiap waktu akan dengan mudah kami download di google drive,” pungkasnya. *ol3
Komentar