Buleleng Kembangkan Cabai Besar
SINGARAJA, NusaBali
Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Buleleng, terus mengembangkan cabai besar di Buleleng.
Program ini untuk memenuhi tingginya kebutuhan konsumsi cabai di masyarakat. Pada tahun 2022 ini, Buleleng mendapat bantuan program pengembangan cabai besar dengan total luas 40 hektare lahan dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat.
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Buleleng, I Gede Subudi mengatakan, program pengembangan pertanian dari Dinas Pertanian Provinsi Bali dilakukan di dua desa, yakni Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, dan Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada. Program ini sudah berjalan sejak bulan Mei lalu di lahan seluas 10 hektare di masing-masing desa.
Selain itu, pada November 2022 juga akan dilakukan pengembangan di Desa Gesing, Kecamatan Banjar, dan Desa Tambakan, Kecamatan Kubutambahan, dengan total sama dengan sebelumnya yakni, 20 hektare are. Pengembangan di dua desa tersebut merupakan program langsung dari Pemerintah Pusat.
"Untuk program Pemerintah Pusat ini, droping bibit sudah dilakukan sepanjang bulan Oktober dan akan mulai ditanam November mendatang. Kalau program dari Pemerintah Provinsi sudah ditanam secara berkala dari bulan Mei lalu. Ada yang sudah panen dan akan panen," kata Subudi, Senin (31/10).
Penanaman cabai besar dilakukan secara bertahap untuk menjaga ketersediaan cabai terjaga sepanjang tahun. Ia menyebutkan, kebutuhan cabai di Buleleng terbilang cukup tinggi. Dari data, kebutuhan cabai besar di Buleleng mencapai 687 kuintal per bulan. Dengan kebutuhan per kapitanya 1,2 perkilogram per tahun dengan jumlah penduduk 687 ribu jiwa.
Subudi menambahkan, saat ini produksi cabai besar masih mencukupi untuk kebutuhan konsumsi untuk masyarakat di Buleleng. Hal ini, karena penanaman cabai besar tidak bergantung musim. Selain itu, cabai besar bisa dipanen 6 sampai 8 kali, dengan rata-rata hasil produksi 6 hingga 8 ton per hektare.
"Berbeda dengan cabe rawit, pada bulan tertentu mendatangkan dari Jawa. Pada waktu tertentu juga bisa sebaliknya kita yang kirim," ucapnya.
Progr pengembangan cabai besar ini juga dinilai bagus sebagai komoditi yang dijual ke luar daerah. Terlebih, kualitas cabai besar produksi Buleleng disebut memiliki kualitas bagus dengan ukuran yang dan bentuk yang lebih besar dan berwarna mengkilap.
"Misalnya cabai besar hasil produksi di Desa Tambakan 70 persen dibawa ke Kota Denpasar, karena secara kualitas salah satu yang terbaik di Bali, dengan ukuran dan bentuk, mengkilap. Itu bisa dijual lebih mahal. Apalagi di kota butuh kualitas lebih bagus, lebih dekat, dengan harga jual tinggi," ujarnya. *mz
1
Komentar